Tingkat Kerusakan Mekanis Buah Nanas

30 Tabel 11. Nilai total padatan terlarut rata-rata o Brix buah nanas pada berbagai jenis kemasan dan waktu simulasi Jenis kemasan Waktu Simulasi 54 menit 104 menit H+1 H+4 H+1 H+4 Peti Kayu 15.44 14.74 16.18 15.08 Karung Plastik 15.20 14.86 15.61 15.08 Hasil uji lanjut pada Lampiran 23, menghasilkan nilai P-value perlakuan alpha 5, maka dapat disimpulkan bahwa perlakuan jenis kemasan tidak berpengaruh terhadap penurunan kadar gula. Nilai P-value waktu 5, maka dapat disimpulkan waktu simulasi getar tidak berpengaruh terhadap penurunan kadar gula. Interaksi antara perlakuan jenis kemasan dan waktu simulasi tidak nyata, sehingga dapat disimpulkan tidak ada interaksi antara perlakuan jenis kemasan dan waktu simulasi getar. Gambar 17. Total padatan terlarut buah nanas pada berbagai jenis kemasan dan waktu simulasi

4.7 Tingkat Kerusakan Mekanis Buah Nanas

Sesudah simulasi transportasi dilakukan, diamati kerusakan mekanis yang terjadi pada buah nanas. Pengukuran tingkat kerusakan mekanis buah nanas dilakukan secara manual. Goncangan dan getaran yang terjadi selama simulasi transportasi menyebabkan pergerakan dan gesekan antar buah nanas. Pergerakan dan gesekan inilah yang menyebabkan kerusakan mekanis pada buah nanas. Kerusakan mekanis pada buah nanas yang diamati berupa luka memar. Luka gores sulit untuk dideteksi karena tekstur kulit buah nanas yang memiliki mata. Pengamatan terhadap luka memar pada 31 buah nanas dilakukan dengan uji visual pada buah nanas. Kerusakan mekanis ditandai dengan terdapatnya memar pada buah dan perubahan warna serta penurunan kekerasan pada buah nanas. Kerusakan mekanis ini menyebabkan penurunan pada daya buah nanas untuk bertahan dalam keadaan segar. Data rata-rata kerusakan buah nanas berupa luka memar pada berbagai jenis kemasan dan waktu simulasi dapat dilihat pada Tabel 12. Berdasarkan persentase tersebut, diketahui bahwa kemasan peti kayu memiliki persentase luka memar terbesar. Hal ini terjadi pada kedua waktu perlakuan simulasi, yaitu 104 menit dan 54 menit. Persentase kerusakan mekanis buah nanas dengan kemasan peti kayu untuk waktu simulasi 104 menit, yaitu sebesar 58.56. Lampiran 17 menunjukkan persentase kerusakan mekanis buah nanas pada berbagai kemasan dan waktu simulasi. Tabel 12. Persentase kerusakan mekanis berupa luka memar buah nanas setelah simulasi transportasi Kemasan 54 menit 104 menit Peti Kayu 27.89 58.56 karung Plastik 8.06 35.39 Dari hasil uji secara visual terhadap luka memar pada buah nanas, kerusakan yang terjadi umumnya terletak pada bagian dasar buah nanas. Gambar 18 adalah contoh luka memar yang ditemukan pada kulit buah nanas pada hari keempat. Data pada Tabel 12 menunjukkan bahwa semakin lama guncangan terjadi maka persentase kerusakan buah nanas yang terjadi juga semakin besar. Dalam hal ini, setara dengan jarak transportasi buah nanas dari petani nanas sampai ke tujuan. a b Gambar 18. Luka memar pada buah nanas pada kemasan peti kayu untuk simulasi selama 54 menit a luka memar buah nanas dalam keadaan utuh, b luka memar daging buah nanas dalam keadaan dibelah menjadi dua bagian. Gambar 19 menunjukkan persentase kerusakan buah nanas untuk kemasan karung plastik dan peti kayu pada berbagai waktu simulasi transportasi. Persentase kerusakan terendah terjadi pada buah nanas dengan kemasan karung plastik, lama simulasi getar 54 menit dan 104 menit yaitu 8.06 dan 35.39. Kerusakan buah nanas yang terjadi pada kemasan karung plastik selama simulasi transportasi disebabkan oleh gesekan yang terjadi antar buah nanas. Bila dibandingkan dengan kemasan peti kayu, kemasan karung plastik lebih baik melindungi buah nanas selama simulasi transportasi. Hal ini disebabkan permukaan karung plastik yang lebih halus dan fleksibel dibandingkan peti kayu. Pantastico 1989 mengatakan wadah-wadah yang dipakai pada kegiatan distribusi haruslah cukup untuk menahan penumpukan, dampak pemuatan dan pembongkaran tanpa menimbulkan kememaran pada barang-barang yang lunak. Semakin tinggi kerusakan mekanis pada produk pertanian maka secara ekonomis akan mengalami kerugian. Karena jumlah produk pertanian yang 32 dibuang atau rusak akan semakin banyak. Foto sampel buah nanas yang mengalami kerusakan mekanis pasca simulasi transportasi 54 menit dan 104 menit dapat dilihat pada Lampiran 25 sampai Lampiran 36. Hasil analisa ragam dilakukan Lampiran 24 menunjukkan nilai P-value perlakuan alpha 5, maka dapat disimpulkan bahwa perlakuan jenis kemasan berpengaruh terhadap respon luka memar buah. Nilai P-value waktu simulasi transportasi alpha 5 menunjukkan waktu simulasi getar berpengaruh terhadap respon luka memar buah. Interaksi antara perlakuan jenis kemasan dan waktu simulasi getar tidak nyata, sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat interaksi antara perlakuan jenis kemasan dan waktu simulasi transportasi. Gambar 19. Persentase kerusakan mekanis buah nanas 4 hari pasca simulasi transportasi

V. KESIMPULAN DAN SARAN