Total Padatan Terlarut Buah Nanas

29 yang dikemas dengan karung plastik. Akibatnya nilai kekerasan buah nanas dengan kemasan peti kayu yang diperoleh lebih kecil. Berdasarkan penjelasan dan nilai rata-rata kekerasan yang disajikan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa karung plastik lebih baik digunakan untuk kemasan buah nanas. Hal ini disebabkan oleh permukaan karung plastik yang halus dan penyusunan buah yang kokoh dalam karung plastik sehingga dapat meredam gesekan yang diterima buah nanas dari kemasan. Dari hasil uji ragam dan Duncan yang dapat dilihat pada Lampiran 22 menunjukkan nilai P- value dari perlakuan alpha 5, maka dapat disimpulkan bahwa perlakuan jenis kemasan tidak berpengaruh terhadap respon kekerasan buah. Nilai P-value waktu alpha 5, maka dapat disimpulkan lama simulasi getar berpengaruh nyata terhadap respon kekerasan buah pada taraf nyata 5. Interaksi antara perlakuan jenis kemasan dan lama simulasi getar tidak nyata sehingga dapat disimpulkan tidak ada interaksi antara perlakuan jenis kemasan dan lama simulasi getar.

4.6 Total Padatan Terlarut Buah Nanas

Tingkat-tingkat perkembangan buah berdasarkan perubahan-perubahan biokimia yang dapat dibedakan dengan jelas, diurutkan sebagai stadium pramasak, masak dan ranum Pantastico 1989. Kebanyakan zat yang dikandung misalnya zat pati, gula total, dan gula-gula non-preduksi menurut kecenderungan pada tingkat pramasak. Pada saat buahnya mencapai tingkat awal kemasakan, kandungan gula totalnya bertambah, gula-gula non-preduksi berkurang, sedangkan kandungan zat patinya tetap Pantastico 1989. Dalam fase akhir kemasakan, sukrosa dan gula total sedikit banyak tetap. Buah menyimpan karbohidrat sebagai persediaan energi. Proses pematangan dan pembusukan akan menyebabkan kandungan karbohidrat dan gula berubah. Menurut Sjaifullah 1996, total padatan terlarut pada suatu bahan menunjukkan kandungan gula yang terdapat pada bahan tersebut. Penurunan total padatan terlarut pada buah nanas menunjukkan penurunan mutu buah nanas. Kerusakan pada jaringan kulit buah akan menyebabkan proses respirasi berlangsung lebih cepat yang diiringi dengan berkurangnya kadar gula pada buah nanas. Pada saat respirasi terjadi pemecahan oksidatif bahan-bahan yang kompleks, diantaranya karbohidrat, lemak dan protein. Apabila buah nanas sudah mencapai pada akhir kemasakan, maka kandungan total gulanya kurang lebih akan tetap dan akan berkurang ketika nanas mengalami kerusakan pada jaringan kulit dan daging buahnya. Gambar 17 di bawah menunjukkan penurunan kadar gula pada buah nanas setelah simulasi transportasi. Kadar gula paling rendah yang ditandai dengan total padatan terlarut terendah dimiliki oleh buah nanas kemasan peti kayu untuk tiap waktu simulasi transportasi. Masing-masing pada simulasi 54 menit dan 104 menit sebesar 14.74 o Brix dan 15.08 o Brix. Nilai rata-rata total padatan terlarut buah nanas dengan kemasan peti kayu berkisar antara 14.68 o Brix -15.10 o Brix. Sedangkan nilai rata-rata total padatan terlarut buah nanas dengan kemasan karung plastik berkisar antara 14.18 o Brix-15.70 o Brix. Data hasil pengukuran total padatan terlarut buah nanas kemasan karung plastik dan peti kayu dapat dilihat pada Lampiran 15 dan Lampiran 16. Menurut Satuhu 1993 buah nanas dikatakan matang apabila kandungan total padatan terlarut sekitar 10.8-17.5 o Brix dan biasanya dipanen sekitar 12 o Brix. Hal ini menunjukkan bahwa kadar gula yang terkandung pada buah nanas pasca simulasi transportasi digolongkan pada tahap buah matang. Pada peti kayu terdapat celah yang cukup besar, metabolisme nanas dapat dipengaruhi oleh suhu ruang, reaksi kimia lebih cepat terjadi dengan suhu yang lebih tinggi. Sehingga buah nanas lebih cepat mengalami penurunan total padatan terlarut. Hal ini berbanding lurus dengan kadar gula buah nanas. Tabel 11 menyajikan nilai total padatan terlarut rata-rata buah nanas untuk simulasi transportasi 54 menit dan 104 menit. 30 Tabel 11. Nilai total padatan terlarut rata-rata o Brix buah nanas pada berbagai jenis kemasan dan waktu simulasi Jenis kemasan Waktu Simulasi 54 menit 104 menit H+1 H+4 H+1 H+4 Peti Kayu 15.44 14.74 16.18 15.08 Karung Plastik 15.20 14.86 15.61 15.08 Hasil uji lanjut pada Lampiran 23, menghasilkan nilai P-value perlakuan alpha 5, maka dapat disimpulkan bahwa perlakuan jenis kemasan tidak berpengaruh terhadap penurunan kadar gula. Nilai P-value waktu 5, maka dapat disimpulkan waktu simulasi getar tidak berpengaruh terhadap penurunan kadar gula. Interaksi antara perlakuan jenis kemasan dan waktu simulasi tidak nyata, sehingga dapat disimpulkan tidak ada interaksi antara perlakuan jenis kemasan dan waktu simulasi getar. Gambar 17. Total padatan terlarut buah nanas pada berbagai jenis kemasan dan waktu simulasi

4.7 Tingkat Kerusakan Mekanis Buah Nanas