2.2 Penelitian Terdahulu
Rahmalaila 2004 dalam studinya “Pengelompokan KabupatenKota di
Provinsi Sulawesi Selatan Berdasarkan Faktor Ekonomi, Manusia dan Lingkungan Tahun 2002
”, dengan analisis cluster dan diskriminan, membagi kabupatenkota di Sulawesi Selatan menjadi tiga kelompok. Kelompok 1 merupakan kabupatenkota
dengan karakteristik faktor ekonomi, manusia dan lingkungan tinggi yang beranggotakan 1 kota, kelompok 2 kabupatenkota dengan faktor ekonomi, manusia
dan lingkungan sedang berjumlah 19 kabupatenkota dan kelompok 3 yang berkarakteristik faktor ekonomi dan manusia sedang, serta faktor lingkungan tinggi
dengan jumlah anggota 4 kabupatenkota. Qomariah
2006 dalam penelitiannya yang berjudul “Studi Klasifikasi Kabupaten Dan Kota Di Jawa Timur Berdasarkan Variabel-Variabel Sosial Ekonomi
Dengan Pendekatan Analisis Diskriminan Dan Regresi Logistik ” dengan
memanfaatkan data hasil survei sosial ekonomi nasional SUSENAS 2004 Provinsi Jawa Timur, menghasilkan dua kelompok kabupatenkota, kelompok pertama terdiri
atas 24 Kabupaten yang selanjutnya dikategorikan sebagai daerah dengan tingkat sosial ekonomi rendah. Kelompok kedua terdiri dari 5 Kabupaten dan 9 Kota yang
selanjutnya dikategorikan sebagai daerah dengan tingkat sosial ekonomi tinggi. Analisis serupa juga dilakukan oleh Hasibuan 2007 dengan judul
“Pengelompokan dan Pengurutan Ibukota Provinsi di Indonesia Berdasarkan Kualitas Lingkungan Hidup Tahun 2005”. Dengan metode analisis deskriptif, analisis
komponen utama, analisis faktor, analisis cluster dan penghitungan indeks kualitas
lingkungan hidup, penelitian ini menghasilkan tiga kelompok daerah, yaitu daerah dengan kualitas lingkungan baik, daerah dengan kualitas lingkungan sedang, dan
daerah dengan kualitas lingkungan buruk. Kota Jakarta merupakan daerah dengan kualitas lingkungan yang buruk. Sementara kota Bandar Lampung berpredikat
sebagai kota dengan kualitas lingkungan terbaik. Penelitian
Arianti 2009 yang mengambil judul “Pengelompokan Kecamatan Di Kabupaten Probolinggo Berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia Dengan
Cluster Analysis ” membagi kecamatan-kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten
Probolinggo Jawa Timur menjadi 4 kelompok. Kelompok 1 yang beranggotakan 8 kecamatan, memiliki ciri nilai IPM tinggi. Kelompok 2 dengan karakteristik nilai
IPM rendah beranggotakan 4 kecamatan. Kelompok 3 yang beranggotakan 5 kecamatan, merupakan kelompok dengan tingkat pencapaian IPM paling rendah
dibanding kelompok lain. Sementara kecamatan-kecamatan yang memiliki nilai IPM tertinggi bergabung ke dalam kelompok 4 dengan jumlah anggota 7 kecamatan.
Sementara itu,
Setiawan 2010
dalam penelitiannya
“Analisis Pengelompokan KabupatenKotamadya Berdasarkan Indikator Partisipasi Perempuan
Provinsi Jawa Timur ”, dengan analisis cluster membagi kabupatenkota di Jawa
Timur menjadi 3 kelompok. Kelompok 1 dengan ciri tingkat pendidikan dan partisipasi angkatan kerja perempuan sedang, memiliki anggota 15 kabupatenkota.
Kelompok 2 dengan jumlah anggota 14 kabupatenkota, merupakan kelompok yang bercirikan tingkat pendidikan perempuan rendah dan angka partisipasi perempuan
tinggi. Sedangkan ciri tingkat pendidikan dan angka partisipasi perempuan tinggi,
dimiliki oleh kelompok 3 dengan jumlah anggota 9 kabupatenkota. Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini memasukkan
variabel prasarana sebagai tambahan instrumen analisis. Di samping itu, di dalam penelitian ini juga membentuk lima kelompok kabupatenkota dengan tujuan agar
karakteristik kelompok yang terbentuk lebih spesifik.
2.3 Kerangka Pemikiran