secara keseluruhan. Keduanya harus ditempatkan sejajar, yakni sebagai unsur atau elemen unggulan yang sangat penting, dinamis, dan bahkan sangat menentukan
dalam strategi-strategi pembangunan secara keseluruhan. Tanpa pembangunan daerah perdesaan yang bersifat integratif integrated rural development,
pertumbuhan industri tidak akan berjalan lancar, dan kalaupun dapat berjalan, pertumbuhan industri tersebut akan menciptakan berbagai ketimpangan internal
yang sangat parah dalam perekonomian bersangkutan. Pada gilirannya, segenap ketimpangan
tersebut akan
memperparah masalah-masalah
kemiskinan, ketimpangan pendapatan, serta pengangguran Todaro dan Smith, 2006.
Selanjutnya dalam Ilmu Ekonomi Bagi Negara Sedang Berkembang, Todaro 1985 mengungkapkan bahwa program pembangunan perdesaan harus
menitikberatkan pada pembangunan di sektor-sektor yang dapat meningkatkan pendapatan, baik dibidang pertanian maupun diluar pertanian, dibidang-bidang
usaha yang dapat menampung tenaga kerja, pelayanan kesehatan, perbaikan di bidang pendidikan, serta pembangunan prasarana. Berdasarkan PP No. 129 Tahun
2000 tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan dan Penggabungan Daerah, pembangunan prasarana yang dapat mencerminkan potensi
daerah adalah mencakup lembaga keuangan, prasarana pendidikan, kesehatan, transportasi, dan komunikasi.
2.1.3 Peubah Pembangunan
Dalam menilai keberhasilan kinerja pembangunan, diperlukan suatu ukuran atau sering disebut indikator. Indikator ini dapat menggambarkan kondisi maupun
hasil pembangunan yang sebelumnya bersifat abstrak. Jadi indikator merupakan komponen penjelas bagi peubah variabel.
Penentuan peubah kinerja pembangunan daerah dalam penelitian ini mengacu pada indikator berdasarkan PP No. 129 Tahun 2000 tentang Persyaratan
Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan dan Penggabungan Daerah dan Usulan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah hasil penelitian Bappenas
yang bekerja sama dengan UNDP dalam Laporan Studi Pengembangan Indikator Pembangunan Daerah dengan beberapa penyesuaian serta pendekatan karena
adanya keterbatasan data dan kemiripan informasi dari beberapa indikator. Indikator-indikator untuk menilai kinerja pembangunan daerah adalah sebagai
berikut: A. Indikator untuk menilai Kinerja Pembangunan Ekonomi:
1. Pertumbuhan ekonomi 2. PDRB perkapita
3. Pendapatan Asli Daerah 4. Kontribusi sektor sekunder terhadap PDRB kabupatenkota
5. Kontribusi sektor tersier terhadap PDRB kabupatenkota 6. Persentase PDRB kabupatenkota terhadap PDRB Provinsi
7. Nilai investasi Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN 8. Nilai Investasi Penanaman Modal Asing PMA
B. Indikator untuk menilai Kinerja Pembangunan Sumberdaya Manusia: 1. Jumlah penduduk
2. Angka Harapan Hidup AHH 3. Angka Kematian Bayi AKB
4. Angka Melek Huruf AMH 5. Rata-rata Lama Sekolah
6. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK 7. Pengeluaran Perkapita
8. Persentase Tingkat Kemiskinan C. Indikator untuk menilai Kinerja Pembangunan Prasarana:
1. Persentase desa dengan jalan aspal 2. Persentase desa dengan jalan yang dapat dilalui kendaraan roda empat
3. Persentase desa terdapat bangunan SD 4. Persentase desa terdapat jaringan telepon seluler
5. Persentase desa terlayani internet 6. Persentase desa terdapat jaringan listrik PLN
7. Persentase desa terdapat pasar 8. Persentase desa terdapat puskesmas pembantu
9. Persentase desa terdapat tenaga kesehatan dokter yang tinggal di desa 10. Persentase desa terdapat prasarana sanitasi jamban sendiri
11. Persentase desa yang terlayani PDAM Definisi indikator yang digunakan dalam penelitian ini berdasar pada
konsep dan definisi yang digunakan dalam berbagai publikasi BPS, yaitu:
1. Pertumbuhan ekonomi: pertumbuhan nilai PDRB atas dasar harga konstan
dari suatu periode terhadap periode sebelumnya 2.
PDRB perkapita: nilai PDRB atas dasar harga berlaku dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun
3. Pendapatan Asli Daerah: penerimaan suatu daerah yang bersumber dari
daerah itu sendiri, seperti pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan yang dimiliki daerah maupun hasil pengelolaan kekayaan daerah
4. Persentase sektor sekunder terhadap PDRB: peran sektor sekunder terhadap
pembentukan PDRB kabupatenkota 5.
Persentase sektor tersier terhadap PDRB: peran sektor tersier terhadap pembentukan PDRB kabupatenkota
6. Persentase PDRB kabupatenkota terhadap PDRB Provinsi: peran PDRB
kabupatenkota terhadap PDRB Provinsi atas dasar harga berlaku 7.
Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN: nilai penanaman modal yang dilakukan oleh pengusaha domestik
8. Investasi Penanaman Modal Asing PMA: nilai penanaman modal yang
dilakukan oleh pengusaha asing 9.
Jumlah penduduk: adalah semua orang yang berdomisili di suatu daerah selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomosili kurang
dari enam bulan tetapi bertujuan untuk menetap 10.
Angka Harapan Hidup AHH: menggambarkan rata-rata lamanya tahun hidup yang dijalani oleh penduduk dalam suatu wilayah dan tingkat
kesehatan serta keadaan gizi dari penduduk pada daerah tersebut
11. Angka Kematian Bayi AKB: jumlah anak yang dilahirkan pada tahun
tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1000 kelahiran hidup
12. Angka Melek Huruf AMH: banyaknya penduduk suatu wilayah yang
dapat membaca dan menulis dari setiap 100 penduduk di wilayah tertentu 13.
Rata-rata Lama Sekolah: rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan
formal yang pernah dijalani 14.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK: banyaknya penduduk usia 10 tahun ke atas yang termasuk angkatan kerja bekerja dan mencari
pekerjaan dari setiap 100 penduduk usia 10 tahun ke atas di wilayah tertentu
15. Pengeluaran perkapita: pengeluaran riil perkapita yang telah disesuaikan
untuk menggambarkan daya beli masyarakat 16.
Persentase penduduk miskin: perbandingan jumlah penduduk miskin dengan total penduduk di suatu wilayah
17. Jalan aspal: jenis permukaan jalan terluas dengan menggunakan aspal
18. Jalan dilalui roda empat: jalan yang bisa dilalui kendaraan roda empat atau
lebih sepanjang tahun 19.
Desa terdapat bangunan SD: adalah desa yang terdapat bangunan sekolah dasar
20. Desa terdapat jaringan telepon seluler: adalah desa yang sudah terlayani
jaringan telepon seluler dengan sinyal kuat 21.
Desa terlayani jaringan internet: adalah desa yang sudah terdapat jaringan dan pelayanan internet
22. Desa terlayani listrik PLN: adalah desa yang sebagian besar keluarganya
berlangganan listrik secara resmi dari PLN 23.
Pasar: tempat transaksi barangjasa antara penjual dan pembeli dengan lokasi bangunan tetap
24. Puskesmas pembantu: unit pelayanan kesehatan masyarakat yang membantu
kegiatan puskesmas di sebagian wilayah kerja puskesmas dan Polindes Pondok Bersalin Desa
25. Desa terdapat tenaga kesehatan: adalah desa yang terdapat tenaga kesehatan
dokter yang tinggal dan memberikan pelayanan di desa 26.
Sarana sanitasi: adalah sarana buang air besar sehat berupa jamban sendiri yang dimiliki oleh suatu keluarga dalam perdesaan.
27. PDAM: perusahaan yang menyalurkan air minum yang telah mengalami
proses penjernihan. Kemudian dengan menggunakan ketiga kriteria kinerja pembangunan daerah
tersebut, kabupatenkota di Provinsi Jawa Timur dikelompokkan berdasarkan kemiripan karakteristik serta pencapaian pembangunan ekonomi, sumberdaya
manusia dan prasarana.
2.2 Penelitian Terdahulu