BAB II PENGATURAN HUKUM INTERNASIONAL TENTANG TRAFFICKING
TERHADAP ANAK
A. Pengertian Anak
Terdapat beraneka ragam pendapat mengenai pengertian anak dan pada umur beberapa seorang anak itu dikategorikan sebagai anak-anak.
Menurut Convention on the right of the child Konvensi Hak Anak pada tanggal 20 November Tahun 1989 yang telah diratifikasikan oleh indonesia,
disebutkan dalam pasal 1 pengertian anak ialah “Semua orang yang dibawah 18 tahun kecuali undang-undang menetapkan
kedewasaan dicapai lebih awal” Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002
tentang perlindungan anak Pasal 1 menyatakan anak adalah seseorang yang belum berusia 18 delapan belas tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1997 tentang peradilan anak Pasal 1 menyatakan anak adalah orang yang telah
mencapai umur 8 delapan tahun, belum mencapai 18 delapan belas tahun dan belum kawin.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979, LN 1979-32 tentang kesejahteraan anak Pasal 1 menyatakan anak adalah seseorang
yang belum mencapai umur 21 dua puluh satu tahun dan belum kawin.
Universitas Sumatera Utara
Menurut pendapat Irma Soemitro, ditegaskan pengaturan dengan dikeluarkan UU No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak yang berarti
makna anak pengertian tentang anak yaitu seorang anak harus memperoleh hak- hak yang kemudian hak-hak tersebut dapat menjamin pertumbuhan dan
perkembangan dengan wajar baik secara rahasia, jasmani, maupun sosial. Atau anak juga berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan
kehidupan sosial.
8
D Indonesia, dapat ditemukan perbedaan pendapat mengenai orang yang dikategorikan sebagai anak seperti :
1. Menurut hukum adat, anak tersebut sering dikatakan minderjarig heid di
bawah umur, yaitu apabila seseorang berada dalam keadaan dikuasai oleh orang lain yaitu jika dikuasai oleh orang tuanya, maka dia dikuasai oleh
walinya voogdnya. 2.
Menurut fiqh Islam, seseorang dikatakan dewasa dengan salah satu tanda sebagai berikut :
9
a. Cukup berumur 15 tahun;
b. Keluar mani;
c. Mimpi bersetubuh;
d. Mulai keluar haid bagi perempuan.
Pengertian-pengertian tersebut di atas menekankan bahwa selama seseorang yang masih dikategorikan anak-anak, seharusnya masih dalam tanggung jawab
8
Irma Setyowati Soemitro, Aspeh Hukum Perlindungan Anak, Bumi Aksara, 1990, hal 16
9
Sulaiman Rasyid, 1998, Hal 75
Universitas Sumatera Utara
orang tua wali maupun negara tempat si anak tersebut menjadi warga negara tetap.
Pada pasal 330 Undang-undang Hukum perdata menyatakan bahwa : “Belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai umur genap dua puluh satu
tahun dan tidak lebih dahulu kawin” Apabila perkawinan itu dibubarkan sebelum umur mereka genap dua
puluh satu tahun maka mereka tidak kembali lagi dalam kedudukan belum dewasa, mereka yang belum dewasa dan tidak berada di bawah kekuasaan orang
tua, berada di bawah perwalian atas dasar dan dengan cara sebagaimana diatur dalam bagian ketiga, keempat, kelima, dan keenam dalam bab ini.
Sedangkan dewasa dan belum dewasa menurut Romli Atmasasmita
10
adalah selama di tubuhnya berjalan proses pertumbuhan dan perkembangan, maka orang itu masih menjadi anak dan baru menjadi dewasa bila proses perkembangan
dan pertumbuhan itu selesai, jadi batas umur, anak-anak adalah sama dengan permulaan menjadi dewasa, yaitu 18 tahun untuk wanita dan 20 tahun untuk laki-
laki, seperti halnya di Amerika, Yugoslavia, dan negara-negara barat lainnya.
Anak Menurut Konvensi Hak Anak
Perhatian dunia terhadap nasib anak, sesungguhnya dimulai sejak tahun 1924, ketika nasib anak-anak yang dijadikan budak atau anak-anak dari budak-
budak yang mempunyai nasib sangat buruk. Oleh karena itu, pada tahun 1924
10
Romli Atmasasmita, 1986, Hal 34
Universitas Sumatera Utara
Liga Bangsa-Bangsa telah mengesahkan Deklarasi Hak Anak yang diusahakan oleh International Union for the Save Children.
Dalam tahun yang sama lahir Universal Declaration of Human Rights yang meyakinkan bahwa “Semua orang dilahirkan bebas dan sama dalam
keluhuran diri dan hak-hak”, diterima 7 butir pokok Deklarasi tahun 1924, pengakuan bahwa manusia berutang budi pada anak untuk sesuatu yang terbaik
yang dapat diberikan kepada mereka, serta menerima hal tersebut merupakan tanggung jawab dalam memenuhi kewajibannya secara terhormat.
11
Berkaitan dengan perkembangan perlindungan hak-hak asasi manusia, hak-hak anak menjadi perhatian dan seterusnya diakui bahwa hak anak adalah hak
asasi manusia. Konvensi Hak-Hak anak Convention on the Rights of the Child
dideklarasikan dalam Sidang Umum PBB 26 Januari 1990, pemerintah Indonesia telah mengesahkannya dalam Keppes No. 36 Tahun 1990 yang menetapkan
bahwa “ Semua anak tanpa pengecualian apapun memiliki hak yang tercantum dalam deklarasi, tanpa perbedaan atau diskriminasi atau dasar ras, warna kulit,
jenis kelamin, bangsa, agama, paham politik lainnya, asal kebangsaan atau asal sosial, kekayaan, kelahiran, dan status dari dirinya sendiri atau dari keluarganya”.
Oleh karena itu, Indonesia telah meratifikasi konvensi hak anak, maka Indonesia terikat secara hukum untuk melaksanakan ketentuan yang termaktub di
dalam Konvensi Hak Anak. Dalam substansi atau materi Konvensi Hak Anak atau
11
Dalam mukadimah konvensi anak-anak PBB
Universitas Sumatera Utara
materi Konvensi Hak Anak dideskripsikan secara detail, menyeluruh, dan maju apa saja yang menjadi hak anak.
Konvensi Hak Anak melingkupi segenap hak yang secara tradisional melekat atau dimiliki anak sebagai manusia dan hak-hak anak sebagai hak anak
yang memerlukan perlakuan dan perlindungan khusus. Konvensi Hak Anak terdiri dari 54 pasal yang berdasar materi hukumnya yang mengatur mengenai hak-hak
anak dan mekanisme implementasi hak anak oleh negara peserta yang meratifikasi Konvensi Hak Anak.
Materi hukum hak-hak anak dalam Konvensi Hak Anak tersebut dapat di kelompokkan dalam 4 empat kategori hak-hak anak, yaitu :
1. Hak terhadap kelangsungan hidup survival right yaitu hak-hak anak dalam
melestarikan dan mempertahankan hidup the right of life dan hak untuk memperoleh standar kesehatan yang tertinggi dan perawatan yang sebaik-
baiknya. 2.
Hak terhadap perlindungan protection right yaitu hak-hak anak dalam Konvensi Hak Anak yang meliputi hak perlindungan dari diskriminasi, tindak
kekerasan, dan keterlantaran bagi anak yang telah mempunyai keluarga dan bagi anak-anak pengungsi.
3. Hak untuk tumbuh kembang development rights yaitu hak-hak anak dalam
Konvensi Hak Anak yang meliputi segala bentuk pendidikan formal dan non formal dan hak untuk mencapai standar hidup yang layak bagi perkembangan
fisik, mental, spiritual, moral, dan fisik anak.
Universitas Sumatera Utara
4. Hak untuk berpartisipasi participation right yaitu hak-hak anak dalam
Konvensi Hak Anak yang meliputi hak anak untuk menyatakan segala pendapat dalam segala hak yang mempengaruhi anak.
Konvensi hak-hak anak ini memiliki cara pandang yang berbeda dibandingkan dengan instrumen-instrumen sebelumnya. Perbedaan itu terutama
nampak dari cara melihatnya dan memperlakukan anak, bukan semata-mata sebagai pihak yang ditempatkan secara paradoksal dengan orang dewasa,
melainkan ia diperlakukan sebagai satu insan yang penuh dengan segala hak-hak yang secara inheren melekat pada diri anak.
Pasal 2 Undang-Undang Kesejahteraan Anak No. 4 Tahun 1979, dirumuskan hak-hak anak sebagai berikut :
1. Anak berhak atas kesejahteraan, keperawatan, asuhan, dan bimbingan
berdasarkan kasih sayang, baik di dalam keluarga maupun di dalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar.
2. Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan kemampuan dan
kehidupan sosialnya, sesuai dengan kepribadian bangsa untuk menjadi warga negara yang baik.
3. Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan, baik secara semasa dalam
kandungan maupun sesudah dilahirkan. 4.
Anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan yang
wajar.
Universitas Sumatera Utara
Dalam Penjelasan Umum Undang-Undang Kesejahteraan Anak No. 4 Tahun 1979, dikatakan bahwa anak baik secara rohani, jasmani, maupun sosial
belum memiliki kemampuan untuk berdiri sendiri, maka menjadi kewajiban bagi generasi terdahulu untuk menjamin, memelihara, dan mengamankan kepentingan
ini selayaknya dilakukan oleh pihak-pihak yang mengasuhnya dibawah pengawasan dan bimbingan negara, dan bila perlu oleh negara sendiri. Karena
kewajiban inilah, maka yang bertanggung jawab atas asuhan anak wajib pula melindunginya dari gangguan-gangguan yang datang dari luar maupun dari anak
itu sendiri, sehingga secara kenegaraan, pemerintah menunjuk orang tua asuh lainnya.
Dalam penjelasan pasal 9 Undang-Undang Kesejahteraan Anak No. 4 Tahun 1979, disebutkan bahwa tanggung jawab otang tua atas kesejahteraan anak
mengandung kewajiban memelihara serta mendidik anak sedemikian rupa, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang menjadi orang yang cerdas, sehat,
berbakti kepada orang tua, berbudi luhur, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berkemauan serta berkemampuan untuk meneruskan cita-cita bangsa.
Pengertian perempuan menurut Perda Nomor 6 Tahun 2004 tentang Penghapusan Perdagangan Trafficking Perempuan dan Anak adalah orang yang
mempunyai alat kelamin perempuan, dapat mengalami menstruasi, hamil, melahirkan anak, menyusui, dan termasuk orang yang telah mendapat status
hukum sebagai perempuan.
Universitas Sumatera Utara
B. Sejarah Lahirnya Konvensi Hak Anak