Perjanjian Bilateral Mengenai Trafficking Terhadap Anak

negaranya masing-masing mengenai suatu masalah tertentu yang menyangkut kepentingan para pihak. 2. Perjanjian Internasional tertulis written agreement lebih banyak dilaksanakan dalam suatu hubungan internasional. Hal ini disebabkan karena perjanjian internasional mempunyai keunggulan seperti ketegasan, kejelasan, dan kepastian hukum bagi para pihak. Berikut berbagai macam perjanjian internasional tertulis, antara lain : a. Perjanjian Internasional yang berbentuk perjanjian antar Negara b. Perjanjian Internasional yang berbentuk perjanjian antar kepala Negara c. Perjanjian Internasional yang berbentuk perjanjian antar pemerintah d. Perjanjian Internasional dalam bentuk kepala Negara dan kepala pemerintahan.

B. Perjanjian Bilateral Mengenai Trafficking Terhadap Anak

Menurut Siswanto Sunarso, Mutual Legal Assitance yakni suatu perjanjian yang bertumpu pada permintaan bantuan yang berkaitan dengan penyelidikan, penyidikan, penuntutan, pemeriksaan di depan sidang pengadilan, dan lain-lain, dari Negara diminta dengan Negara Peminta. 27 Mutual Legal Assitance MLA atau perjanjian saling bantuan hukum adalah perjanjian antara dua Negara asing untuk tujuan informasi dan bertukar infromasi dalam upaya menegakkan hukum pidana. 28 27 Siswanto Sunarso, Ekstradisi dan Bantuan Timbal Balik dalam Masalah Pidana: Instrumen Penegakan Hukum Pidana Internasional , Rineka Cipta, Jakarta. 2009, hal 133 28 http:mekar-sinurat.blogspot.com Universitas Sumatera Utara Bantuan ini dapat berlangsung berupa memeriksa dan mengidentifikasi orang, tempat dan sesuatu, transfer kustodi, dan memberikan bantuan dengan immobilization dari alat-alat kegiatan kriminal. Bantuan mungkin ditolak oleh salah satu negara sesuai dengan perjanjian rincian untuk politik atau alasan keamanan,atau jika pelanggaran pidana dalam pertanyaan tidak dihukum sama di kedua negara. Beberapa perjanjian dapat mendorong bantuan dengan bantuan hukum bagi warga negara di negara-negara lain. Objek Mutual Legal Assitance antara lain, pengambilan dan pemberian barang bukti. Ini termasuk pernyataan, dokumen, catatan, identifikasi lokasi keberadaan seseorang, pelaksanaan permintaan untuk pencarian barang bukti dan penyitaan aset hasil kejahatan, mengusahakan persetujuan orang yang bersedia memberikan kesaksian atau membantu penyidikan di negara permintaan bantuan Mutual Legal Assitance . 29 Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2006 Tentang Timbal Balik Dalam Masalah Pidana, yang dimaksud bantuan timbal balik dalam masalah pidana adalah permintaan bantuan kepada negara asing berkenaan dengan penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan. 30 Fase “timbal balik” mengindikasikan bahwa bantuan hukum tersebut diberikan dengan harapan bahwa akan ada timbal balik bantuan dalam suatu kondisi tertentu, meskipun tidak selalu timbal balik tersebut menjadi prasyarat untuk pemberian bantuan. 31 29 Ibid 30 http:www.legalitas.org 31 http:www.cifor.cgiar.orgilea Universitas Sumatera Utara Sedangkan bentuk-bentuk dari bantuan dapat berupa : 1. Mengidentifikasi dan mencari orang; 2. Mendapatkan pernyataan atau bentuk lainnya; 3. Menunjukkan dokumen atau bentuk lainnya; 4. Mengupayakan kehadiran orang untuk memberikan keterangan atau membantu penyidikan; 5. Menyampaikan surat; 6. Melaksanakan permintaan penggeledahan dan penyitaan; 7. Perampasan hasil tindak pidana; 8. Memperoleh kembali sanksi denda berupa uang sehubungan dengan tindak pidana; 9. Melarang transaksi kekayaan, membekukan aset yang dilepaskan atau disita, atau yang mungkin diperlukan untuk memenuhi sanksi denda yang dikenakan, sehubungan dengan tindak pidana; 10. Mencari kekayaan yang dapat dilepaskan atau yang mungkin diperlukan untuk memenuhi sanksi denda yang dikenakan, sehubungan dengan tindak pidana danatau; 11. Bantuan lain sesuai dengan undang-undang ini Untuk mengambil bukti-bukti berupa aset yang berada di negara asing maka diperlukan kerjasama, tidak hanya dengan negara asing melalui bantuan hukum timbal balik, melainkan juga di dalam negara sendiri instansi terkait harus berkoordinasi dan bekerjasama. Menurut UU ini, kerjasama dan koordinasi di Universitas Sumatera Utara dalam negeri dilakukan oleh sebuah Central Authority sebagai wadah untuk meminta bantuan kepada negara asing atau sebaliknya. Tugas Central Authority untuk mendapatkan alat bukti dari negara asing maka diperlukan kerjasama di dalam negeri yang meliputi Departemen Luar Negeri Diplomatic Channel, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia HAM untu mengetahui aset-aset yang dapat disita oleh instansi-instansi yang berwenang di negara asing. Ketika suatu negara melayangkan permintaan ke negara lain dalam rangka pembekuan aset atau mendapatkan bukti untuk penuntutan atau perintah pembekuan dan penyitaan, maka surat formal permintaan bantuan hukum harus terlebih dahulu disiapkan yang berisi daftar pertanyaan atau tindakan yang akan dilakukan, dan lalu dikirimkan ke institusi berwenang ke negara tempat dimana permintaan diajukan. 32 Supaya bantuan hukum timbal balik tersebut dapat berjalan efektif dalam hal pembekuan, penyitaan, atau pengembalian aset, maka seyogyanya hal tersebut didasarkan Konvensi atau perjanjian internasional yang memungkinkan terjadinya bantuan hukum timbal balik. Untuk maksud ini, dorongan pada negara agar mengikatkan diri pada suatu perjanjian danatau melakukan perjanjian regional atau bilateral. 33 32 Ibid 33 Ibid Universitas Sumatera Utara

C. Protokol Mengenai Perdagangan Anak