negara yang telah meratifikasi konvensi ini berkewajiban untuk menuangkannya dalam peraturan undang-undangan dan melaksanakannya melalui program-
program aksi yang ditujukan untuk memberantas dan mencegah bentuk-bentuk terburuk perburuhan anak.
Indonesia sebagai negara hukum yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, sehingga sudah seharusnya setiap manusia baik dewasa
maupun anak-anak wajib dilindungi dari upaya-upaya mempekerjakannya pada pekerjaan-pekerjaan yang merendahkan harkat dan martabat manusia atau
pekerjaan yang tidak manusiawi.
Oleh karena itu penulis memilih judul dalam skripsi ini, “Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Korban Perdagangan Orang Menurut
Konvensi Hak Anak 1989 ”
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari uraian-uraian diatas yang telah dikemukakan pada pembahasan terdahulu maka adapun yang menjadi batasan pada permasalahan
dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana pengaturan perlindungan hukum terhadap perdagangan anak secara umum maupun khusus
2. Bagaimana kerjasama internasional dalam pencegahan perdagangan orang
terhadap anak 3.
Bagaimana perlindungan hukum menurut Konvensi Hak Anak bagi anak korban perdagangan orang
Universitas Sumatera Utara
C. Tujuan Penulisan dan Manfaat Masalah
Tujuan khusus penulisan ini adalah untuk memenuhi maka tujuan penulisaan ini adalah untuk ikut berpartisipasi memberikan sedikit kontribusi bagi
penegakan nilai-nilai hak asasi manusia dan penegakan norma-norma hukum, serta menegaskan betapa besarnya kesengsaraan dan kerugian yang paling banyak
diderita oleh anak-anak korban Trafficking. Selain itu, tujuan dan manfaat penulisan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaturan perlindungan hukum terhadap perdagangan
anak secara umum maupun khusus. 2.
Untuk mengetahui perlindungan hukum menurut Konvensi Hak Anak bagi anak korban perdagangan orang .
3. Untuk mengetahui upaya perlindungan yang diberikan oleh pemerintah
Indonesia terhadap anak sebagai korban perlindungan orang
D. Keaslian Penulisan
Berdasarkan penelusuran penulisan ini sendiri dengan pengetahuan penulis, bahwa permasalahan ini adanya ketertarikan penulisan terhadap
perlindungan hukum perdagangan orang terutama terhadap anak-anak, yang terjadi marak akhir-akhir ini. Skripsi tentang judul ini belum pernah dibuat oleh
mahasiswa Fakultas Hukum USU.
E. Tinjauan Kepustakaan
Untuk menghindarkan keraguan pada bab-bab selanjutnya maka terlebih dahulu akan ditegaskan pengertian judul diatas secara umum.
Universitas Sumatera Utara
Anak adalah setiap orang yang berusia dibawah 18 tahun kecuali undang- undang menetapkan bahwa kedewasaan dicapai lebih cepat.
4
Perdagangan orang adalah suatu perdagangan gelap oleh beberapa orang di lintas nasional dan perbatasan internasional, sebagaian besar berasal dari
negara-negara yang berkembang dengan perubahan ekonominya, dengan tujuan akhir memaksa wanita dan anak-anak perempuan bekerja di bidang seksual dan
penindasan ekonomis dan dalam keadaan eksploitasi untuk kepentingan agen, penyalur, dan sindikat kejahatan, sebagaimana kegiatan ilegal lainnya yang
berhubungan dengan perdagangan seperti pembantu rumah tangga, perkawinan palsu, pekerjaan gelap dan adopsi.
5
Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, berkembang dan berpartisipasi secara
optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
6
Judul ini pada prinsipnya akan membahas tentang sampai sejauh mana anak tersebut akan mendapatkan perlindungan yang berdasarkan pada Konvensi
Hak Anak Tahun 1989. Berdasarkan definisi tentang perdagangan anak tersebut, maka penulisan
tersebut hanya menelaah permasalahan yang berhubungan dengan perlindungan hukum terhadap anak sebagai korban Trafficking. Kemudian judul ini juga akan
4
Joni, Muhammad da Zulchaina Z. Tanamas, Aspek Perlindungan Anak, Bandung : Citra Aditya Bakti, 1999
5
Resolusi PBB No 49166
6
Undang-undang No 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, pasal 2
Universitas Sumatera Utara
mengetahui sampai sejauh mana perlindungan yang diberikan Konvensi Hak Anak 1989 terhadap anak yang menjadi perdagangan anak.
F. Metode Penulisan