dengan karakteristik responden yang lainnya. Pada tabulasi silang yang diolah dengan menggunkan SPSS dapat dilihat hubungan antar karakteristik dengan
melihat nilai chi-square. Bila nilai chi-square hitung lebih besar daripada chi- square tabel maka dapat di katakan tolak H
o
, dimana H
o
adalah tidak ada hubungan antara baris dan kolom. Selain hubungan karakteristik antara baris dan kolom dapat
dilihat melalui nilai Asymp. Sig. 2-sided dimana bila nilai chi-square test menampilkan hasil kurang dari 0,05 maka asumsi ditolak yang artinya ada
hubungan antara baris dan kolom. Pengolahan tabulasi silang pada penelitian ini hanya dilakukan pada beberapa
karakteristik konsumen yang dianggap mempengaruhi penetapan strategi perusahaan untuk ke depannya.
4.4.1. Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin dan Waktu Minum Teh Dalam Kemasan
Tabulasi silang antara jenis kelamin dengan waktu minum teh dalam kemasan menunjukan bahwa didapat nilai chi-square sebesar 0,02 yang
berarti bahwa jenis kelamin ada hubungan dengan waktu minum teh dalam kemasan. Mayoritas responden wanita membeli teh dalam kemasan saat
siang hari hal ini mengindikasikan bahwa wanita lebih cenderung cepat haus pada saat siang hari. Sementara responden berjenis kelamin pria mayoritas
menjawab tidak tentu dalam meminum teh dalam kemasan. Hal ini mengindikasikan bahwa pria lebih fleksibel pada waktu meminum teh
dalam kemasan. Sehingga mereka tidak memiliki waktu khusus untuk meminum teh dalam kemasan. Secara lengkap hasil tabulasi silang antara
jenis kelamin dan waktu minum teh dalam kemasan dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Tabulasi silang antara jenis kelamin dan waktu minum teh dalam kemasan
Jenis Kelamin
Waktu Minum Total
Pagi Hari
Siang Hari
Sore Hari Malam Hari
Tidak Tentu Pria
14 1
1 22
38
Wanita
1
43
1 1
16 62
Total 1
57 2
2 38
100
4.4.2. Tabulasi Silang antara Alasan Konsumsi dan Seberapa Sering Mengkonsumsi Teh Dalam Kemasan
Tabulasi silang antara alasan konsumsi dengan seberapa sering mengkonsumsi teh dalam kemasan menunjukan bahwa didapat nilai chi-
square sebesar 0,00 yang berarti bahwa alasan mengkonsumsi ada hubungan dengan seberapa sering mengkonsumsi teh dalam kemasan. Dari
hasil pengolahan didapatkan mayoritas responden menjawab alasan mereka meminum teh dalam kemasan karena kepraktisan dan meminum teh dalam
kemasan sebanyak kurang dari 3 kali perminggu. Selain itu mayoritas responden yang mengkonsumsi teh dalam kemasan karena kesegaran dan
rasa yang enak juga mengkonsumsi teh dalam kemasan sebanyak kurang dari 3 kali perminggu. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumsi teh dalam
kemasan pada kalangan mahasiswa khususnya di IPB masih tergolong rendah. Disamping itu terdapat responden yang menjawab alasan
mengkonsusmsi teh dalam kemasan sebagai gaya hidup meminum teh tersebut sebanyak 6 kali perminggu. Hal ini dikarenakan meminum teh
dalam kemasan sudah menjadi kebiasaan bagi responden tersebut. Sehingga bila tidak meminum teh dalam kemasan walaupun hanya sehari maka
mereka akan merasa ada yang kurang dalam hidup mereka. Responden yang meminum teh dalam kemasan karena terpengaruh oleh iklan meminum teh
dalam kemasan sebanyak 3-4 kali perminggu. Hal ini dikarenakan mereka terpengaruh oleh kelebihan, seperti teh yang memiliki rasa buah ataupun
rasa madu, dan khasiat yang ditampilkan oleh iklan teh dalam kemasan dimana mereka dapat menghilangkan haus dengan meminum teh tersebut.
Secara lengkap hasil tabulasi silang antara alasan konsumsi dan seberapa sering mengkonsumsi teh dalam kemasan dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Tabulasi silang antara alasan konsumsi dan seberapa sering mengkonsumsi teh dalam kemasan
Alasan Konsumsi
Seberapa Sering Mengkonsumsi Total
3 kaliminggu 3-4 kaliminggu
5-6 kaliminggu 6 kaliminggu
Gaya hidup 1
1 Kesegaran
20 9
1 30
Kebiasaan 1
1 2
Praktis 27
10 3
40 Rasa enak
9 7
2 2
20 Iklan
2 2
Lainnya 4
1 5
Total 61
30 6
3 100
4.4.3. Tabulasi Silang antara Tempat Membeli dan Waktu Mengkonsumsi Teh Dalam Kemasan