Areal Kerja IUPHHK Letak Geografis dan Administrasi

Gambar 8 Peta lokasi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu. Iklim Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson tipe iklim di wilayah penelitian pada 3 lokasi tersebut termasuk tipe B dengan nilai Q yaitu rata-rata bulan kering dibagi rata-rata bulan basah dalam setahun 0,161. Tanah Jenis tanah berdasar data sekunder dari Rencana Kerja IUPHHK secara umum kondisi tanah terdiri dari tanah podsolik merah kuning. Kelerengan a. Hutan tanaman Pulau Laut Areal kerja IUPHHK-HT PT Inhutani II Pulau Laut seluas 48.780 hektar. Lokasi penelitian pada hutan tanaman relatif datar dengan ketinggian antara 5-75 m dpl. Kondisi topografi disajikan pada Tabel 3 dan Gambar 9. Tabel 3 Kelas lereng areal IUPHHK-HT PT Inhutani II Pulau Laut Kelas lereng Fisiografi Luas ha A 0-8 Datar 48 233 99.0 B 8-15 Landai 487 1.0 C 15-25 Agak curam - - Jumlah 48 720 100.0 Gambar 9 Peta topografiketinggian areal IUPHHK-HT Pulau Laut b. Hutan alam Pulau Laut Areal kerja IUPHHK-HA PT. INHUTANI II Pulau Laut seluas 40.950 hektar, sebagian besar bertopografi datar. Rincian kondisi kelerengan disajikan pada Tabel 4 dan Gambar 10. Tabel 4 Kelas lereng di areal IUPHHK-HA PT. INHUTANI II Pulau Laut Kelas lereng Fisiografi Luas ha A 0 – 8 Datar 32 215 78.7 B 9 – 15 Landai 2 718 6.6 C 16 – 25 Agak curam 6 017 14.7 D 26 – 40 Curam - - E 40 Sangat curam - - Jumlah 40 950 100.0 Gambar 10 Peta topografiketinggian areal kerja IUPHHK-HA Pulau Laut c. Hutan Senakin Areal kerja IUPHHK PT. Inhutani II Unit Senakin seluas 30.730 ha terletak pada ketinggian antara 1-100 m dpl. Topografi areal kerja disajikan pada Tabel 5 dan Gambar 11. Tabel 5 Kondisi Topografi Areal Kerja IUPHHK- PT. Unit II Unit Senakin Kelas lereng Fisiografi Luas ha A 0 – 8 Datar 6 485 21.1 B 9 – 15 Landai 8 439 27.5 C 16 – 25 Agak curam 6 770 22.0 D 26 – 40 Curam 9 036 29.4 Jumlah 30 730 100.0 Gambar 11 Peta topografiketinggian areal IUPHHK-HT Senakin

3.2 Kondisi Vegetasi

Kondisi vegetasi pada areal penelitian tumpangsari berupa semak dan bekas tebangan hutan tanaman monokultur jenis Acacia mangium, sedangkan lokasi perladangan berpindah di hutan alam yang berlokasi di hutan alam Pulau Laut dan hutan Senakin berupa hutan sekunder dengan jenis pohon Dipterokarpa dan campuran.

4. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitin dilakukan pada 2 dua jenis izin pemanfaatan hasil hutan kayu IUPHHK yaitu di konsesi hutan alam dan di hutan tanaman. Di hutan tanaman dilakukan di Pulau Laut bagian selatan, sedangkan di hutan alam dilakukan di Pulau Laut bagian tengah dan di Senakin, kabupaten Kotabaru. Penelitian di hutan alam dilakukan terhadap areal perladangan berpindah di hutan sekunder sedangkan di hutan tanaman dilakukan di lokasi penanaman hutan tanaman. Penutupan awal vegetasi di lokasi tumpangsari berupa semak belukarnon hutan dengan jenis tanaman berupa tumbuhan bawah sedangkan di hutan sekunder berupa hutan rawang dengan jenis pohon Dipterokarpa dan jenis campuran. Lokasi Vegetasi selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Keadaan lokasi penelitian Uraian Hutan Tanaman Hutan Alam Hutan alam Lokasi Pulau Laut Selatan Pulau Laut Tengah Senakin Kecamatan Pulau Laut Selatan Pulau Laut Tengah Gunung Batu Vegetasi Non hutan Hutan sekunder Hutan sekunder Hutan tanaman Waktu penelitian dilakukan pada musim tanam tanaman padi sekitar bulan Oktober 2011- Januari 2013 dua musim tanam. Adapun variabel yang diamati dalam penelitian meliputi : 1. Input a. Penggunaan tenaga kerja per hektar b. Penggunaan sarana produksi padi c. Biaya produksi padi per hektar d. Biaya persiapan lahan dan pemeliharaan tegakan pohon per hektar 2. Output : a. Produksi padi per hektar b. Pertumbuhan tegakan pohon, yang meliputi : diameter, tinggi Pengamatan mencakup 2 lokasi, yaitu : 1. Areal persiapan lahan hutan tanaman umur 1 tahun 2. Areal hutan alam

4.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian adalah : 1. tali, patok, kompas untuk pembuatan plot contoh 2. pita ukur, galah ukur untuk mengukur keliling dan tinggi tegakan 3. bor tanahcangkul, untuk pengambilan sampel tanah 4. timbangan, untuk mengukur hasil produksi padi 6. daftar kuesioner 7. jenis padi yang ditanam adalah jenis lokal 4.3 Teknik Pengambilan Contoh Plot contoh pengamatan dibuat dengan ukuran 2.5 x 2.5 meter sebanyak 20 plot pada masing-masing lokasi untuk mengukur produktivitas tanaman padi baik di lokasi tumpangsari maupun di ladang berpindah di Pulau Laut. Produktivitas ladang berpindah di hutan alam sekunder di Senakin menggunakan data pengukuran yang pernah dilakukan pada tahun 2009 dengan teknik yang sama. Pengambilan data sosial ekonomi masyarakat dan data demografi lainnya dilakukan secara purposive sampling pada beberapa desa terpilih. Jenis data berupa data primer dan data sekunder. Data primer dilakukan dengan teknik wawancara dan kuesioner dengan responden 56 orang, sedangkan data sekunder didapat dari data demografi dari instansi terkait.