7. Unggas mengalami diare dan kematian tinggi,
8. Kebengkakan dan kongesti konjungtiva dengan occasional hemoragi,
9. Inkoordinasi, paralisis,
10. Haus yang berlebihan,
11. Depresi.
Gejala penyakit lain yang menyerupai AI adalah Newcastle disease ND, Cholera unggas, Fowl pox yang akut, dan penyakit saluran pernafasan pada
unggas Infovet 2007. Menurut CIDRAP 2008, penyakit flu burung dapat ditularkan dari
unggas ke unggas atau dari peternakan ke peternakan lainnya dengan 2 cara yaitu: kontak langsung dari unggas terinfeksi dengan hewan yang peka dan kontak tidak
langsung. Penularan melalui kontak tidak langsung dapat melalui : 1.
Percikan cairan atau lendir yang berasal dari hidung dan mata 2.
Paparan muntahan 3.
Lubang anus tinja dari unggas yang sakit 4.
Penularan lewat udara 5.
Melalui sepatu dan pakaian peternak yang tercemar dan terkontaminasi 6.
Melalui pakan, air, dan peralatan yang terkontaminasi virus dan melalui perantara angin.
2.4. Program Vaksinasi
Avian Influenza AI pada Ayam Broiler
Program vaksinasi merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan di kalangan peternak ayam untuk menjaga kesehatan ayam sehingga
didapatkan ayam yang sehat dan mampu menghasilkan daging yang berkualitas. Dalam melaksanakan vaksinasi, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan
yaitu: jenis vaksin, metode vaksin, dosis vaksin, cara penyimpanan vaksin jadwal vaksinasi dan waktu pemberian vaksin. Selain itu hal lain yang
mempengaruhi vaksinasi yaitu kualitas vaksin. Adapun kualitas vaksin terutama ditentukan oleh pembuatan vaksin, distribusi dan penyimpanannya, titer vaksin
dan masa kedaluwarsa vaksin. Kunci keberhasilan vaksinasi ditentukan oleh penggunaan vaksin yang
berkualitas tinggi yang harus didukung oleh manajemen optimal, terutama
biosekuriti yang ketat. Vaksin harus diberikan terlebih dahulu sebelum terjadinya infeksi oleh agen infeksi lapang. Vaksin juga harus memberikan perlindungan
kolektif pada semua ayam. Menurut Akoso 1998, keberhasilan vaksin ditentukan oleh empat faktor, yaitu kesehatan unggas, status nutrisi unggas, sanitasi
lingkungan dan sistem perkandangan yang baik, serta ketepatan program pemberian vaksin. Menurut Harder dan Warner 2008, vaksinasi dalam dunia
kedokteran hewan bertujuan untuk mencapai empat sasaran yaitu: 1.
Perlindungan terhadap timbulnya penyakit secara klinis, 2.
Perlindungan terhadap serangan virus yang virulen, 3.
Perlindungan terhadap eksresi virus, 4.
Pembedaan secara serologik antara hewan yang terinfeksi dari hewan yang di vaksin differentiation of infected from vacctinated animalDIVA
Vaksinasi mengurangi jumlah penyebaran virus dari burung dan titer virus pada usapan swab oropharyngeal dan kloaka, namun demikian pada kebanyakan
kasus virus masih dapat terdeteksi, khususnya di trachea Swayne et al. 2008b. Vaksinasi diperlukan dalam penanganan AI karena akan melindungi gejala
klinis dan mortalitas yang disebabkan oleh virus HPAI. Vaksinasi akan mengurangi populasi yang rentan, mengurangi pencemaranshedding virus di
lokasi peternakan dan untuk mencegah kerugian ekonomi Infovet 2007. Vaksinasi pada ayam mengurangi infeksi virus dan mengurangi ekskresi virus.
Vaksinasi dapat digunakan sebagai alat eradikasi atau alat untuk mengontrol penyakit dan mengurangi kontaminasi virus pada lingkungan CIDRAP 2008.
Vaksinasi yang digunakan pada kasus AI adalah vaksin inaktif. Pembuatan vaksin
inaktif AI umumnya dilakukan dengan menyuntikkan virus pada telur embrio tertunas TET atau dibiakkan pada kultur jaringan Madin Darby Canine Kidney
MDCK. Virus AI ditumbuhkan pada embrio telur ayam yang tidak mengandung virus atau patogen apapun yang dikenal dengan Specific Pathogen Free SPF
Natih 2010. Prinsip dasar pemakaian vaksin AI adalah virus vaksin master seed harus
homolog. Vaksin AI homolog adalah vaksin yang mempunyai kandungan antigen, terutama komponen hemaglutinin HA dan neuraminidase NA yang sama
dengan virus AI yang sedang berjangkit di wilayah yang bersangkutan
Mahardika 2009. Menurut regulasi OIE, master sheed vaksin harus berasal dari isolat virus Low Patogenic Avian Influenza LPAI yang telah dikarakterisasi
dimurnikan, mempunyai komposisi genetik yang stabil, proses inaktivasi sempurna uji laboratorik, bebas pencemaran agen infeksius lainnya,
mengandung konsentrasi antigen yang tinggi, menggunakan adjuvant berkualitas tinggi, mempunyai tingkat keamanan serta potensi dan efektifitas yang tinggi uji
laboratorik dan uji lapang Infovet 2007. Karakteristik vaksin AI yang ideal Suarez dan David 2008, vaksin dapat
merangsang respon kekebalan humoral humoral mediate immunityHMI dan kekebalan seluler cell mediate immunityCMI, sehingga perlindungan terhadap
ayam cepat terbentuk. Kriteria lain yang diharapkan pada vaksin AI adalah harga relatif terjangkau, mudah diberikan pada ayam, perlindungan efektif, dapat
dicapai dengan dosis tunggal ayam semua umur, aman untuk ayamunggas dan aman untuk diproduksi, master seed berasal dari virus Low Pathogenic Avian
Influenza LPAI, waktu henti singkat pada broiler, khusus vaksin vektor, dapat merangsang respon antibodi pada ayam yang telah kontak dengan vektor. Selain
itu metoda vaksinasi, program vaksinasi, vaksinator, peralatan vaksinasi beserta saranaprasarana peternakan ayam, umurvariasi umur dan status kesehatan,
semuanya memegang peranan dalam keberhasilan penanggulangan AI Infovet 2007.
2.5. Pengaruh Vaksinasi Terhadap Performa Ayam Broiler