Pengukuran Performa Ayam Broiler Kejadian penyakit

2.2. Pengukuran Performa Ayam Broiler

Salah satu parameter keberhasilan pemeliharaan ayam broiler yaitu penghitungan Indeks Performa IP Suprijatna et al. 2008. IP merupakan nilai yang menunjukkan seberapa besar kinerja ayam pedaging. Menurut Infovet 2007, pencapaian kinerja pemeliharaan ayam broiler yang utama dilakukan melalui pengukuran 5 lima parameter, yaitu : 1 Pencapaian bobot badan atau Body Weight BW 2 Tingkat konsumsi pakan atau Feed Coversion Ratio FCR; 3 Rata-rata Umur atau Age saat dipanen AU; 4 Tingkat kematian atau Mortality M; 5 Nilai Produksi NPIndex Performance IP. Pengukuran dan penilaian kelima parameter kinerja pemeliharaan mencerminkan kualitas pemeliharaan ayam broiler. Pengukuran dan penilaian ini sangat berguna bagi peternak dan perusahaan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan produksi pemeliharaan ayam broiler dari suatu peternakan yang dikelola, dibandingkan dengan standar yang diterapkan oleh perusahaan.

2.3. Kejadian penyakit

Avian Influenza pada Ayam Broiler Avian Influenza AI adalah penyakit menular pada unggas yang disebabkan oleh virus influenza tipe A. Virus AI termasuk dalam famili orthomyxoviridae dan merupakan virus segmented negatif-sense RNA. Virus ini dikelompokkan menjadi 5 genera, yaitu influenza tipe A, B, C, Isavirus, dan thogotovirus. Virus influenza tipe A sangat penting dalam menginfeksi unggas dan mamalia dibandingkan dengan virus influenza tipe yang lainnya. Virus influenza tipe B dan C merupakan virus yang patogen bagi manusia dan jarang menginfeksi spesies yang lain. Kelompok Isavirus merupakan virus influenza yang menyerang ikan atau sangat patogen bagi ikan dan merupakan Infectious salmon anemia virus. Thogotovirus merupakan arbovirus yang dapat diisolasi dari manusia dan peternakan Suarez dan David 2008. Virus AI mempunyai amplop virions dengan diameter 80-120 nm, mempunyai panjang 200-300 nm, memiliki matriks M protein yang disebut Helical segmented nucleocapsid 6-8 segmen. Genom terdiri dari 10 gen 8 struktur protein dan 2 struktur nonprotein yaitu 3 transkriptase PB2, PB1 dan PA, 2 lapisan Glycoprotein HaemaglutininHA dan NeuroamidaseNA, 2 protein matrix M1 dan M2, 1 protein nucleocapsid NP dan 2 protein nonstruktural NS1 dan NS2 CIDRAP 2008. Virus AI dapat diisolasi dari unggas, burung tangkapan, dan burung liar di Afrika, Asia, Australia, Eropa, dan Amerika, dan anti-AI ditemukan dan diidentifikasi dari penguin Antartic Swayne 2008b. Avian Influenza adalah penyakit eksotik dan termasuk daftar A, Office International des Epizootiq ics, yaitu penyakit yang harus dilaporkan notifiable yang penyebarannya sangat cepat dan melewati batas-batas negara Alexander 1996 . Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian AI pada suatu peternakan atau wilayah yaitu: jenis unggas yang dipelihara ayam, itik dan burung puyuh, tingkat kepadatan ternak ayam per-wilayah, manajemen peternakan SDM, perkandangan, pakan, air minum, budidaya, kesehatan umum, pelaksanaan biosekuriti, vaksinasi AI, kontak dengan burung liar, rodensia insekta, mamalia anjing dan kucing, sistem pemasaran produk serta sistem penanganan kotoran dan limbah. Penyakit AI H5N1 sekarang ini telah menyebar ke seluruh dunia dan menyerang berbagai jenis unggas peliharaan termasuk kalkun, ayam, burung puyuh, angsa, dan itik Suardana 2009. Penyakit A I menyebabkan angka kematian yang tinggi pada ayam di Italia pada tahun 1878. Namun, baru diketahui pada tahun 1955 bahwa penyebab fowl plague sebenarnya adalah virus AI yang memiliki komposisi gen yang serupa hampir identik dengan virus influenza manusia Wibawan et al. 2009. Menurut CIDRAP 2008, AI memiliki masa inkubasi 3-7 hari dan memiliki gejala yang bervariasi. Gejala yang ditimbulkan pada umumnya akibat oleh infeksi virus AI akan menunjukkan gejala klinis sebagai berikut : 1. Kadang-kadang ada cairan dari mata dan hidung, 2. Pembengkakan dan cyanosis di daerah bagian muka dan kepala, 3. Pendarahan di bawah kulit subkutan, 4. Jengger, pial, kulit perut yang tidak ditumbuhi bulu, berwarna keunguan, 5. Pendarahan titik ptechie pada daerah dada, kaki dan telapak kaki, 6. Batuk, bersin dan ngorok, 7. Unggas mengalami diare dan kematian tinggi, 8. Kebengkakan dan kongesti konjungtiva dengan occasional hemoragi, 9. Inkoordinasi, paralisis, 10. Haus yang berlebihan, 11. Depresi. Gejala penyakit lain yang menyerupai AI adalah Newcastle disease ND, Cholera unggas, Fowl pox yang akut, dan penyakit saluran pernafasan pada unggas Infovet 2007. Menurut CIDRAP 2008, penyakit flu burung dapat ditularkan dari unggas ke unggas atau dari peternakan ke peternakan lainnya dengan 2 cara yaitu: kontak langsung dari unggas terinfeksi dengan hewan yang peka dan kontak tidak langsung. Penularan melalui kontak tidak langsung dapat melalui : 1. Percikan cairan atau lendir yang berasal dari hidung dan mata 2. Paparan muntahan 3. Lubang anus tinja dari unggas yang sakit 4. Penularan lewat udara 5. Melalui sepatu dan pakaian peternak yang tercemar dan terkontaminasi 6. Melalui pakan, air, dan peralatan yang terkontaminasi virus dan melalui perantara angin.

2.4. Program Vaksinasi