Gambar 3. Hasil akhir bahan kompos kulit pisang Hitam 5YR2.51 A dan bahan kompos kulit nanas Coklat tua 5YR2.52 B
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bahan kompos mengalami perubahan warna yang berbeda, dimana kulit pisang memiliki warna lebih gelap
dibandingkan dengan kulit nanas. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah: penggunaan lahan tidak jauh berbeda, pengomposan
dilakukan pada jenis tanah yang sama, dan tempat yang berdekatan.
4.3.2 Laju penurunan volume bahan kompos
Sejalan dengan proses penguraian bahan organik menjadi kompos, maka terjadi penurunan volume kompos. Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa bahan
kompos kulit nanas menunjukkan penurunan volume yang lebih besar dibandingkan kulit pisang. Hal ini disebabkan oleh tingginya kadar air kulit nanas
segar, yang kemudian turun secara drastis pada saat menjadi kompos sehingga mempengaruhi penurunan volume yang besar. Kadar air kulit pisang yang masih
segar tidak terlalu tinggi, sehingga penurunan volumenya lebih kecil dari pada kulit nanas. Kadar air pada kulit nanas dan kulit pisang tersebut dapat dilihat
secara visual dan dirasakan dengan jari. Tabel 8. Penurunan volume bahan kompos dari segar hingga menjadi kompos
Penggunaan lahan
Volume akhir
Rataan
Kulit pisang
Kulit nanas
Kopi 50.83
66.67
58.75
Jeruk 57.92
65.42
61.67
Bera 61.25
52.08 56.67
Rataan 56.67
61.39
A A
B
Menurut Djaja 2008, volume bahan kompos menyusut menjadi sepertiga dari awal. Hasil penelitian Mulyadi 2008 menunjukkan bahwa pengomposan
berbahan dasar jerami padi menghasilkan 54 volume awal, sedangkan menurut Seno 2010, penurunan berat bahan kompos pada beberapa perlakuan sebesar 25,
30, dan 28. Penurunan volume bahan kompos pada berbagai penggunaan lahan dan
bahan kompos ditampilkan di Gambar 4. Penurunan volume bahan kompos setiap minggu tidak teratur, namun memiliki pola yang sama, yaitu menunjukkan
penurunan secara terus-menerus selama delapan minggu. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan laju penurunan volume di tiga penggunaan lahan yang
diduga disebabkan oleh perbedaan sifat-sifat tanah pada ketiga penggunaan lahan tersebut.
A
B Gambar 4. Pengaruh tiga penggunaan lahan terhadap penurunan volume A dan
Pengaruh dua bahan kompos terhadap penurunan volume B Gambar 4A menunjukkan pengaruh dari ketiga penggunaan lahan terhadap
volume kompos tiap minggu. Laju penurunan volume kompos di lahan kopi dan bera hampir sama, namun di lahan jeruk berjalan sedikit lambat. Namun pada
akhir pengomposan minggu ke 8 volume kompos di lahan jeruk lebih rendah dibandingkan dengan lahan yang lain. Laju pengomposan dapat ditingkatkan
dengan mencacah bahan kompos sebelum dimasukkan ke dalam LRB. Pencacahan berguna untuk mempermudah dan mempercepat degradasi oleh
mikroorganisme. Namun pengomposan di dalam LRB tidak perlu dilakukan pencacahan, karena sudah terdapat organisme yang dapat
menghancurkanmencacah sampah seperti cacing, rayap, semut, kecoa, dan lain- lain.
Gambar 4B menunjukkan pengaruh dari kedua jenis bahan kompos terhadap volume kompos. Sampah kulit pisang dan kulit nanas mengalami
penurunan volume relatif sama selama delapan minggu, tetapi di minggu ke 8 volume kompos kulit nanas lebih rendah daripada kompos kulit pisang.
4.3.3 Perubahan nisbah C dan N bahan kompos