Pengomposan di LRB Metode Penelitian

Pengambilan contoh tanah bertempat di sekeliling lokasi LRB dengan metode komposit untuk contoh tanah tidak utuh, jarak antara LRB dengan tempat pengambilan contoh adalah 50 cm. Masing-masing lokasi penelitian diambil 10 contoh tanah utuh, 3 kaleng contoh tanah tidak utuh, dan beberapa contoh tanah agregat. Pengambilan contoh tanah utuh dilakukan pada kedalaman sekitar 2-7 cm dari permukaan tanah. 3.3.3 Analisis tanah Beberapa metode yang digunakan untuk analisis tanah telah disebutkan pada Tabel 3 yang meliputi analisis: kadar air, tekstur, kemantapan agregat, bobot jenis partikel, bobot isi, permeabilitas, dan kurva pF.

3.3.4 Pengomposan di LRB

Pengomposan di LRB meliputi beberapa tahap, yaitu: pembuatan lubang, pengomposan, dan pengamatan, serta analisis kompos. Pembuatan LRB secara detil ditampilkan pada Lampiran 1. Pengomposan dilakukan di lahan yang berbeda, yaitu penggunaan lahan kopi, jeruk, dan bera. Namun lokasinya berdekatan dan pada jenis tanah yang sama, yaitu tanah Latosol. Pemilihan penggunaan lahan perkebunan diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap laju pengomposan. Selain itu, akar tanaman perkebunan cukup dalam, sehingga dapat mengambil makanan dan hasil pengomposan di dalam LRB. Berbagai macam penggunaan lahan dan jenis bahan kompos adalah perlakuan dari pengomposan. Pengomposan. Bahan yang digunakan berupa sampah sisa buah-buahan, dikumpulkan dari para pedagang buah yang telah dipilih. Sampah dikumpulkan hingga mencukupi untuk dimasukkan kedalam lubang resapan biopori. Untuk mengisi lubang resapan biopori, bahan tidak perlu di cacah sehingga lebih bersifat alami. Sebelum dimasukkan ke dalam lubang, diukur volume sampah secara manual dengan menumpuknya di permukaan tanah sampai mencapai ketinggian yang sama sehingga diperkirakan volumenya sama. Setelah bahan masuk ke dalam lubang, maka diberikan tekanan sedang sehingga mulut lubang terisi penuh oleh bahan yang ada. Tinggi permukaan kompos sama dengan permukaan tanah sehingga diasumsikan volume kompos sama dengan volume LRB. Pengamatan dan analisis kompos. Hal yang diamati adalah perubahan warna bahan, perubahan volume bahan, perubahan CN dan perubahan pH kompos dan tanah. Untuk pengamatan perubahan warna dan volume bahan dilakukan seminggu sekali. Sedangkan perubahan CN rasio dilakukan sebulan sekali. Waktu pengamatan dihitung mulai sejak sampah dimasukkan kedalam lubang resapan biopori. Pengamatan pertama dilakukan seminggu setelah sampah dimasukkan, dengan asumsi sampah organik paling cepat melapuk selama satu minggu. Pengambilan sample tanah untuk analisis warna dengan cara memasukkan tangan ke LRB hingga kedalaman 2-6 cm dari permukaan kompos. Bahan kompos dikembalikan lagi ke LRB setelah dilakukan analisis, hal ini bertujuan agar volume bahan kompos tidak berubah. Perubahan warna diamati menggunakan Munsel Soil Colour Chart. Perubahan volume diamati menggunakan penggaris. Sedangkan perubahan rasio CN diamati di laboratorium. Pengambilan contoh tanah untuk C, N, dan pH tanah dilakukan dengan cara komposit di sekitar LRB seperti yang terdapat dalam Gambar 1. Sedangkan untuk C, N, dan pH kompos dilakukan dengan cara mengambil dari dalam LRB kemudian dianalilis di laboratorium. Analisis sifat kimia yang diamati adalah: C organik, N total, dan pH. Hal ini di maksudkan untuk mengetahui rasio CN dari bahan yang diamati. Nisbah CN merupakan indikator yang menunjukkan tingkat dekomposisi dari bahan organik tanah. Semakin lanjut tingkat dekomposisinya, maka akan semakin kecil nisbah CN-nya. Pengamatan volume kompos dilakukan dengan menggunakan penggaris yang dimasukkan ke dalam LRB sehingga dapat diketahui penyusutan volume bahan kompos. Setelah didapat jarak antara permukaan tanah dengan bahan kompos dilakukan konversi menjadi volume dengan rumus tabung yaitu luas alas X tinggi. Pengamatan warna kompos menggunakan Munsel Soil Colour Chart dengan membaca kilap hue, nilai value, dan kroma chroma. Kilap berhubungan erat dengan panjang gelombang cahaya, nilai berhubungan dengan kebersihan warna, dan kroma yang kadang-kadang disebut kejenuhan yaitu kemurnian relatif dari spektrum penetapan warna. Semakin rendah value maka semakin gelap; sedangkan chroma yang semakin tinggi maka semakin bersih.

3.3.5 Analisis data