Sedangkan proses transformasi dari informasi menjadi pengetahuan melalui beberapa tahapan yang juga dimulai dengan huruf C, yaitu:
Comparison
: membandingkan informasi pada situasi tertentu dengan situasi-situasi yang lain yang telah diketahui.
Consequences
: menemukan implikasi-implikasi dari informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan dan tindakan.
Connections
: menemukan hubungan-hubungan bagian-bagian kecil dari informasi dengan hal-hal lainnya.
Conversations
: membicarakan pandangan, pendapat serta tindakan orang lain terkait informasi tersebut.
Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa data adalah simbol-simbol, angka-angka, fakta-fakta, grafik,
peta atau hasil observasi. Sementara itu, informasi adalah data yang telah ditambahkan makna tertentu. Informasi merupakan kumpulan data yang terkait
dengan penjelasan, interpretasi, yang ada hubungannya dengan materi atau objek, peristiwa, atau proses tertentu. Data diubah menjadi informasi ketika data tersebut
telah melalui pengategorisasian, penyaringan, atau penyusunan. Adapun pengetahuan, yaitu informasi yang telah dievaluasi, disusun, dan dikelola serta
telah diberi tujuan.
2.2 Manajemen Pengetahuan
Manajemen pengetahuan sebagai pelaksanaan penciptaan, penangkapan, pentransferan, dan pengaksesan pengetahuan dan informasi yang tepat ketika
dibutuhkan untuk membuat keputusan yang lebih baik, bertindak dengan tepat, serta memberikan hasil dalam rangka mendukung strategi organisasi Horwitch
dan Armacost, 2002. Davidson dan Voss 2002 mendefinisikan manajemen pengetahuan sebagai sistem yang memungkinkan perusahaan menyerap
pengetahuan, pengalaman, dan kreativitas para stafnya untuk perbaikan kinerja perusahaan. Davidson dan Voss juga menyatakan bahwa manajemen pengetahuan
merupakan suatu proses yang menyediakan cara sehingga perusahaan dapat mengenali dimana aset intelektual kunci berada, menangkap ukuran aset
intelektual yang relevan untuk dikembangkan.
Knowldege Transfer International KTI yang dikutip Sangkala 2007 mendefinisikan manajemen pengetahuan sebagai suatu strategi yang mengubah
aset intelektual organisasi, baik informasi yang sudah terekam maupun bakat dari para anggotanya ke dalam produktivitas yang lebih tinggi, nilai-nilai baru, dan
peningkatan daya saing. Menurut definisi ini, manajemen pengetahuan mampu mengajarkan kepada organisasi, dari mulai pimpinan sampai kepada karyawan
mengenai bagaimana menghasilkan dan mengoptimalkan keterampilan sebagai entitas kolektif.
Manajemen pengetahuan adalah strategi dan proses pengidentifikasian, menangkap, dan mengungkit pengetahuan untuk meningkatkan daya saing The
American Productivity and Quality Centre yang dikutip Tobing 2007. Definisi ini memperjelas bahwa manajemen pengetahuan lebih terkait dengan hal-hal
berbagi pengetahuan, bukan demi pengetahuan itu sendiri, tetapi lebih kepada suatu sarana untuk menemukan cara yang memungkinkan anggota perusahaan
menjalankan proses bisnisnya lebih cepat, lebih baik, dan dengan biaya yang lebih efisien.
Para ahli lain juga mencoba memberikan pengertian tentang manajemen pengetahuan seperti Santosu dan Surmach 2001 yang dikutip Sangkala 2007
menyatakan bahwa manajemen pengetahuan adalah proses dimana perusahaan melahirkan nilai-nilai dari aset intelektual dan aset yang berbasiskan pengetahuan.
Manajemen pengetahuan merupakan seni untuk menciptakan nilai. Menurut Bergeron 2003, manajemen pengetahuan merupakan suatu pendekatan yang
sistematik untuk mengelola aset intelektual dan informasi lain sehingga memberikan keunggulan bersaing bagi perusahaan. Sementara itu, menurut
pandangan Sveiby 1998, manajemen pengetahuan adalah seni penciptaan nilai dari aset pengetahuan intangible assets.
Berbagai definisi yang dikemukakan oleh para ahli terlihat memiliki sudut pandang yang berbeda-beda. Oleh karena itu, Tannebaum 1998 yang
dikutip Sangkala 2007 menawarkan definisi berikut ini yang dapat dijadikan sebagai suatu konsensus sehingga kita mendapatkan pemahaman yang lebih
komprehensif terhadap definisi manajemen pengetahuan.
1. Manajemen pengetahuan mencakup pengumpulan, penyusunan,
penyimpanan, dan pengaksesan informasi untuk membangun pengetahuan, pemanfaatan dengan teknologi informasi seperti komputer yang dapat
mendukung manajemen pengetahuan, namun teknologi informasi tersebut bukanlah manajemen pengetahuan.
2. Manajemen pengetahuan mencakup berbagi pengetahuan sharing
knowledge. Tanpa berbagi pengetahuan, upaya manajemen pengetahuan akan gagal. Kultur perusahaan, dinamika dan praktik dapat memengaruhi
berbagi pengetahuan. Kultur dan aspek sosial dari manajemen pengetahuan merupakan tantangan yang signifikan.
3. Manajemen pengetahuan terkait dengan pengetahuan orang. Pada suatu saat,
organisasi membutuhkan orang-orang yang kompeten untuk memahami dan memanfaatkan informasi dengan efektif. Organisasi terkait dengan individu
untuk melakukan inovasi dan memberi petunjuk kepada organisasi. Organisasi juga terkait dengan persoalan keahlian yang menyediakan input
untuk menerapkan manajemen pengetahuan. Oleh karena itu, organisasi harus mempertimbangkan bagaimana menarik, mengembangkan, dan
mempertahankan pengetahuan anggota sebagai bagian dari domain manajemen pengetahuan.
4. Manajemen pengetahuan terkait dengan peningkatan efektivitas organisasi.
Kita berkonsentrasi dengan manajemen pengetahuan karena dipercaya bahwa manajemen pengetahuan dapat memberikan kontribusi kepada
vitalitas dan kesuksesan perusahaan. Upaya untuk mengukur modal intelektual dan untuk menilai efektivitas manajemen pengetahuan harus
dapat membantu kita memahami secara luas pengelolaan pengetahuan yang telah dilakukan.
Selain mengusulkan suatu konsensus mengenai pengertian manajemen pengetahuan, Tannebaum juga memberikan penjelasan mengenai karakteristik
berbagai aktivitas manajemen pengetahuan. Manajemen pengetahuan menurut Tannebaum terdiri dari:
1. Pengembangan database organisasi mengenai pelanggan, masalah yang
bersifat umum serta pemecahannya;
2. Mengenali para ahli internal, memperjelas apa yang mereka ketahui, dan
mengembangkan kamus yang menjelaskan sumber daya internal kunci dan mengenali bagaimana menemukannya;
3. Mendapatkan dan menangkap pengetahuan dari para ahli tersebut untuk
disebarkan ke yang lain; 4.
Mendesain struktur pengetahuan yang membantu mengelola informasi dalam suatu cara yang dapat diakses dan siap untuk diaplikasikan;
5. Menciptakan forum bagi orang-orang yang ada di dalam perusahaan untuk
berbagi pengalaman dan ide, baik dalam bentuk tatap muka, berkomunikasi melalui internet, website, chatting room, email, dan lain-lain;
6. Memanfaatkan groupware sehingga memungkinkan berbagai macam orang
di lokasi yang berbeda dapat berkomunikasi untuk menyelesaikan masalah secara bersama-sama dan mencatat informasi di dalam suatu domain
pengetahuan yang telah dipilih; 7.
Bertindak untuk mengenali dan mempertahankan talenta orang-orang yang memiliki pengetahuan yang diperlukan di dalam bidang kegiatan utama
bisnis; 8.
Mendesain pelatihan dan aktivitas pengembangan lainnya untuk menilai dan membangun pengetahuan internal;
9. Menerapkan praktik penghargaan, pengakuan, dan promosi yang
mendorong berlangsungnya kegiatan berbagi informasi antar anggota maupun antar unit dalam organisasi;
10. Membantu pekerjaan serta menyediakan alat-alat yang mendukung kinerja
sehingga memungkinkan setiap orang menilai dan menerapkan pengetahuan apabila diperlukan;
11. Memaknai database pelanggan, produk, transaksi atau hasil dengan
mengenali kecenderungan dan menggali informasi sebanyak mungkin; 12.
Mengukur modal intelektual di dalam upaya mengelola pengetahuan yang lebih baik;
13. Menangkap dan menganalisis informasi yang terkait dengan perhatian
pelanggan, pilihan-pilihan, dan kebutuhan dari lapangan, front line atau
personil bagian pelayanan didorong untuk mampu memahami dengan lebih baik terhadap kecenderungan pelanggan.
2.3 Manfaat Manajemen Pengetahuan