Artinya pertanyaan tersebut memenuhi syarat sah untuk diolah lebih lanjut. Hasil perhitungan uji validitas dapat dilihat pada Lampiran 2.
3.4.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan ukuran dalam suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan daftar-daftar pertanyaan
yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Repeated Measure atau pengukuran ulang. Disini seseorang akan disodori
pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, kemudian dilihat apakah tetap konsisten dengan jawabannya.
2. One Shot atau pengukuran sekali saja. Pengukuran hanya sekali dan
kemudian hasilnya dibandingkan dengan pernyataan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.
Uji realibilitas digunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:
r
∑
...................................................................... 2 Dimana:
r = Koefisien reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan
= Total varian
∑
= Total varian butir Tingkat
reliabilitas dengan
metode Alpha Cronbach diukur berdasarkan
skala alpha 0 sampai 1. Tingkat reliabilitas tersebut dapat diinterpretasikan pada Tabel 1.
Dari hasil perhitungan didapatkan 0,82 untuk aset pengetahuan yang artinya sangat reliabel dan 0,83 untuk proses penciptaan pengetahuan yang artinya sangat
reliabel. Hasil perhitungan uji reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 2.
Tabel 1. Tingkat Reliabilitas Alpha Cronbach
Alpha Tingkat Reliabilitas
0,00 – 0,20 Kurang Reliabel
0,20 – 0,40 Agak Reliabel
0,40 – 0,60 Cukup Reliabel
0,60 – 0,80 Reliabel
0,80 – 1,00 Sangat Reliabel
3.4.3 Korelasi Kanonikal
Terdapat dua hal utama yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan model analisis. Pertama, proses pembentukan inovasi melalui pendayagunaan
pengetahuan melibatkan banyak variabel yang konstelasi hubungannya kompleks dan bekerja secara simultan. Kedua, sebagian besar dari variabel tersebut adalah
variabel kualitatif. Untuk menganalisis permasalahan dalam penelitian ini akan digunakan analisis korelasi kanonikal.
Analisis korelasi kanonikal merupakan suatu analisis atau teknik yang digunakan untuk menentukan tingkat hubungan antara dua kelompok variabel
yang masing-masing terdiri dari beberapa variabel. Pemilihan metode korelasi kanonikal dengan justifikasi sebagai berikut Hair et al, 1998:
1. Korelasi kanonikal merupakan perluasan yang logis dari regresi berganda
yang mampu mengkorelasikan secara simultan beberapa variabel tak bebas Y dengan beberapa variabel bebas X;
2. Korelasi kanonikal dapat digunakan untuk mencari suatu set bobot untuk
variabel tak bebas Y dan variabel bebas X yang dapat menghasilkan korelasi sederhana yang maksimum sekuat mungkin antara suatu set variabel tak
bebas Y dan suatu set variabel bebas X. Menurut
Hair et al 1998 tahap analisis korelasi kanonikal mencakup
enam langkah yang bersifat sekuensial ditampilkan pada Gambar 5, yaitu: 1.
Masalah penelitian a.
Tentukan tujuan b.
Menspesifikasikan variabel dependen c.
Menspesifikasikan variabel independen 2.
Masalah desain penelitian a.
Jumlah observasi per variabel b.
Keseluruhan ukuran sampel 3.
Asumsi-asumsi a.
Korelasi linier b.
Hubungan linier c.
Kenormalan ragam
4. Pemilihan dan estimasi fungsi kanonikal
a. Menurunkan fungsi kanonikal
b. Memilih fungsi untuk interpretasi
c. Signifikansi secara statistik
d. Besaran hubungan
5. Interpretasi variabel dan fungsi kanonikal
a. Berat kanonikal
b. Beban kanonikal
c. Bobot silang kanonikal
6. Validasi hasil
a. Sampel berganda
b. Analisis sensitivitas komposisi ragam
Dalam penelitian ini yang menjadi gugus peubah dependen Y adalah proses penciptaan pengetahuan dan yang menjadi gugus peubah independen X
adalah aset-aset pengetahuan. Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi peran aset-aset pengetahuan yang dimiliki organisasi terhadap proses penciptaan
pengetahuan sehingga membentuk perilaku inovatif, yang diamati yaitu aset pengetahuan eksperiensial, aset pengetahuan konseptual, aset pengetahuan
sistemik, dan aset pengetahuan rutin. Peubah proses penciptaan pengetahuan yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah empat variabel, yaitu sosialisasi,
eksternalisasi, kombinasi, dan internalisasi. Prinsip dari metode ini yaitu membentuk kombinasi linear dari setiap
gugus peubah dependen dan independen sedemikian sehingga korelasi diantara kedua gugus peubah tersebut menjadi maksimum. Nilai korelasi kanonikal didapat
dari operasi aritmatika matriks korelasi kedua himpunan variabel variabel kanonikal.
Interpretasi koefisien variat kanonikal, dapat dilihat pada bobot kanonikal canonical weights dan beban kanonikal canonical loadings. Bobot kanonikal
merupakan koefisien kanonik yang telah dibakukan, dapat diinterpretasikan sebagai besarnya kontribusi variabel asal terhadap variat kanonikal.
Gambar 5. Tahap Analisis Korelasi Kanonikal Masalah Penelitian
Tentukan Tujuan:
o Menentukan hubungan antar variabel
o Memperoleh korelasi maksimal
o Menjelaskan asas hubungan antar variabel
Menspesifikasikan variabel dependen
Menspesifikasikan variabel independen
Masalah Desain Penelitian
Jumlah observasi per variabel
Keseluruhan ukuran sampel
Asumsi-asumsi
Korelasi linier
Hubungan linier
Kenormalan ragam
Pemilihan dan Estimasi Fungsi Kanonikal
Menurunkan fungsi kanonikal
Memilih fungsi untuk interpretasi
Signifikansi secara statistik
Besaran hubungan
Interpretasi Variabel dan Fungsi Kanonikal
Berat kanonikal
Beban kanonikal
Bobot silang kanonikal
Validasi hasil
Sampel berganda
Analisis sensitivitas
Semakin besar nilai koefisien ini menyatakan semakin besar kontribusi variabel yang bersangkutan terhadap variat kanonikal. Muatan kanonikal dapat
dihitung dari korelasi antara variabel asal dengan masing-masing variabel kanoniknya. Semakin besar nilai loading atau muatan mencerminkan semakin
dekat hubungan fungsi kanonik yang bersangkutan dengan variabel asal. Prosedur korelasi kanonikal ini akan menghasilkan diagram jalur yang
disajikan pada Gambar 5.
Gambar 6. Diagram Jalur Analisis Korelasi Kanonikal Variabel independen mempunyai indikator yang dinotasikan dengan Xi,
meliputi: X1 = Eksperiensial
X2 = Konseptual X3 = Sistemik
X4 = Rutin Variabel dependen mempunyai indikator yang dinotasikan dengan Yi,
meliputi: Y1 = Sosialisasi
Y2 = Eksternalisasi Y3 = Kombinasi
Y4 = Internalisasi Eksperiensial
Konseptual
Sistemik
Rutin Sosialisasi
Eksternalisasi
Kombinasi
Internalisasi
1
2 1
2
Canonical loadings variabel independen diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
R
XW
= R
XX
A
Z
....................................................................................... 3
Canonical loadings
variabel dependen diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
R
VY
= R
YY
B
Z
......................................................................................... 4 Fungsi kanonik yang dianggap cukup dalam menerangkan struktur
hubungan Y dan X dilihat dari koefisien R-square. Nilai ini didapat dengan mengkuadratkan korelasi kanonik atau dinotasikan sebagai berikut:
R = ................................................................................................. 5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN