dikurangi  dan  model  peramalan  yang  sesuai  juga  sudah  dipilih.    Seringkali peramalan untuk periode  yang  baru  lewat dibandingkan dengan  nilai  historis aktual
telah diketahui digunakan untuk memeriksa keakuratan proses peramalan. Tahap  5,  evaluasi  peramalan,  melibatkan  membandingkan  nilai  peramalan
dengan  nilai  historis aktual.  Dalam proses  ini  beberapa  nilai data terkini kemudian diambil dari himpunan data yang sedang dianalisa.  Setelah model peramalan selesai,
peramalan dilakukan untuk beberapa periode tersebut dan dibandingkan dengan nilai –  nilai  historis  yang  diketahui.    Beberapa  prosedur  peramalan  menjumlahkan  nilai
absolute  dari  kesalahan  dan  hasil  penjumlahannya  dilaporkan,  atau  dibagi  dengan jumlah perlakuan peramalan sehingga menghasilkan rata – rata kesalahan peramalan.
2.12. Pendekatan dalam Peramalan
Menurut  Heizer  dan  Render  2006,  terdapat  pendekatan  umum  peramalan, yaitu  analisis  kuantitatif  dan  analisis  kualitatif.    Peramalan  kuantitatif  quantitative
forecast  menggunakan  model  otomatis  yang  beragam  dengan  data  masa  lalu  dan variabel  sebab  akibat  untuk  meramalkan  permintaan.    Peramalan  subjektif  atau
kualitatif  qualitative  forecast  menggabungkan  faktor  seperti  intuis,  emosi, pengalaman pribadi, dan sistem nilai pengambil keputusan untuk meramal.
2.12.1 Metode Peramalan Kualitatif
Terdapat 4 empat teknik peramalan yang berbeda: 1.
Keputusan  dari  pendapat  juri  eksekutif  jury  of  executive  opinion.    Dalam metode  ini,  pendapat  sekumpulan  kecil  manajer  atau  pakar  tinggi,  sering
dikombinasikan  dengan  model  statistik,  dikumpulkan  untuk  mendapatkan prediksi permintaan kelompok.
2. Metode  Delphi  Delphi  method.    Ada  3  tiga  jenis  peserta  dalam  metode
Delphi  pengambil  keputusan,  karyawan,  dan  responden.    Pengambilan keputusan biasanya terdiri dari 5 lima sampai 10 sepuluh orang pakar yang
akan  melakukan  peramalan.    Karyawan  membantu  pengambilan  keputusan dengan  menyiapkan,  menyebarkan,  mengumpulkan,  serta  meringkas  sejumlah
kuesioner  dan  hasil  survey.    Responden  adalah  sekelompok  orang  yang biasanya  ditempatkan  di  tempat  yang  berbeda,  di  mana  penilaian  dilakukan.
Kelompok  ini  memberikan  input  pada  pengambilan  keputusan  sebelum peramalan dibuat.
3. Gabungan  dari  tenaga  penjual  sales  force  composite.  Dalam  pendekatan  ini,
setiap  tenaga  penjualan  memperkirakan  berapa  penjualan  yang  bisa  dilakukan dalam  wilayahnya.    Peramalan  ini  kemudian  dikaji  untuk  memastikan  apakah
peramalan cukup realistis.  Kemudian peramalan dikombinasikan pada tingkat wilayah dan nasional untuk mendapatkan peramalan secara keseluruhan.
4. Survey pasar konsumen costumer market survey.  Metode ini meminta input
dari  konsumen  mengenai  rencana  pembelian  mereka  dimasa  depan.    Hal  ini membantu tidak hanya dalam menyiapkan peramalan tetapi juga memperbaiki
desain produk dan perencanaan produk baru.
2.12.2 Metode Peramalan Kuantitatif
Peramalan kuantitatif  menggunakan  model  matematik  yang  beragam dengan data  masa  lalu  dan  peubah  sebab  –  akibat  untuk  meramalkan  permintaan.    Metode
peramalan  kuantitatif  memerlukan  data  historis  atau  data  empiris,  mutu  data  dan pemilihan metode yang cocok akan menentukan kualitas hasil peramalan.  Peramalan
kuantitatif  dapat  diterapkan  bila  terdapat  3  tiga  kondisi  Makridarkis  dalam Wisastri, 2006 berikut:
1.  Terdapat informasi masa lalu. 2.  Informasi tersebut bisa dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik.
3.  Dapat  diasumsikan  bahwa  pola  masa  lalu  akan  terus  berlanjut  dimasa mendatang.
Dua  asumsi  pertama  merupakan  syarat  keharusan  bagi  penerapan  metode peramalan  kuantitatif.    Sedangkan  asumsi  ketiga  merupakan  syarat  kecukupan,
artinya  walaupun  asumsi  ketiga  dilanggar,  model  yang  dirumuskan  masih  dapat dipergunakan.    Karena  hal  ini  akan  memberikan  kesalahan  peramalan  yang  relatif
besar,  bila  perubahan  data  ataupun  bentuk  hubungan  fungsional  tersebut  terjadi secara sistematis.
Berdasarkan  data  masa  lalu,  metode  peramalan  kuantitatif  dibagi  menjadi  2 dua  bagian,  yaitu  metode  deret  waktu  time  series,  yaitu  model  yang  membuat
prediksi  dengan  asumsi  bahwa  masa  depan  merupakan  fungsi  masa  lalu,  dengan menggunakan  data  masa  lalu  dapat  melakukan  peramalan.    Dalam  metode  deret
waktu  peramal  hanya  berusaha  mencari  pola  –  pola  dari  data  suatu  data,  tanpa berusaha mencari apa penyebab dan mengapa polanya demikian.  Bisa jadi pola data
masa  lalu  tidak  sama  lagi  dengan  masa  depan,  karena  faktor  –  faktor  yang mempengaruhinya  sudah  berubah.    Metode  peramalan  kedua  adalah  metode
peramalan  associative  atau  metode  peramalan  kausal  metode  peramalan eksplanatori,  yaitu  metode  peramalan  yang  menggabungkan  peubah  atau  faktor
yang mungkin mempengaruhi permintaan atas suatu produk peubah bebas terhadap permintaan suatu produk peubah tidak bebas.  Peramalan kuantitatif juga memiliki
keterbatasan, jika terjadi perubahan pola data atau hubungan sebab akibat, maka hasil ramalan menjadi kurang akurat Heizer dan Render, 2006.
2.13. Penelitian Terdahulu