10 c. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kejadian MSD yaitu suhu dingin, vibrasi Riihmaki, 1998, dan tingkat luminasi Bridger,
1995. d. Faktor psikososial
Faktor psikososial yaitu kepuasan kerja, stres mental, dan organisasi kerja shift kerja, waktu istirahat, dll Di Nardi, 1997.
1. SymptomKeluhan MSD
Gejala MSD biasanya disertai dengan keluhan yang sifatnya subjektif sehingga sulit untuk menentukan derajat keparahan penyakit tersebut. Menurut
Humantech 1995, terdapat beberapa tanda awal yang menunjukkan terjadinya masalah terhadap musculeskeletal, yaitu bengkak swelling,
gemetar numbness, kesemutan tingling, rasa tidak nyaman discomfort, rasa terbakar burning sensation, iritasi, insomnia dan rasa kaku.
Walaupun derajat keparahan sulit untuk ditentukan, Kroemer seperti yang disadur oleh Oborne 1995 mengungkapkan symptomkeluhan yang
menggambarkan tingkat keparahan penyakit MSD tersebut, yaitu: a. Tahap 1
Nyeri dan kelelahan pada saat bekerja, tetapi setelah beristirahat yang cukup tubuh akan pulih kembali. Tidak mengganggu kapasitas
kerja. b. Tahap 2
Symptom rasa nyeri tetap adasetelah lewat waktu semalamistirahat,
timbul gangguan tidur dan sedikit mengurangi perform kerja. c. Tahap 3
Rasa nyeri tetap ada walaupun telah beristirahat, nyeri dirasakan saat bekerja, saat melakukan gerakan berulang, tidur menjadi terganggu dan
11 kesulitan dalam menjalankan pekerjaan yang akhirnya mengakibatkan
terjadinya inkapasitas.
2. Dampak MSD
Dampak yang diakibatkan oleh MSD pada aspek ekonomi perusahaan, yiatu Pheasant, 1991:
a. Pada aspek produksi, yaitu berkurangnya output, kerusakan materi, produk yang akhirnya menyebabkan tidak terpenuhinya deadline
produksi, pelayanan yang tidak memuaskan, dll. b. Biaya yang timbul akibat absensi pekerja yang akan menyebabkan
penurunan keuntungan, biaya untuk melatih karyawan yang menggantikan karyawan yang sakit, biaya untuk menyewa jasa
konsultasiagensi. c. Biaya penggantian karyawan turn over untuk rekruitmen dan pelatihan.
d. Biaya asuransi. e. Biaya lainnya opportunity cost.
MSD juga berdampak pada peningkatan hari kerja hilang. Berdasarkan survei SWI tahun 2001-2002 dan 2002-2003, hari kerja hilang berjumlah 12,3
juta hari kerja hilang. Hal ini tentu saja akan menyebabkan produktivitas kerja berkurang dan terjadinya inefisiensi kerja. Pheasant 1991 menyatakan bahwa
terjadi peningkatan turn over pada para pekerja, yaitu sebesar 25 pada pekerja produksi, 30 pada pekerja bagian assembly.
12
E. Back Support