5
B. Manual Material Handling
Handling adalah tangan pekerja menggerakkan suatu benda dengan
mengangkat, menurunkan, mengisi, mengosongkan, atau membawanya OSHA, 2007 : 131. Manual material handling berarti memberikan suatu
pembebanan ke tubuh manusia untuk menggerakkan suatu benda. Jika pembebanan tersebut tidak sesuai dengan fungsi tubuh, hal ini dapat
menyebabkan terjadinya kerusakan atau cidera otot pada pekerja. Seperti misalnya mengangkatmengambil benda yang ada di lantai dilakukan dengan
membungkukkan badan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya cidera tulang belakangpunggung karena punggung memang bukan berfungsi untuk
mengangkat namun untuk menunjang tubuh bagian atas. Seharusnya pengangkatan yang demikian dilakukan dengan posisi jongkok sehingga
beban pengangkatan dibebankan ke otot-otot kaki. Hampir 25 kecelakaan kerja di Indonesia disebabkan oleh penanganan
material Silalahi dkk, 1991. Para ahli yakin bahwa cidera tulang belakang memiliki hubungan yang sangat erat dengan kegiatan manual material
handling , terutama untuk pengangkatan beban. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa : a. Kurang lebih 25 kecelakaan yang ada pada industri di Amerika setiap
tahunnya berhubungan dengan pengangkatan material secara manual. Sedangkan di Inggris 24 Rowe, 1983
b. 50 cidera karena beban yang berlebihan terjadi pada punggung c. 60 orang yang menderita sakit pada tulang belakang bagian bawah low
back pain menyebabkan 13 dari pasien kehilangan waktu kerjanya
sebelum ia mendapat kembali waktu kerjanya seperti biasa. Pulat, B.M., 1992
d. Mengangkat dan menurunkan beban menyebabkan 50-60 dari kecelakaan tulang belakang. Stubbs, D.A. Nicholson, AS, 1989
e. Posisi kerja tubuh yang salah menyebabkan 12-19 kecelakaan kerja
6
C. Postur Kerja
Postur tubuh adalah posisi relatif bagian tubuh tertentu. Postur yang dilakukan oleh seseorang merupakan adaptasi dimensi tubuh orang tersebut
dan dimensi ukuran peralatan. Lamanya seseorang mempertahankan postur tertentu tergantung dari jumlah dan sifat alami kekuatan antara orang dan
lingkungan kerja Pheasant, 1986. Dalam melakukan pekerjaan, seseorang harus menjaga sikap yang
ergonomis, yaitu sikap yang seimbang, sehingga dapat dicapai suatu efisiensi dan produktivitas kerja yang optimal dengan tetap memperhatikan rasa
nyaman dalam bekerja. Dalam bekerja perlu diperhatikan stabilitas yang bergantung pada :
a. Luas dasar penyangga lantai b. Tinggi dari titik gaya berat
Terdapat dua jenis keseimbangan, yaitu : a. Keseimbangan statis, yaitu keseimbangan yang dilakukan pada kondisi
postur stabil. b. Keseimbangan dinamik, yaitu keseimbangan yang dilakukan pada kondisi
postur tidak stabil. Misalnya berpijak pada dasar yang sempit, sehingga diperlukan koreksi secara terus menerus.
Hal-hal yang mempengaruhi postur tubuh antara lain adalah human diversity
keterbatasan kemampuan manusia, kelainan-kelainan pada sistem musculeskeletal
seperti peradangan sendi dan ketegangan otot, disain dan posisi yang kaku atau salah.
Postur normal atau biasa disebut postur netral adalah postur dalam proses kerja yang sesuai dengan anatomi tubuh sehingga tidak terjadi
pergeseran atau penekanan pada bagian tubuh seperti organ tubuh, syaraf, tendon otot, dan tulang. Dengan postur ini maka keadaan akan menjadi rileks
7 dan tidak menyebabkan keluhan sistem musculeskeletal atau sistem tubuh
lainnya Satrya, 2002. Postur janggal adalah deviasi atau pergeseran dari pergerakan tubuh atau
anggota gerak yang dilakukan oleh pekerja saat melakukan aktivitas dari posturposisi normal secara berulang-ulang dan dalam waktu yang relatif lama
Royas, 2003. Postur janggal menyebabkan kondisi di mana transfer tenaga dari otot ke jaringan rangka tidak efisien, sehingga mudah menimbulkan lelah.
Termasuk dalam postur janggal adalah pengulangan dalam jangka waktu lama, dalam kondisi menggapai, berputar, memiringkan badan, berlutut,
jongkok, memegang dengan kondisi statis dan menjepit dengan tangan. Postur punggung yang merupakan faktor resiko MSD adalah
membungkukkan badan, sehingga membentuk sudut 20 °
terhadap vertikal dan berputar dengan beban objek 9 kg atau lebih, durasi lebih dari 10 detik dan
frekuensi lebih dari 2 kali per menit atau total lebih dari 4 jam sehari Humantech, 1995.
Postur bahu yang merupakan faktor risiko MSD adalah melakukan pekerjaan dengan lengan di atas bahu lebih dari 4 jam sehari Departement of
Labour and Industries , 2001, atau lengan atas membentuk sudut 45
° ke arah
sampingke arah depan terhadap badan selama lebih dari 10 detik dengan frekuensi lebih dari 2 kalimenit dan beban lebih dari 4,5 kg Humantech,
1995. Departement of Labour and Industries
menyatakan bahwa postur kaki yang menjadi faktor risiko MSD adalah dengan melakukan pekerjaan dengan
membengkokan kaki lebih dari 45 °
terhadap horizontal, bertumpu di atas satu kaki atau berlutut selama total lebih dari 4 jamhari, atau dengan frekuensi
lebih dari 2 kalimenit Humantech, 1995. Postur kerja yang baik menjamin kerja otot statis seminim mungkin,
sehingga memungkinkan seseorang melakukan pekerjaan dengan tangan seefektif mungkin tanpa memerlukan kerja otot tambahan Satrya, 2002.
Untuk mempertahankan postur tubuh tertentu, maka seseorang harus melakukan usaha melawan gaya yang berasal dari luar tubuh, yaitu dengan
8 mengkontraksikan otot. Gaya tersebut dapat berupa gaya gravitasi bumi atau
beban yang dipikul. Dalam hal ini terjadi interaksi antara gaya beban dan gaya yang berasal dari otot sehingga dicapai keadaan yang seimbang. Dalam
ergonomi, sistem tubuh yang paling sering diperhitungkan dengan postur tubuh adalah sistem musceloskeletal. Sesuai dengan tingkat keseringan
timbulnya gangguan bagian tubuh yang sering menderita MSD, berturut-turut adalah bagian lumbar, leher, bahu, dan lengan bawah.
Postur yang tidak seimbang dan berlangsung dalam waktu yang agak lama, maka dapat mengakibatkan ”stres” pada bagian tubuh tertentu. Ini
biasanya disebut dengan postural stress. Hal ini disebabkan karena keterbatasan tubuh manusia untuk melawan beban dalam jangka waktu yang
lama, di mana dapat terjadi berbagai akibat yang merugikan tubuh, seperti timbulnya fatigue otot kelelahan otot, tidak tenang, gelisah dan nyeri.
D. Musculeskeletal Disorder MSD