penunjukan komplek Hutan Pendidikan Gunung Walat di Daerah TK II Sukabumi Provinsi Jawa Barat seluas 359 Ha menjadi Hutan Pendidikan Badan Eksekutif
HPGW 2010. Pada Tahun 2005, Menteri Kehutanan menerbitkan Surat Keputusan
No.188Menhut-II2005, tanggal 8 Juli 2005, tentang penunjukan dan penetapan kawasan Hutan Produksi Terbatas Kompleks Hutan Pendidikan Gunung Walat
seluas 359 Ha sebagai kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus HDTK untuk Hutan Pendidikan dan Latihan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, untuk
jangka waktu 20 tahun. Dengan demikian maka Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor mempunyai hak pengelolaan penuh terhadap kawasan Hutan
Pendidikan dan Latihan Gunung Walat, Sukabumi Badan Eksekutif HPGW 2010.
4.3 Topografi Lapangan
HPGW terletak pada ketinggian 460-715 m dpl. Topografi bervariasi dari landai sampai bergelombang terutama di bagian selatan, sedangkan ke bagian
utara mempunyai topografi yang semakin curam. Pada punggung bukit kawasan ini terdapat dua patok triangulasi KN 2.212 670 m dpl. dan KN 2.213
720 m dpl. Badan Eksekutif HPGW 2010.
4.4 Tanah dan Hidrologi
Berdasarkan keterangan Lembaga Penelitian Tanah Bogor yang bersumber pada hasil penelitian Verbeek Fenema 1896 dalam Pola Umum Pembangunan
Hutan Pendidikan Hutan pendidikan Gunung Walat 1978 dalam Lembaga Penelitian IPB 1985 bahwa gunung walat terbentuk pada zaman tertier yang
menghasilkan bukit lipatan dan hawa kuartier yang menghasilkan vulkan. Bahan induk dari daerah ini adalah batuan endapan dan vulkan.
Tanah HPGW adalah kompleks dari podsolik, latosol dan litosol dari batu endapan dan bekuan daerah bukit, sedangkan bagian di barat daya terdapat areal
peralihan dengan jenis batuan Karst, sehingga di wilayah tersebut terbentuk beberapa gua alam karst gamping. HPGW merupakan sumber air bersih yang
penting bagi masyarakat sekitarnya terutama di bagian selatan yang mempunyai
anak sungai yang mengalir sepanjang tahun, yaitu anak sungai Cipeureu, Citangkalak, Cikabayan, Cikatomas dan Legok Pusar. Kawasan HPGW masuk ke
dalam sistem pengelolaan DAS Cimandiri Badan Eksekutif HPGW 2010.
4.5 Keadaan Vegetasi
Tegakan Hutan di HPGW didominasi tanaman damar Agathis loranthifolia, pinus Pinus merkusii, puspa Schima wallichii, sengon
Paraserianthes falcataria, mahoni Swietenia macrophylla dan jenis lainnya seperti kayu afrika Maesopsis eminii, rasamala Altingia excelsa, Dalbergia
latifolia, Gliricidae sp, Shorea sp, dan akasia Acacia mangium. Di HPGW paling sedikit terdapat 44 jenis tumbuhan, termasuk 2 jenis rotan dan 13 jenis
bambu. Selain itu terdapat jenis tumbuhan obat sebanyak 68 jenis Badan Eksekutif HPGW 2010.
Potensi tegakan hutan ± 10.855 m
3
kayu damar, 9.471 m
3
kayu pinus, 464 m
3
puspa, 132 m
3
sengon, dan 88 m
3
kayu mahoni. Pohon damar dan pinus juga menghasilkan getah kopal dan getah pinus. Di HPGW juga ditemukan lebih dari
100 pohon plus damar, pinus, maesopsiskayu afrika sebagai sumber benih dan bibit unggul Badan Eksekutif HPGW 2010.
4.6 Satwa