Tabel Volume Pohon TINJAUAN PUSTAKA

1. Volume total, yaitu volume yang dihitung atas dasar tinggi total sampai puncak pohon dan ditambah volume cabang dan ranting. 2. Volume batang, yaitu volume yang dihitung atas dasar tinggi total sampai puncak pohon tanpa volume cabang dan ranting. 3. Volume kayu tebal, yaitu volume yang dihitung atas dasar tinggi kayu tebal biasanya sampai diameter 7 cm atau 10 cm. Menurut Husch 1963, penentuan volume suatu benda dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain: 1. Cara langsung, yaitu berdasarkan prinsip perpindahan cairan. Alat yang digunakan disebut Xylometer. Penentuan volume dengan cara ini dilakukan terhadap benda-benda yang bentuknya tidak beraturan. 2. Cara analitik, yaitu penentuan volume dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus volume. Cara ini dilakukan terhadap benda-benda yang bentuknya beraturan seperti segi banyak, prisma, piramida, prismoid, dan benda-benda seperti kerucut, silinder, paraboloid dan neiloid. 3. Cara grafik, yaitu cara ini dilakukan untuk penentuan volume berbagai benda putar tanpa memandang ciri-ciri permukaannya.

2.4 Tabel Volume Pohon

Volume pohon dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa cara, misalnya dihitung dengan menggunakan rumus silinder terkoreksi atau diduga dengan menggunakan tabel volume pohon. Pendugaan volume dengan menggunakan tabel volume pohon merupakan cara pendugaan volume yang secara teoritis adalah yang paling baik untuk melakukan inventarisasi masa tegakan Soeranggadjiwa 1967 dalam Meya 2011. Tabel volume harus memenuhi syarat seperti sederhana, objektif, dan teliti. Muhdin Hakim 2004 menyatakan bahwa, tabel volume pohon adalah sebuah tabel yang digunakan untuk menentukan volume kayu pohon berdiri berdasarkan dimensi-dimensi penentu volume biasanya diameter setinggi dada, tinggi pohon, danatau angka bentuk, yang dibuat menggunakan persamaan volume batang melalui analisis regresi. Tabel volume dapat dikelompokkan menjadi tiga macam antara lain tabel volume lokal yaitu tabel volume yang hanya menggunakan satu variabel saja untuk menaksir volume pohonnya yakni diameter setinggi dada dbh, tabel volume standarnormal yaitu tabel yang menggunakan dua variabel untuk menaksir volume pohonnya, yakni diameter setinggi dada dbh dan tinggi pohon, dan tabel volume kelas bentuk yaitu tabel volume yang selain menggunakan variabel diameter setinggi dada dan tinggi pohon juga menggunakan variabel bentuk batang Purwita 2005. Berdasarkan volume sortimen-sortimen kayu yang diukur dengan rumus di atas, maka volume pohon dapat diketahui, yaitu penjumlahan volume sortimen- sortimen dari pohon tersebut. Penyusunan tabel volume pohon dimaksudkan untuk memperoleh taksiran volume pohon melalui pengukuran satu atau beberapa peubah penentu volume pohon serta untuk mempermudah kegiatan inventarisasi hutan dalam menduga potensi tegakan. Beberapa alternatif model persamaan yang dapat dipergunakan dalam penyusunan tabel volume pohon seperti: 1. Model Berkhout : V = aD b 2. Model Kopezky-Gehrhardt : V = a + b D 2 3. Model Horenadl-Krenn : V = a + bD + cd 2 4. Model Spurr : V = aD 2 T b 5. Model Schumacher Hall : V = AD b T c 6. Model Stoate : V = a + bD 2 + cD 2 T + dT Persamaan V = aD b dikenal juga sebagai persamaan Berkhout Loetsch, Zohrer dan Haller 1973. Di antara banyak persamaan volume yang bersifat empiris, persamaan Berkhout merupakan persamaan volume yang memiliki permikiran yang jelas, diturunkan dari persamaan silinder yang dikoreksi oleh faktor bentuk batang. Menurut Bruce dan Schumacher 1950 dalam Suhendang 1993 penurunan persamaan Berkhout tersebut adalah sebagai berikut: 1. Volume sebuah pohon dapat dinyatakan sebagai V = 14π D100 2 Tf ; di mana: V = volume m 3 ; D = dbh cm ; T = tinggi pohon m ; f = angka bentuk. 2. Untuk jenis pohon tertentu, nilai f adalah tetap, sehingga dapat dikatakan nilai V = 14π100 2 f = a adalah tetap. Sehingga persamaan volume di atas dapat ditulis: V = aD 2 T. 3. Apabila volume meningkat secara proporsional terhadap pangkat tertentu dari D dan H selain 2 dan 1, maka persamaan volume menjadi: V = aD b H c , di mana V merupakan peubah tidak bebas, D dan H merupakan peubah bebas sedangkan a, b dan c merupakan konstanta. 4. Apabila terdapat hubungan yang erat antara D dengan H, maka keragaman V yang disebabkan oleh keragaman H dapat dijelaskan oleh keragaman D, atau sebaliknya. Atas dasar itu maka V dapat diduga oleh D atau H saja, sehingga persamaan volume menjadi : V = aD b atau V = aH c . Persamaan V = aD b banyak dipakai dan lebih disukai karena D atau diameter setinggi dada lebih mudah diukur dari pada tinggi pohon H sehingga hasil pengukuran lebih dapat dipercaya.

2.5 Tinjauan dari Hasil Penelitian Sebelumnya