Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

behavior. Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri self treatment sampai mencari pengobatan ke tenaga kesehatandan perilaku kesehatan yang terakhir yaitu perilaku kesehatan lingkungan tentang bagaimana seseorang merespons lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya Notoatmodjo, 2007.

2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Terdapat beberapa model penelitian yang mengungkapkan tentang analisis faktor –faktor yang memberi kontribusi terhadap perilaku kesehatan, ada empat alasan pokok yang menyebabkan seseorang berperilaku atau tidak berperilaku, yaitu: faktor pertama, pemikiran dan perasaan thoughts dan feeling terhadap objek atau stimulus merupakan modal awal untuk bertindak atau berperilaku. Pemikiran dan perasaan dalam bentuk pengetahuan, persepsi, kepercayaan – kepercayaan, dan penilaian seseorang terhadap objek Notoatmodjo, 2007. Faktor kedua yaitu pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Pengetahuan tidak hanya didapatkan dari pengalaman tetapi tingkat pendidikan seseorang juga akan mempengaruhi pengetahuan orang tersebut. Tingkat pendidikan formal mulai dari Sekolah Dasar SD, Sekolah Menengah Pertama SMP, Sekolah Menengah Atas SMA, dan Perguruan Tinggi PT. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah orang tersebut untuk menerima informasi Notoatmodjo, 2010. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pengetahuannya namun seseorang dengan pendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal, akan tetapi dapat diperoleh dari pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang terhadap suatu objek mengandung dua aspek yaitu positif dan negatif. Kedua aspek tersebut yang menentukan sikap seseorang. Semakin banyak aspek positif yang diketahui maka akan menumbuhkan sikap positif terhadap objek Widayatun,2012. Faktor ketiga, kepercayaan sering diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek. Seseorang memperoleh kepercayaan dari keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Adanya acuan atau referensi dari seseorang atau pribadi yang dipercayai personal reference. Perubahan perilaku seseorang dipengaruhi oleh orang –orang yang dianggap penting, apabila seseorang itu penting untuknya maka apa yang dikatakan atau diperbuat cenderung untuk dicontoh. Faktor selanjutnya sumber daya yang tersedia resourcesmerupakan pendukung untuk terjadinya perilaku masyarakat. Sumber daya disini mencakup fasilitas –fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan sebagainya yang berhubungan dengan perilaku positif maupun negatif seseorang atau kelompok Notoatmodjo, 2010. Pekerjaan adalah aktivitas seseorang untuk memperoleh penghasilan yang bertujuan memenuhi kehidupan sehari-hari Singarimbun,2010. Seseorang yang sibuk dengan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari akan memiliki waktu yang lebih untuk memperoleh informasi. Jenis pekerjaan yaitu pedagang, buruh, tani, Pegawai Negri Sipil PNS, pensiunan, dan wiraswasta Notoatmodjo, 2012. Faktor selanjutnya, sosio budaya setempat culture, faktor sosio budaya merupakan faktor eksternal terbentuknya perilaku seseorang. Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai, dan penggunaan sumber-sumber di dalam masyarakat disebut kebudayaan. Perilaku normal merupakan salah satu aspek kebudayaan dan kebudayaan ini mempunyai pengaruh yang dalam terhadap perilaku Notoatmodjo, 2010.

B. Konsep Masyarakat 1. Definisi

Dokumen yang terkait

Hubungan Sanitasi Lingkungan Perumahan dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kejadian Penyakit Filariasis di Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2005

0 35 181

Penganrh Salep Ekstrak I)aun Binahong (Anredera cordifulia (Tenore) Steenis) terhadap Pembentukan Jaringan Granulasi pada Luka Bakar Tikus Sprngue dawley (Studi Pendahuluan Lama Paparan Luka Bakar 30 Detik dengan Plat Besi

1 19 89

Pengaruh Pemberian Salep Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) Terhadap Pembentukan Jaringan Granulasi Pada Luka Bakar Tikus Sprague dawley (Studi Pendahuluan Lama Paparan Luka Bakar 10 Detik Dengan Plat Besi)

0 18 62

Pengaruh Pemberian Salep Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) Terhadap Re-Epitelisasi Pada Luka Bakar Tikus Sprague dawley (Sudi Pendahuluan Lama Paparan Luka Bakar 30 Detik dengan Plat Besi

3 33 70

Pengaruh pemberian salep ekstrak daun Binahong (anredera cordifolia (tenore) steenis) terhadap re-epitelisasi pada luka bakar tikus sprague dawley : studi pendahuluan lama paparan luka bakar 30 detik dengan plat besi

0 20 70

UJI SENSITIVITAS ISOLAT BAKTERI DARI PASIEN LUKA BAKAR DI BANGSAL LUKA BAKAR RSUP DR. M. DJAMIL PADANG.

0 2 12

Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Masyarakat Terhadap Tingginya Angka Kejadian Malaria Di Desa Mawea Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara Tahun 2011.

6 7 33

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN ANGGOTA KELUARGA TENTANG PENANGANAN PERTAMA LUKA BAKAR DI KOTA PANGKALPINANG.

0 0 2

LUKA BAKAR BAGAIMANA MENOLONGNYA

0 1 3

LUKA BAKAR DAN ASUHAN PERAWATANNYA

0 0 17