53
BAB VI PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan pembahasan yang meliputi interpretasi dari hasil penelitian, keterbatasan penelitian dan selanjutnya akan dibahas tentang
bagaimana implikasi dari hasil penelitian yang akan dibandingkan dua hal pokok yaitu antara lain kerangka teori dengan hasil penelitian yang telah dilakukan
mengenai gambaran tindakan, pengetahuan, dan sikap masyarakat terhadap kejadian luka bakar ringan berdasarkan jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
suku, dan kepercayaan di Perumahan Bagasasi Cikarang.
A. Karakteristik Responden
Insiden luka bakar di negara berkembang tertinggi berdasarkan jenis kelamin dan usia yaitu pada perempuan dewasa usia 26-45 tahun, hal tersebut disebabkan
karena aktifitas perempuan yang beresiko seperti memasak, menggunakan kompor yang tidak layak atau tidak aman, baju yang digunakan wanita saat
memasak karena menjuntai bahan yang mudah tersambar api, menggunakan alat-alat elektronik yang menghasilkan panas seperti dispenser, setrika, colokan
listrik, catokan rambut dan sebagainya Brunicardi, 2010. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden merupakan perempuan usia dewasa 26-45
tahun 51,7. Hal tersebut menandakan penelitian ini dilakukan dengan responden yang senada dengan teori. Menurut Herndon 2009, kejadian luka
bakar sering terjadi pada perempuan dewasa dan anak dibawah usia 6 tahun.
B. Penyebab Luka Bakar
Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas api secara langsung maupun tidak
langsung, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia, air, dan lainnya atau zat-zat yang bersifat membakar asam kuat, basa kuat James,
2009. Menurut Brunicardi 2010, bahwa 65 luka bakar yang sering terjadi di lingkungan rumah adalah penyebab luka bakar termal sedangkan 20 luka bakar
yang sering terjadi adalah penyebab luka bakar elektrik. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa penyebab luka bakar dari yang
sering terjadi hingga yang jarang terjadi di Perumahan Bagasasi Cikarang yaitu tersiram air panas 63,3 dan terkena minyak panas 63,3 dengan 38
responden. Hasil penelitian ini senada dengan teori menurut Hudspith 2006, penyebab luka bakar yang sering terjadi yaitu terkena api, air panas, dan minyak
panas dan pada penelitian Gotshall2011, penyebab luka bakar terbanyak yaitu
luka bakar api 54,9, akibat air panas 29,2, luka bakar listrik 12,8, dan luka bakar kimia 3,1.
Teori lain mengatakan bahwa luka bakar yang sering terjadi di lingkungan rumah yaitu pertama luka bakar yang disebabkan karena air atau cairan panas,
kedua kontak dengan benda panas setrika, kompor, ketiga terkena bahan kimia asam sulfat, bahan pemutih, keempat sengatan listrik, dan kelima terpapar lama
dengan sinar matahari John, 2010. Tiga teori yang menjelaskan tentang jenis luka bakar yang sering terjadi di
lingkungan rumah sebagian besar yaitu jenis luka bakar termal. Teori tersebut
didukung dengan adanya peralatan yang ada dirumah seperti kompor, termos, dispenser, setrika listrik, dan lainnya maupun kegiatan yang sering dilakukan
dirumah berkaitan dengan bahan termal atau sumber panas seperti memasak dan menyetrika. Alat dan kegiatan tersebut merupakan faktor pendukung terjadinya
luka bakar Granger, 2009. Data statistik luka bakar di Amerika Serikat 2001-2010, penyebab luka bakar
terbanyak yaitu 44 kebakaran atau api, 33 melepuh akibat air panas, 4 listrik, 3 kimia, 7 lainnya. Tempat kejadian 68 rumah, 10 tempat kerja,
7 jalan raya, dan 15 lainnya American Burn Association, 2012.
C. Tindakan Saat Terjadi Luka Bakar