56
lebih besar dibanding dengan konsumsi yang dilakukan di lokasi TWM, kios yang terdapat di TWM jumlahnya banyak akan tetapi tidak semuanya beroperasi setiap
hari, selain itu harga yang ditawarkan relatif tidak sesuai dengan kualitas makanan yang ditawarkan sehingga pengunjung lebih senang membawa konsumsi dari
rumah. Faktor lainnya yaitu rata-rata pengunjung datang dengan rombongan sehingga untuk meminimalisir pengeluaran, pengunjung membawa konsumsi dari
rumah. Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bogor
rata-rata jumlah kunjungan ke TWM perbulan dari tahun 2007-2010 adalah 22.058 kunjungan dengan proporsi pengeluaran di lokasi wisata sebesar 39,36,
sehingga total pengeluaran yang dilakukan di kawasan wisata adalah Rp 1.371.345.860,00. Kebocoran yang terjadi cukup besar karena proporsinya lebih
dari 50, kebocoran tersebut berasal dari biaya transportasi dan konsumsi yang dibawa dari luar lokasi dengan proporsi 60,65. Total kebocoran pertahun yang
terjadi adalah sebesar Rp 27.927.067.995,00 pertahun diperoleh dari mengalikan rata-rata pengeluaran pengunjung dengan proporsi kebocoran dan total kunjungan
pertahun. Kebocoran ini dapat diminimalisir dengan meningkatkan kualitas dan menyesuaikan harga dari barang-barang yang biasanya dikonsumsi oleh
wisatawan sehingga lebih meningkatkan pengeluaran pengunjung di lokasi wisata.
6.5.1.1 Dampak Ekonomi Langsung
Dampak ekonomi langsung merupakan dampak yang langsung diperoleh dari pengeluaran wisatawan pada saat melakukan kegiatan wisata. Pada kawasan
Taman Wisata Matahari ini terjadi antara wisatawan dengan unit usaha yang ada di kawasan tersebut. Unit usaha membantu wisatawan menyediakan kebutuhan
57
yang diperlukan oleh wisatawan pada saat melakukan kegiatan wisata seperti kios makanan, cinderamata, toilet, kios oleh-oleh.
Dampak ekonomi secara langsung berasal dari transaksi antara pengunjung dengan unit usaha, apabila unit usaha berasal dari masyarakat lokal
maka dampak ekonomi dapat langsung dirasakan oleh masyarakat lokal. Apabila unit usaha dapat memenuhi kebutuhan pengunjung selama di lokasi wisata maka
keuntungan akan diperoleh oleh unit usaha. Unit usaha yang terdapat di Taman Wisata Matahari jumlahnya sangat banyak, rata-rata hanya ramai apabila akhir
pekan, namun pada saat hari biasa sebagian besar unit usaha ini tetap buka karena hampir setiap hari biasa ada pengunjung yang umumnya rombongan dari sekolah.
Dampak ekonomi langsung dapat dilihat dari proporsi pendapatan pemilik, manfaat yang dirasakan oleh unit usaha yang dapat dilihat dari pendapatan bersih
dari pemilik unit usaha berbeda-beda sesuai dengan jenis unit usaha. Data
mengenai presentase pendapatan pemilik unit usaha dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Proporsi Pendapatan Pemilik Unit Usaha di Taman Wisata
Matahari 2012
No Jenis Unit Usaha
Pendapatan Pemilik
∑
1 Kios 2.727.667,00
51,81 2 Asongan
480.972,00 53,09
3 Warung Tenda 1.977.917,00
41,60
Rata-Rata 1.728.852,00
48,84
Sumber : Data Primer, Diolah 2012
Manfaat yang dirasakan oleh unit usaha yang dapat dilihat dari pendapatan bersih dari pemilik unit usaha berbeda-beda sesuai dengan jenis unit usaha.
Asongan memiliki presentase lebih besar dibanding unit usaha kios dan warung tenda, yaitu sebesar 53,09
. Proporsi
pendapatan pemilik pada unit asongan lebih besar dibanding unit usaha kios dan warung tenda karena umumnya pedagang
58
asongan tidak memperkerjakan tenaga kerja sehingga keuntungan hasil berdagang langsung dirasakan oleh pemilik unit usaha.
Dampak ekonomi langsung dapat dilihat dari pendapatan bersih pemilik
unit usaha dapat dilihat perhitungan rincinya pada Lampiran 5. Adapun
perhitungan dampak langsung yang dirasakan oleh unit usaha dapat dilihat pada
Tabel 23. Tabel 23. Dampak Ekonomi Langsung di Taman Wisata Matahari Tahun
2012
Jenis Unit
Usaha a
RespondenUnit Usaha
b Jumlah Unit Usaha Total
c Rata-
RataPendapatan Perbulan Rp d
Dampak Ekonomi
LangsungRp e=cd
Kios 20
150 2.727.667,00
409.150.050,00 Asongan
6 30
480.972,00 14.429.160,00
Tenda 4
33 1.977.917.00
65.271.261,00
Total 30
213 5.186.556,00
488.850.471,00
Sumber : Data Primer dan Sekunder,Diolah 2012 Keterangan :
- Data Primer : 1 dan 3, berdasarkan hasil wawancara responen - Data Sekunder :2 dan 4 , data dari pengelola TWM 2012
Dampak ekonomi langsung yang dirasakan oleh unit usaha berupa pendapatan pemilik berbeda-beda sesuai dengan jenis usaha. Unit usaha kios
memiliki dampak langsung paling besar diantara unit usaha lainnya, yaitu sebesar Rp 409.150.050,00. Dampak ekonomi langsung yang dirasakan oleh warung tenda
sebesar Rp 65.271.261,00 dan pedagang asongan sebesar Rp 14.429.160,00. Total dampak ekonomi langsung yang dirasakan oleh unit usaha di TWM adalah
sebesar Rp 488.850.471,00. Selain itu dampak langsung berupa penyerapan tenaga kerja yang berasal dari masyarakat sekitar adalah sebesar 386 orang.
Jumlah tenaga kerja ini dapat terus bertambah apabila unit usaha yang ada dan belum beroperasi dapat beroperasi sehingga dapat menambah penyerapan tenaga
kerja yang berasal dari masyarakat sekitar.
59
6.5.1.2 Dampak Ekonomi Tidak Langsung