Dampak Negatif Kegiatan Wisata Terhadap Lingkungan

64 berpengaruh meningkatkan sebesar 2,80 rupiah pada pendapatan unit usaha, pemilik usaha, pendapatan tenaga kerja dan pengeluaran konsumsi tenaga kerja di ekonomi lokal yang akan berputar pada masyarakat lokal.Apabila nilai Keynesian Multiplier tersebut diantara nol dan satu 0 x 1, maka lokasi wisata tersebut memiliki nilai dampak ekonomi yang rendah META,2001, sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan adanya Taman Wisata Matahari memberikan dampak ekonomi yang besar bagi masyarakat sekitar.

6.5.3 Dampak Negatif Kegiatan Wisata Terhadap Lingkungan

Keberadaan TWM selain menimbulkan dampak ekonomi juga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, misalnya polusi udara, kebisingan, dan sampah hasil dari kegiatan wisata. Dampak negatif lingkungan yang terjadi dapat dilihat berdasarkan persepsi dari responden masyarakat sekitar, tenaga kerja, dan unit usaha yang berada di sekitar kawasan TWM. Berdasarkan hasil wawancara dengan multi stakeholder kawasan Taman Matahari mengenai dampak negatif kegiatan wisata terhadap lingkungan yang dirasakan, yakni masyarakat yang berasal dari Desa Leuwi Malang dan Desa Cilember dengan total responden sebanyak 30 orang, responden tenaga kerja 30 orang, dan responden unit usaha 30 orang. Tidak semua responden menyatakan bahwa aktifitas wisata dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, dapat dilihat pada Tabel 29. Tabel 29. Persepsi Masyarakat Sekitar, Tenaga Kerja, dan Unit Usaha yang Merasakan Dampak Negatif Kegiatan Wisata Terhadap Lingkungan di Taman Wisata Matahari pada Tahun 2012 Dampak Lingkungan Masyarakat Sekitar Tenaga Kerja Unit Usaha ∑ ∑ ∑ Polusi udara 3 10,00 2 6,67 3 10,00 Sampah 5 16,67 4 13,33 5 16,67 Kebisingan 5 16,67 5 16,67 3 10,00 Sumber : Data Primer, Diolah 2012 65 Berdasarkan Tabel 29, diperoleh data bahwa menurut masyarakat dampak lingkungan yang bersifat negatif berupa polusi udara dengan adanya kawasan TWM hanya dirasakan oleh 10 dari masyarakat yang menjadi responden saja, rata-rata dari mereka yang merasakan adanya polusi udara berasal dari bau sampah yang menumpuk di dekat Desa Leuwi Malang, namun pengelola Taman Wisata Matahari sendiri telah memiliki manajemen untuk menanggulangi sampah tersebut dengan diolah menjadi pupuk kompos. Dampak yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya kawasan wisata tentu akan menimbulkan sampah yang berasal dari pengunjung, berdasarkan hasil wawancara dengan responden hanya 16,67 dari masyarakat yang merasa terganggu dengan adanya sampah. Pengelola menyiapkan pengolahan sampah dari hasil wisata untuk diolah menjadi pupuk, tempat pengumpulan sampah itu sendiri terletak tidak jauh dari kawasan TWM sehingga permasalahan sampah hasil limbah pengunjung tidak terlalu menjadi masalah bagi masyarakat sekitar. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden diperoleh hasil bahwa hanya sekitar 16,67 responden yang merasakan adanya kebisingan yang ditimbulkan dari kawasan TWM yang berasal dari kendaraan yang digunakan pengunjung, Berdasarkan Tabel 29, dampak lingkungan yang dengan keberadaan TWM berupa polusi udara dirasakan oleh 6,67 dari responden, umumnya responden merasakan dampak polusi udara berupa asap kendaraan dari wisatawan yang datang terutama asap bus. Dampak lingkungan berupa sampah hanya dirasakan oleh responden sebesar 13,33, sampah tersebut dirasakan umumnya di luar pintu masuk kawasan wisata seperti di parkiran bus dan kios bagian luar sehingga mengganggu keindahan dan juga kesehatan. Kebisingan dirasakan oleh 66 16,67 responden, umumnya kebisingan terjadi karena kendaraan yang digunakan wisatawan, umumnya pada saat hari libur. Tabel 29 juga menunjukkan bahwa, dengan keberadaan TWM sebesar 10 responden yang merasakan adanya polusi udara. Polusi udara yang terjadi disebabkan oleh asap bus pariwisata yang datang dengan membawa wisatawan. Dampak lingkungan berupa sampah yang dirasakan oleh 16,67 responden umumnya berasal dari parkiran bus yang berada di luar pintu masuk TWM karena kurangnya tempat sampah di lokasi tersebut sehingga sampah berserakan dan mengurangi keindahan. Kebisingan hanya dirasakan oleh sebagian kecil responden dengan presentase sebesar 10, kebisingan tersebut menurut responden berasal dari kendaraan yang digunakan oleh wisatawan. Berdasarkan persepsi dari stakeholder mengenai dampak lingkungan dengan adanya TWM menyatakan bahwa tidak berdampak besar pada lingkungan sekitar. Umumnya udara yang dirasakan masih sejuk dan tidak ada polusi yang menyebabkan kerugian, begitu pula dengan sampah dan kebisingan yang dihasilkan dari kegiatan wisata. 67

VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1

Kesimpulan 1. Secara umum persepsi pengunjung mengenai kondisi kawasan Taman Wisata Matahari adalah baik sehingga perlu dipertahankan dan dikembangkan lebih lanjut agar semakin baik dan tetap terjaga. 2. Terdapat tiga faktor yang berpengaruh negatif terhadap permintaan di kawasan Taman Wisata Matahari, yakni biaya perjalanan, jarak dan jumlah tanggungan. Faktor yang berpengaruh positif hanya lama mengetahui. 3. Dampak ekonomi dari kegiatan wisata berupa dampak ekonomi langsung Rp 488.850.471,00, dampak ekonomi tidak langsung Rp 673.111.010,00 dan dampak lanjutan Rp 207.337.424,00. Nilai Keynesian Income Multiplier sebesar 1,00 artinya adanya kegiatan wisata di TWM memberikan dampak ekonomi yang besar bagi masyarakat sekitar, Ratio Income Multiplier Tipe I adalah 1,73, dan Ratio Income Multiplier Tipe II sebesar 2,80. 4. Penyerapan tenaga kerja dengan adanya kawasan TWM memiliki proporsi hampir 90 yang berasal dari masyarakat sekitar TWM, dengan jumlah 386 orang. Masyarakat yang dulunya hanya petani dan tidak memiliki pengasilan tetap setiap bulannya, kini dengan adanya TWM dapat mendapatkan lapangan pekerjaan dan pengasilan yang tetap. 5. Aktivitas wisata di kawasan TWM menurut stakeholder terkait, tidak memberikan dampak negatif yang besar terhadap lingkungan. Indikator yang digunakan berupa polusi udara, kebisingan, dan sampah. Hampir