2.2 Bambu
Bambu tergolong keluarga Gramineae rumput-rumputan disebut juga giant grass rumput raksasa, berumpun dan terdiri dari sejumlah batang buluh
yang tumbuh secara bertahap, dari mulai rebung batang muda dan sudah dewasa pada umur 3-5 tahun. Batang bambu berbentuk silindris, berbuku-buku, beruas-
ruas, berdinding keras, pada setiap buku terdapat mata tunas atau cabang. Lebih dari 1000 spesies bambu dalam 80 genera, sekitar 200 spesies dari
20 genera ditemukan di Asia Tenggara Dransfield dan Widjaja 1995, sedangkan di Indonesia ditemukan sekitar 60 jenis. Tanaman bambu ditemukan didataran
rendah sampai pegunungan dengan ketinggian sekitar 300 mdpl. Menurut Sutiyono et al. 1996 dalam Ginting 2009 menyatakan bahwa di daerah ruas-
ruas batang bambu tumbuh akar-akar sehingga memungkinkan untuk memperbanyak tanaman dari potongan-potongan ruasnya, selain tunas-tunas
rumpunnya. Beberapa hal yang mempengaruhi sifat fisis dan mekanis bambu adalah umur, posisi ketinggian, diameter, tebal daging bambu, posisi beban pada
buku atau ruas, dan kadar air bambu.
2.3 Bambu Tali
Bambu tali disebut juga dengan bambu apus, awi tali, atau pring tali. Bambu ini termasuk dalam genus Gigantochloa yang umumnya mempunyai
rumpun rapat. Nama ilmiah bambu tali adalah Gigantochloa apus J.A J.H.
Schultes Kurz. Tinggi bambu tali dapat mencapai 20 m dengan warna batang hijau cerah
sampai kekuning-kuningan. Batangnya tidak bercabang dibagian bawah berdiameter batang 2,5-15 cm, tebal dinding 3-15 mm, dan panjang ruasnya 45-65
cm. Panjang batang yang dapat dimanfaatkan antara 3-15 m. Pelepah batangnya tidak mudah lepas meskipun umur batang sudah tua. Jenis bambu ini diduga
berasal dari Burma dan sekarang tersebar luas di seluruh kepulauan Indonesia. Bambu tali umumnya tumbuh di daratan rendah tetapi dapat juga tumbuh dengan
baik di daerah pegunungan sampai ketinggian 1000 mdpl. Bambu tali berbatang kuat, liat dan lurus. Jenis ini terkenal paling bagus
untuk dijadikan bahan baku kerajinan anyaman karena seratnya yang panjang, kuat, dan lentur. Ada juga yang menggunakannya untuk alat musik. Menurut
Berlian dan Rahayu 1995 dalam Ginting 2009, menyatakan bahwa rebung bambu tali tidak bisa dimakan oleh karena rasanya pahit.
2.4 Bambu Hitam