Pengaruh penggunaan umpan Musim

tempat untuk berlidung pada malam hari. Gambar ikan hasil tangkapan selama penelitian dapat dilihat pada Lampiran 5

5.2.2 Pengaruh penggunaan umpan

Salah satu faktor keberhasilan dalam menangkap ikan dan crustacae adalah dengan menggunakan umpan, baik umpan alami maupun buatan. Umpan alami yang umum digunakan oleh nelayan bubu adalah dengan menggunakan bulu babi atau dengan ikan-ikan rucah. Pada penelitian, perlakuan yang diberikan adalah dengan menggunakan umpan alami dan umpan buatan. Umpan alami yang digunakan adalah bulu babi karena kelimpahannya di perairan Kepulaun Seribu. Bulu babi biasa digunakan nelayan selain karena banyak terardapat di lingkungan perairan Kepulauan Seribu juga karena bulu babi memiliki bau yang menyengat dan amis. Syarat-syarat umpan mati yang biasa digunakan pada alat tangkap pasif adalah memiliki bau dan warna yang sesuai dengan ikan sasaran. Pada penelitian ini digunakan dua umpan buatan yang terbuat dari campuran arginin dan leusin umpan B dan juga umpan yang terbuat dari minyak ikan umpan C. Pada bubu yang menggunakan umpan B, hasil tangkapannya mencapai 32 280 ekor dari hasil tangkapan total pada waktu penelitian , yaitu sebanyak 868 ekor. Pengaruh dari umpan B ini menunjukkan bahwa umpan mampu meningkatkan hasil tangkapan. Hasil tangkapan bubu dengan menggunakan umpan B merupakan hasil tangkapan dengan prosentase terbesar dari pada ketiga jenis bubu yang menggunakan umpan lainnya. bahan campuran asam amino arginin dan leusin dapat menyerupai rasa pada umpan pada ikan sehingga ikan juga tertarik dengan umpan buatan. Perbandingan lemak dan protein antara umpan alami dan buatan menunjukkan bahwa umpan buatan memiliki kandungan lemak dan protein lebih banyak Fitri, 2008. Pendapat tersebut berbanding lurus dengan jumlah hasil tangkapan dengan menggunakan asam amino dari arginin dan leusin yang mampu menangkap ikan 32 dari hasil tangkapan. Hasil tangkapan pada bubu dengan umpan B bisa dikatakan sangat baik, karena mampu meningkatkan hasil tangkapan. Umpan buatan yang kedua adalah umpan yang terbuat dari minyak ikan yang dicampur dengan tepung ikan. Tepung ikan merupakan hasil pengeringan dari ikan segar yang dihilangkan kandungan airnya,sehingga kandungan asam amino yang terdapat pada ikan tidak hilang. Fitri 2008 menjelaskan bahwa komponen kimia yang telah teridentifikasi dapat digunakan sebagai perangsang nafsu makan ikan. Hasil tangkapan pada bubu dengan umpan C tepung ikan dan minyak ikan mencapai 24 203 ekor ikan, sedikit dibawah hasil tangkapan pada bubu kontrol yang mencapai 25 217 ekor ikan. Hal ini bisa dikatakan umpan C tepung ikan dan minyak ikan mampu mensubtitusi bubu kontrol dan bubu dengan umpan alami yang hanya 17 168 ekor. Penggunaan umpan buatan pada proses penangkapan ikan dengan menggunakan bubu tambun berpengaruh dalam peningkatan jumlah hasil tangkapan, sehingga umpan dapat digunakan sebagai atraktan. Pada pengujian statistika menggunakan Rancangan Acak Lengkap, perlakuan pada bubu tambun berpengaruh pada hasil tangkapan minimal satu perlakuan berpengaruh. Sebelum menggunakan Anova maka harus dilihat dahulu apakan data menyebar normal atau tidak. Hasil dari grafik Residual Plot Hasil Tangkapan menunjukkan bahwa data hasil tangkapan menyebar tidak normal. Untuk memastikan maka data ditransformasikan logaritma. Dengan menggunakan metode dari Kolmogorov Smirnov maka dapat dilihat pada hasil grafik residual plot hasil tangkapan menunjukkan bahwa data tetap menyebar tidak normal. Karena data menyebar tidak normal maka uji yang digunakan adalah uji non parametrik. Salah satu sarat penggunaan uji non parametrik adalah salah satu syarat tidak terpenuhi data tidak normal. Hipotesis yang digunakan adalah 1 nilai tengah pada jenis umpan sama, 2 minimal ada satu nilai tengah jenis umpan tidak sama dengan yang lain. Dari hasil pengujian kenormalan data dengan menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov pada SPSS 13. Hasil yang didapatkan adalah data menyebar tidak normal, hal ini ditunjukkan dengan nilai Asymp. Signifikasinya lebih dari taraf s ignifikasi α = 0,05 sebesar 0,059. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji non parametrik yaitu uji Kruskal-Wallis. Hasil yang didapat adalah bahwa gagal Tolak H o tidak berbeda nyata yang berarti tidak ada salah satu perlakuan yang berpengaruh, hasil ini ditunjukkan dengan nilai Asymp. Signifikasinya lebih dari taraf signifikasi α =0,05 sebesar 0,456. Berarti hasil uji non parametrik menunjukan bahwa pengaruh perlakuan umpan terhadap jumlah hasil tangkapan, namun pengaruhnya tidak signifikan. Masing-masing umpan memberikan pengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan dengan nilai yang sama. Dari hasil uji menunjukkan bahwa umpan yang satu mampu mensubtitusi umpan yang lain. Apabila kesedian umpan alami yang biasa digunakan oleh nelayan sudah tidak lagi tersedia karena sumberdaya alam dapat habis, maka umpan buatan dari asam amino argin dan leusin dapat menggantikan umpan alami tersebut.

5.2.3 Efektivitas penangkapan ikan karang dengan bubu