Alat tangkap bubu tambun Metode pengoperasian bubu tambun

Bubu yang digunakan pada penelitian adalah bubu tambun karena bubu ini banyak digunakan nelayan Pulau Panggang. Bubu dioperasikan di wilayah perairan karang dengan kedalaman satu hingga tiga meter. Pada pemasangan bubu digunakan karang untuk menutupi bubu. Pemasangan bubu secara tunggal terpisah dengan lainnya dengan jarak sekitar sepuluh hingga dua puluh meter.

3.2.1 Alat tangkap bubu tambun

Bubu yang digunakan dalam penelitian ini adalah bubu tambun, memiliki panjang total 100 cm, lebar 80 cm dan tinggi 35 cm. ukuran mata anyamannya adalah 3 cm berbentuk segi enam. Bentuk mulut bubu bulat pada bagian luar dan mengecil terus sampai ke bagian dalam dengan bentuk lonjong. Diameter mulut bubu bagian dalam adalah 20 cm dan diameter mulut bubu bagian luar adalah 27 cm. Keterangan : A = mulut bubu, diameter = 35 cm, P = 80 cm, Ukuran anyaman mata bubu = 3 cm, B = bagian dalam mulut bubu, L = 50cm, T = 35 cm Gambar 1 Desain bubu tambun P L T Tampak samping Tampa k atas A Tampak atas

3.2.2 Metode pengoperasian bubu tambun

Pada penelitian menggunakan bubu tambun, metode pemasangan bubu tambun di Kepulauan Seribu adalah sebagai berikut: 1 Persiapan Pada tahap persiapan meliputi persiapan alat tangkap, persiapan umpan, persiapan kapal dan juga persiapan perbekalan. Persiapan alat adalah menyiapkan alat utama yang digunakan untuk melakukan penelitian, alat utamanya adalah bubu dan juga alat bantu penangkapan. Pada tahap persiapan kapal, maka dilakukan pengeceken tentang kondisi kapal, kondisi mesin, membuang air yang masuk ke badan kapal dan juga pengecekan bahan bakar mesin kapal. Persiapan perbekalan yaitu mempersiapkan makanan dan minum yang diperlukan pada saat melakukan operasi penangkapan ikan. 2 Pemasangan umpan Pemasangan umpan sebagian dilakukan pada saat perjalan menuju fishing ground dan sebagian lagi dipasang pada saat perahu tiba di fishing ground. Hal ini dilakukan apabila alat tangkap baru pertama dibawa ke fishing groung, selanjutnya pemasangan umpan dilakukan setelah pengangkatan bubu. Umpan alami seperti bulu babi diambil disekitar daerah penangkapan ikan kemudian sedikit dihancurkan, setelah itu baru dimasukkan ke dalam bubu. Untuk umpan buatan dibuat di fishing base dan dipasang pada bagian dalam dekat dengan mulut bubu, sehingga ikan akan tertarik memasuki bubu. 3 Pemasangan bubu setting Setelah sampai pada fishing ground maka bubu yang telah diberi umpan dilemparkan ke perairan untuk selanjutnya dipasang pada perairan karang. Nelayan biasanya mencari letak yang srategis untuk pemasangan bubu dan masih banyak terdapat karang. Lokasi penempatan bubu dibersihkan terlebih dahulu dari karang, kemudian nelayan meletakkan bubu. Setelah meletakkan bubu nelayan memangkas karang-karang disekitarnya untuk digunakan sebagai penutup bubu. Pemasangan bubu dilakukan diperairan dengan kedalaman 1 – 3 meter. Untuk mengambil karang sebagai penutup bubu maka digunakan alat bantu ganco. 4 Perendaman bubu Proses perendaman dilakukan selama enam hingga 24 jam. Selama proses perendaman maka bubu dapat ditinggalkan. Nelayan biasanya melakukan kegiatan lain seperti memancing ikan untuk menambah penghasilan nelayan atau dapat ditinggal ke fishing base. Nelayan lokal biasanya ada yang melakukan perendaman sebanyak dua kali sehari atau sering disebut dengan dihese. 5 Pengangkatan bubu hauling Setelah dilakukan proses perendaman bubu maka bubu diangkat. Proses pengangkatan bubu dibantu dengan alat ganco untuk menarik bubu dengan dipasang kayu dengan panjang 1,5 meter. Setelah bubu terangkat maka pintu bubu dibuka dan hasil tangkapan dikeluarkan untuk diukur dan ditimbang. Bubu yang telah kosong diisi dengan umpan dan kemudian dipasang lagi untuk ditambun. Proses pengangkatan bubu biasanya nelayan tidak harus menyelam, kecuali bubu tidak terlihat dari atas kapal maka nelayan akan menyelam.

3.2.3 Kapal