Kapal Kelengkapan dalam Unit Penangkapan Bubu

dioperasikan pada daerah hutan bakau untuk menangkap kepiting sebagai target utamanya. Menurut Martasuganda 2003 ada beberapa alasan utama pemakaian bubu di suatu daerah penangkapan, yaitu: 1 Adanya pelarangan pengoperasian alat tangkap selain bubu; 2 Topografi daerah penangkapan yang tidak mendukung alat tangkap lain untuk dioperasikan; 3 Kedalaman daerah penangkapan yang tidak memungkinkan alat tangkap lain untuk dioperasikan; 4 Biaya pembuatan alat tangkap bubu murah; 5 Pembuatan dan pengoperasian alat tangkap bubu tergolong mudah; 6 Hasil tangkapan dalam keadaan hidup; 7 Kualitas hasil tangkapan baik; dan 8 Hasil tangkapan umumnya bernilai ekonomis tinggi.

2.2 Kelengkapan dalam Unit Penangkapan Bubu

Suatu kegiatan penangkapan ikan membutuhkan suatu unit penangkapan ikan. Dalam proses penangkapan ikan menggunakan bubu, unit penangkapan selain bubu itu sendiri adalah nelayan dan kapal penangkap ikan. Nelayan adalah sebagai pelaku dalam kegiatan yang berkaitan dengan segala usaha penangkapan ikan, hewan air maupun tanaman air sedangkan kapal sebagai alat transportasi untuk menangkap ikan dan untuk mangangkut hasil tangkapan maupun nelayan itu sendiri.

2.2.1 Kapal

Kapal dibedakan menjadi 2 jenis menurut fungsinya berdasarkan Statistik Kelautan Perikanan Indonesia, yaitu kapal penangkapan ikan dan kapal pengangkut DKP. Pembagian kapal penangkapan ikan dikelompokkan menjadi : 1 Perahu Tanpa Motor non powered boat; perahu tanpa motor adalah perahu yang digerakkan tanpa menggunakan motor, tetapi dengan menggunakan dayung atau layar. Kapal jenis ini biasanya digunakan untuk penangkapan ikan skala kecil. Bahan untuk pembuatnya ada yang terbuat dari kayu maupun dari fiber. Dari kayu sendiri ada yang menggunakan satu pohon kemudian dilubangi pada bagian tengahnya dan ada juga yang terdiri dari beberapa papan kayu. 2 Perahu Motor Tempel outboard engine; dan perahu motor tempel adalah kapal atau perahu yang digerakkan menggunakan tenaga penggerak mesin atau motor yang dipasang pada bagian belakang kapal. Pada kapal ini biasanya mesin dipasang hanya pada saat operasional saja dan pada saat selesai operasional mesin akan dilepas dari bagian kapal. 3 Kapal Motor inboard engine pada kapal untuk menyatakan bobot menggunakan nama Gross tonnage GT.berdasarkan GT kapal dapat dibedakan mulai dari kapal motor 5 GT, 5GT10 hingga 200 GT. Kapal dengan inboard Engine mempunyai ruang mesin tersendiri tidak seperti kapal motor tempel. Alat tangkap yang digunakan pada kapal dengan inboard Engine merupakan alat tangkap dalam sekala besar untuk menangkap ikan seperti pukat udang, huhate, rawai tuna, dan sebagainya. Kapal jenis ini pun biasanya digunakan untuk menangkap ikan yang cukup jauh di laut lepas yang pada operasi penangkapan ikan dibutuhkan waktu berhari-hari. Kapal yang biasa digunakan oleh nelayan bubu Kepulauan Seribu adalah kapal motor dengan kekuatan mesin 18 PK dan panjang sekitar sembilan meter. Bahan utama yang digunakan didominasi oleh bahan kayu. 2.2.2 Nelayan Secara umum nelayan adalah orang yang melakukan kegiatan penangkapan ikan untuk mencukupi keubutuhan hidupnya. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan 2002 dikutip dalam Isnaini 2008, nelayan dapat diklasifikasikan berdasarkan waktu kerjanya sebagai berikut : 1 Nelayan Penuh, adalah nelayan yang seluruh waktu kerjanya digunakan untuk melakukan kegiatan operasi penangkapan ikan atau mengumpulkan binatang air maupun tanaman air lainya. 2 Nelayan sambilan utama, adalah nelayan yang sebagian besar waktu kerjanya untuk melakukan kegiatan operasi penangkapan ikan atau binatang air lainnya maupun tanaman air lainnya. 3 Nelayan sambilan tambahan, adalah neyan yang sebagian kecil waktu kerjanya digunakan untuk melakukan pekerjaan penangkapan ikan atau binatang air lainnya maupun tanaman air lainnya. Nelayan di daerah Kepalauan Seribu yang melakukan kegiatan penangkapan ikan menggunakan bubu tambun hanya berjumlah satu orang saja setiap kapalnya Susanti 2005. Waktu tempuh menuju daerah fishing ground hanya berkisar antara lima belas menit hingga satu jam saja, hal ini karena sebagian masyarakat nelayan Kepulauan Seribu menggunakan parahu motor bermesin 5 hingga 18 PK untuk melakukan operasi penangkapan ikan.

2.2.3 Umpan