Zulkarnain, MAP
11 Drs. H. Jamaluddin T. Muku, Msi -
Drs. Suaib Arabi US, MAP 13.675
7,44
Sumber : Komisi Independen Pemilihan KIP Aceh Tamiang.
2.3.2 Pemilukada Putaran Kedua
Pemilukada Aceh Tamiang tahun lalu dilakukan sebanyak dua putaran, dikarenakan berdasarkan hasil pemilukada putaran pertama tidak ada pasangan calon
yang memperoleh suara sebanyak 30, dengan kata lain dua pasangan calon yang menempati urutan teratas memperoleh suara terbanyak berhak maju ke putaran
kedua untuk kembali berkompetisi dalam memperebutkan posisi nomor 1 di daerah ini. Maka dalam hal ini pasangan calon bupati dan wakil bupati yang berhak maju
pada pemilukada putaran kedua yakni pasangan nomor urut 4 Agussalim- Abdussamad dan nomor urut 10 Hamdan Sati-Iskandar Zulkarnain.
Selanjutnya pada tanggal 21 September 2012, Komisi Independen Pemilihan KIP Kabupaten Aceh Tamiang telah melakukan rapat pleno yang dihadiri
Komisioner dan Sekretaris serta Staf KIP, untuk menetapkan pasangan Hamdan Sati dan Iskandar Zulkarnain sebagai calon BupatiWakil Bupati Aceh Tamiang terpilih
periode 2012-2017 mendatang, setelah memperoleh suara terbanyak mengalahkan rivalnya dari Partai Aceh. Penetapan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati terpilih
tersebut dituangkan dalam SK penetapan pasangan calon bupatiwakil bupati Aceh Tamiang terpilih No.250 tahun 2012. Berikut adalah hasil Pemilukada BupatiWakil
Bupati Aceh Tamiang putaran kedua yang digelar pada tanggal 12 September 2012 lalu.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7 Hasil Pemilukada Putaran II
No. Urut
Nama Calon BupatiWakil Bupati Perolehan Suara Persentase
4 Agussalim - H. Abdussamad, SE
52.547 44,78
10 H. Hamdan Sati, ST - Drs. Iskandar
Zulkarnain, MAP 64.788
55,22
Sumber : Komisi Independen Pemilihan KIP Aceh Tamiang. Selanjutnya, pada tanggal 28 Desember 2012, Gubernur Aceh dr. Zaini
Abdullah melantik Hamdan Sati, ST dan Drs. Iskandar Zulkarnain, MAP masing- masing sebagai Bupati dan Wakil Bupati Aceh Tamiang periode 2012-2017, di kota
Kuala Simpang.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KUALITAS DEMOKRASI PADA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH
ACEH TAMIANG 2012 3.1 Pembahasan
Demokrasi bukanlah merupakan sistem politik dan pemerintahan yang sempurna, meski demikian demokrasi menurut para pakar ilmu politik dianggap
sebagai sistem pemerintahan yang terbaik dibandingkan sistem-sistem yang lain seperti monarki, aristokrasi, otokrasi, dsb. Implikasinya, pemerintah negara manapun
yang menerapkan demokrasi dalam sistem politiknya harus mampu mengantisipasi dan meminimalkan sifat-sifat negatif dari kehidupan berdemokrasi.
Masyarakat Indonesia sendiri telah memasuki babak baru dalam berdemokrasi sejak kebijakan desentralisasi digulirkan. Kebijakan ini diyakini mampu membawa
perubahan yang lebih baik, karena setiap warga di daerah mulai bebas untuk mengatur kehidupannya setelah sekian lama tidak berkutik di bawah rezim otoriter.
Jika dulu selalu dikontrol dan diawasi, sekarang mereka bisa mandiri. Pergeseran
kekuasaan dari pusat ke daerah telah memberikan peluang yang besar bagi warga daerah untuk membangun daerahnya sendiri. Dalam hal ekonomi, mereka bisa
menikmati SDA mereka sendiri tanpa harus dibagi dengan daerah lain, sementara
dalam berpolitik masyarakat juga bebas menyalurkan aspirasi politiknya.
Pemilihan Umum Kepala Daerah adalah salah satu penunjang terbentuknya sistem demokrasi. Pilkada Langsung di Indonesia dilaksanakan dengan sejumlah
harapan untuk perbaikan kehidupan demokrasi di Indonesia. Harapannya, Pilkada ini bisa lebih meningkatkan semangat pendalaman demokrasi pada tingkat lokal, dengan
sistem ini masyarakat menjadi lebih memiliki kesempatan untuk terlibat secara langsung dalam proses pemilihan kepala daerah. Artinya, masyarakat memiliki
Universitas Sumatera Utara
kebebasan seluas-luasnya untuk memilih sendiri siapa-siapa yang pantas menjadi kepala daerahnya, dengan demikian peran rakyat dalam rekrutmen politik diharapkan
dapat ditingkatkan. Pilkada secara langsung dimaksudkan untuk meminimalisir praktek money
politic yang dipercaya terjadi secara meluas pada sistem pemilihan melalui lembaga perwakilan, dengan asumsi money politic akan lebih sulit dilakukan karena pemegang
hak suara adalah semua warga negara yang memiliki hak pilih. Keterlibatan masyarakat luas secara langsung diharapkan membawa semangat baru dalam
kehidupan demokrasi dan akan melahirkan pemerintahan yang lebih baik dan berkualitas. Sebagaimana halnya pada pemilihan umum kepala daerah Aceh Tamiang
2012 yang diharapkan dapat berjalan secara demokratis dimana nilai-nilai demokrasi senantiasa diterapkan oleh seluruh elemen masyarakat dan juga para elit politiknya,
karena yang kita ketahui sebelumnya bahwa pelaksanaan pilkada di Aceh selalu sarat akan kekerasan dan konflik yang membuat wilayah ini di anggap jauh dari nilai-nilai
demokrasi.
3.2 Analisis Pemilihan Umum Kepala Daerah Aceh Tamiang 2012