2.2.1 Wilayah Administratif
Wilayah administratif pemerintahan Kabupaten Aceh Tamiang terdiri dari 12 Kecamatan yakni Kecamatan Banda Mulia, Bandar Pusaka, Bendahara, Karang Baru,
Kejuruan Muda, Kota Kuala Simpang, Manyak Payed, Rantau, Sekrak, Seruway, Tamiang Hulu, Tenggulun, serta terdiri dari 212 desa, 1 kelurahan, 27 pemukiman
dan 701 dusun yang secara keseluruhan mempunyai luas 1.956,72 Km
2
atau 195.672 Hektar. Dari keduabelas Kecamatan tersebut, terlihat bahwa Kecamatan Tenggulun
merupakan yang paling luas yaitu 295,55 Km2 atau 29.555 Hektar.
42
42
Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik Aceh Tamiang.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4 Luas Kabupaten Aceh Tamiang
No Kecamatan
Luas Jumlah
Km
2
Ha Mukim
Desa Lurah
Dusun
1 Manyak Payed
267.11 26.711
4 39
- 109
2 Bendahara
132.72 13.272
7 33
- 107
3 Banda Mulia
47.78 4.778
1 10
- 39
4 Seruway
188.49 18.849
4 24
- 83
5
Rantau 51.71
5.171 2
16 -
67
6
Karang Baru 139.45
13.945 3
31 -
95
7 Sekerak
257.95 25.795
1 14
- 34
8 Kota Kuala
Simpang 4.48
448 1
4 1
21
9 Kejuruan Muda
124.48 12.448
2 15
- 60
10 Bandar Pusaka
252.37 25.237
1 15
- 40
11 Tamiang Hulu
194.55 19.455
1 9
- 28
12 Tenggulun
295.55 29.555
- 5
- 18
Jumlah 1.956.72
195.672 27
212 1
701 Sumber : Badan Pusat Statistik Aceh Tamiang
2.2.2 Demografi
Berdasarkan sensus penduduk 2010, jumlah penduduk di kabupaten Aceh Tamiang berjumlah 251.914 jiwa dengan jumlah laki-laki 127.355 dan jumlah
perempuan 124.559.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5 Jumlah Penduduk Tahun 2010
No Kecamatan
Laki-Laki Perempuan
Total 1
Tamiang Hulu 8.840
8.513 17.353
2 Bandar Pusaka
5.933 5.665
11.598
3 Kejuruan Muda
16.051 15.712
31.763
4 Tenggulun
8.443 7.872
16.316
5 Rantau
16.501 16.349
32.850
6 Kota Kualasimpang
9.048 8.982
18.030
7
Seruway 11.813
11.814 23.627
8 Bendahara
9.309 9.242
18.551
9 Banda Mulia
5.430 5.214
10.644
10 Karang Baru
18.310 17.916
36.226
11 Sekerak
3.070 2.959
6.029
12
Manyak Payed 14.607
14.321 28.928
Sumber : Badan Pusat Statistik Aceh Tamiang
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Sosial, Budaya dan Ekonomi
Kabupaten ini merupakan satu-satunya kawasan di Aceh yang dikuasai oleh etnis Melayu Tamiang. Disamping etnis Melayu, kabupaten ini juga terdiri dari
etnis Aceh, Gayo, Jawa, Karo, dan lain sebagainya. Sektor pertanian masih memegang peranan penting dalam perekonomian masyarakat Tamiang karena
mayoritas penduduk di kabupaten ini berprofesi sebagai petani. Sekitar 29.201 rumah tangga petani menggeluti dunia bercocok tanam, yang terbanyak berada di
Kecamatan Kejuruan Muda sebanyak 7.093 rumah tangga.
43
Wilayah Aceh Tamiang dialiri dua cabang sungai besar, yaitu Sungai Tamiang yang terbagi menjadi Sungai Simpang Kiri dan Sungai Simpang Kanan
dan Sungai Krueng Kaloy. Keberadaan sungai-sungai ini bagi masyarakat Tamiang sangat penting karena di samping dapat digunakan sebagai pengairan tanaman pangan
juga dapat digunakan sebagai alat transportasi, seperti untuk mengangkut produksi pertanian, perkebunan, maupun untuk mengangkut bahan-bahan kebutuhan konsumsi,
dagang, dan konstruksi. Daerah ini juga memiliki posisi strategis di Aceh, baik Aceh Tamiang dikenal sebagai salah satu daerah berbasis pertanian dan
perkebunan yang bernilai ekonomi tinggi, seperti kelapa sawit, karet, kakao, jagung, dan buah-buahan. Tanaman pangan yang biasa ditanam penduduk adalah padi,
palawija, sayur-sayuran, dan buah-buahan, sedangkan tanaman perkebunan yang dibudidayakan di antaranya adalah karet, kelapa sawit, kopi, kelapa, kakao, dan jeruk.
Dalam beberapa tahun terakhir ini, sumbangan sektor pertanian terhadap produk domestik regional bruto PDRB sebesar 40 persen lebih, dan kontribusi terbesarnya
adalah dari tanaman bahan pangan, yaitu sekitar 20 persen.
43
Panitia Kebudayaan Aceh Timur. Op.Cit. Hal. 143.
Universitas Sumatera Utara
karena letaknya yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Utara, maupun karena keunikan dan potensi sumber daya alam cukup kaya yang dimilikinya. Salah
satu keunikan itu adalah kemajemukan masyarakatnya, kondisi ini tentu menghadirkan dinamika tersendiri bagi Pemerintah kabupaten Aceh Tamiang.
Saat ini, Tamiang dikenal sebagai kawasan perkebunan yang cukup berhasil. Setidaknya ada 21 perusahaan besar yang mengembangkan usaha perkebunan
kabupaten ini. Di sisi lain, sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan Sumatera Utara, Kabupaten Aceh Tamiang berpotensi sebagai kawasan investasi dan tempat
industri pengolahan dan perdagangan. Semua potensi itu adalah sumber daya yang harus dijaga, dirawat, dan dikembangkan, adalah tugas bupati dan wakil bupati untuk
tetap mengoptimalkan semua potensi itu demi menopang sistem pemerintahan yang baik.
2.2.4 Pemerintahan