Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data
Tabel 1. Nilai skala banding berpasangan
Intensitas Pentingnya
Definisi Penjelasan
1 Kedua unsur sama pentingnya
Dua unsur menyumbang sama besar pada sifat itu.
3 Unsur yang satu sedikit lebih
penting daripada unsur lainnya. Pengalaman dan pertimbangan sedikit
menyokong satu unsur atas unsur yang lainnya.
5 Unsur yang satu sangat penting
daripada unsur lainnya. Pengalaman dan pertimbangan
dengan kuat menyokong satu unsur atas unsur yang lainnya.
7 Satu unsur jelas lebih penting
daripada unsur yang lainnya. Bukti yang menyokong unsur yang
satu atas yang lainnya memiliki tingkat penegasan yang tertinggi yang
mungkin menguatkan
9 Satu unsur mutlak lebih penting
daripada unsur yang lainnya Bukti yang menyokong unsur yang
satu atas yang lainnya memiliki tingkat penegasan yang tertinggi yang
mungkin menguatkan.
2, 4, 6, 8 Nilai-nilai diantara dua
pertimbangan yang berdekatan Kompromi diperhatikan di antara dua
pertimbangan Kebalikan
Jika untuk aktivitas i mendapatkan satu angka bila dibandingkan dengan aktivitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan
i.
Sumber : Saaty 1991 5.
Memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta bilangan 1 sepanjang diagonal utama. Angka 1-9 digunakan bila F
i
lebih mendominasi atau memengaruhi sifat fokus puncak hirarki x dibandingkan dengan F
j
, namun bila F
i
kurang mendominasi atau kurang mempengaruhi sifat X dibandingkan F
j
, maka digunakan angka kebalikannya. Matriks di bawah garis diagonal utama diisi dengan nilai-nilai kebalikannya.
Contoh, bila unsur F
24
memiliki nilai 7, maka nilai unsur F
24
adalah 17.
6. Melaksanakan langkah 3, 4 dan 5 untuk semua tingkat dan gugusan
dalam hirarki tersebut. Pembandingan dilanjutkan untuk semua unsur pada setiap tingkat keputusan yang terdapat pada hirarki berkenaan
dengan kriteria unsur di atasnya. Matriks perbandingan dalam AHP
dibedakan menjadi dua, yaitu Matriks Pendapat Individu MPI dan Matriks Pendapat Gabungan MGP.
a. MPI
MPI adalah matriks hasil pembandingan yang dilakukan individu. MPI memiliki unsur yang disimbolkan dengan aij, yaitu unsur matriks
pada baris kolom ke i dan kolom ke j .
MPI dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. MPI
X A
1
A
2
A
3
... A
n
A
1
a
11
a
12
a
13
... a
1n
A
2
a
21
a
22
a
23
... a
2n
A
3
a
31
a
32
a
33
... a
3n
... ...
... ...
... ...
A
a
a
a1
a
n2
a
n3
... a
nn
Sumber : Saaty ,1991. b.
MPG MPG adalah susunan matriks baru yang unsur gij berasal dari
rataan geometrik
pendapat-pendapat individu
yang rasio
inkonsistensinya lebih kecil atau sama dengan 10 dan setiap unsur pada baris dan kolom yang sama dari MPI yang satu dengan MPI yang
lain tidak terjadi konflik. MPG dapat dilihat dari Tabel 3. Tabel 3. MPG
X G
1
G
2
G
3
... G
n
G
1
g
11
g
12
g
13
... g
1n
G
2
g
21
g
22
g
23
... g
2n
G
3
g
31
g
32
g
33
... g
3n
... ...
... ...
... ...
G
a
g
a1
g
n2
g
n3
... g
nn
Sumber : Saaty,1991.
Rumus rataan geometrik adalah :
n n
k k
ij
a
1
Dengan n = jumlah responden pakar A
ijk
= sel penilaian setiap pakar 7.
Menggunakan komposisi secara hirarki untuk membobotkan vektor- vektor prioritas itu dengan bobot kriteria-kriteria dan menjumlahkan
semua nilai prioritas terbobot yang bersangkutan dengan nilai prioritas dari tingkat bawah berikutnya dan seterusnya. Vektor prioritas dapat
dihitung dengan rumus : VP vektor prioritas =
n n
i ij
a VE
1
Dimana : VE Vektor Eigen =
n n
i ij
a
1
Dengan : a
ij
= Unsur MPI pada baris ke- i dan kolom ke-j. n = jumlah unsur yang diperbandingkan.
8. Mengevaluasi Inkonsistensi Untuk Seluruh Hirarki
Rumus untuk perhitungan uji konsistensi sebagai berikut : a.
CI Indeks Konsistensi dan CR Rasio Konsistensi CI =
1
max
n n
Dengan : CI
= Indeks Konsistensi
max
= Eigen value maksimum N
= jumlah unsur yang diperbandingkan Dimana :
max
= n
VB
VB Nilai Eigen =
VP VA
VA Vektor Antara = a
ij
x VP
Untuk mengetahui apakah CI memiliki besaran cukup baik atau tidak, maka perlu diketahui rasio konsistensinya CR, yaitu :
CR =
RI CI
RI adalah indeks acak yang dikeluarkan oleh Oak Ridge Laboratory, dari matriks berorde 1-15 dengan menggunakan contoh berukuran 100.
Tabel RI tersebut seperti pada Tabel 4.
Tabel 4. Indeks Acak
n 1
2 3
4 5
6 7
RI 0,00
0,00 0,58
0,90 1,12
1,24 1,32
n 8
9 10
11 12
13 14
RI 1,41
1,45 1,49
1,51 1,48
1,56 1,57
Hasil yang diperoleh dari proses AHP akan menghasilkan strategi yang paling tepat dan bisa diterapkan perusahaan di masa
mendatang.