Penelitian Terdahulu Kerangka Pemikiran Operasional

Batubara Bauksit Nikel Emas dan Perak Tembaga Timah Granit Sumber : Dirjen ESDM, 2007. Gambar 2.1 Barang tambang Non-Migas

2.2 Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian Safitri 2006 menunjukkan bahwa struktur pasar pada industri besi dan baja adalah oligopoli ketat namun ada perusahaan yang mendominasi pasar. Variabel X-EFF dan CR 4 mempunyai pengaruh terbesar dalam meningkatkan kinerja PCM. Sedangkan dalam penurunan PCM variabel yang memiliki pengaruh terbesar adalah variable DUMMY, MES dan GROWTH. Berdasarkan analisis perilaku dari sektor besi baja di Indonesia diduga ada beberapa perilaku dari struktur pasar terhadap kinerja pada industri besi baja Indonesia. Perilaku yang terjadi antara adalah strategi harga, produk dan promosi dan distribusi. Penelitian lain dilakukan oleh Winsih 2007 mengenai analisis Struktur, Perilaku dan Kinerja Industri Manufaktur Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa faktor-faktor sektor manufaktur yang mempengaruhi kinerja sektor manufaktur dapat dilihat dari tingkat konsentrasi empat perusahaan terbesar CR4, tingkat rasio Efisiensi-X X-EFF, produktivias PROD, pertumbuhan nilai produksi PROD, pertumbuhan nilai produksi GROWTH, nilai ekspor EX dan nilai impor IM. Untuk melihat perilaku pasar dalam sektor manufaktur melalui strategi harga, strategi produk, strategi promosi dan strategi distribusi dan perilaku pasar.

2.3 Kerangka Pemikiran

2.3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 2.3.1.1 Pendekatan Struktur, Perilaku dan Kinerja Dasar Paradigma Stucture Conduct Performance SCP atau Struktur Perilaku dan Kinerja dicetuskan oleh Edward S. Mason, seorang dosen di University of Harvard tahun 1939, mengemukakan bahwa struktur structure suatu industri akan menentukan bagaimana para pelaku industri berperilaku conduct yang pada akhirnya menentukan keragaan atau kinerja performance industri tersebut. Struktur biasanya diukur dengan rasio konsentrasi. Perilaku antara lain dilihat dari tingkat persaingan maupun kolusi antar produsen. Keragaan atau kinerja suatu industri diukur dari antara lain dari derajat inovasi, efisiensi dan proftabilitas. Hubungan SCP dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar

2.3.1.1.1 Struktur

Jaya 2001 m dalam mengamati va mempengaruhi kondi demikian, pengaruh i pasar juga menunjukk Dalam struktur pasar pangsa pasar marke hambatan-hambatan u bar 2.2 Keterkaitan antara Struktur, Perilaku da mengemukakan bahwa struktur pasar menjadi variasi dan kinerja industri, karena secara disi persaingan serta tingkat harga barang da h itu akhirnya sampai pada kesejahteraan ma kkan atribut pasar yang mempengaruhi sifat pro sar terdapat tiga elemen pokok yang dapat d rket share, konsentrasi pasar market con n untuk masuk pasar barrier to entry. dan Kinerja adi ukuran penting ra strategis dapat dan jasa. Dengan manusia. Struktur proses persaingan. t dijelaskan yaitu oncertration dan

2.3.1.1.1.1 Pangsa Pasar

Pangsa pasar adalah pangsa dari penjualan total. Pangsa pasar merupakan indikator yang paling penting dalam menentukan derajat kekuasaan monopoli, dalam skala ordinal dibandingkan dari pangsa pasar yang tinggi atau paling rendah dalam pasar yang sama. Semakin tinggi pangsa pasar maka kekuasaan monopoli semakin besar sedangkan jika pangsanya rendah maka kekuatan monopoli yang dimiliki akan semakin kecil atau bahkan tidak ada sama sekali Shepherd, 1990. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah tipe-tipe pasar yang digambarkan berdasarkan pangsa pasar perusahaan yang dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini: Tabel 2.1. Tipe-tipe Pasar Tipe Pasar Kondisi Pasar Contoh Monopoli murni Suatu pasar yang memiliki 100 pangsa pasar PLN, TELKOM, PAM Perusahaan yang dominan Suatu perusahaan yang yang memiliki 50-100 pangsa pasar dan tanpa pesaing yang kuat Surat kabar lokal atau nasional, film Kodak, batu baterai Oligopoli ketat Penggabungan empat perusahaan terkemuka yang memiliki pangsa pasar 60- 100 kesepakatan diantara mereka untuk menetapkan harga relatif mudah Bank-bank lokal, siaran TV, bola lampu, sabun, toko buku, rokok kretek dan semen Oligopoli longgar Penggabungan empat perusahaan terkemuka yang memiliki pangsa pasar 40 atau kurang, kesepakatan diantara mereka untuk mendapatkan harga sebenarnya tidak mungkin Kayu, perkakas rumah tangga, mesin-mesin kecil, perangkat keras, majalah, batu baterai, obat-obatan Persaingan monopolistic Banyak pesaing yang efektif, tidak satupun yang memiliki lebih dari 10 pangsa pasar Pedagang eceran, penjual pakaian Persaingan murni Lebih dari 50 pesaing yang mana tidak satupun yang memiliki pangsa pasar yang berarti Sapi dan unggas Sumber : Jaya, 2001

2.3.1.1.1.2 Konsentrasi

Menurut Greer dalam Andiani 2006, konsentrasi disebabkan oleh lima faktor yaitu pertama, adanya kesempatan dan keberuntungan. Kedua, adanya penyebab teknis berupa besar pasar yang dimasuki, skala ekonomi, kemudahan memperoleh sumberdaya dan tingkat pertumbuhan pasar. Ketiga, adanya kebijakan pemerintah berupa peraturan, pemberian paten, lisensi, tariff dan kuota. Keempat, kebijakan usaha berupa merger dan adanya predatory pricingexclusive deadling. Kelima, berupa differensiasi produk.

2.3.1.1.1.3 Hambatan Masuk Pasar

Menurut Shepherd 1990, ada dua jenis hambatan masuk pasar, yaitu hambatan eksogen dan hambatan endogen. Hambatan eksogen, merupakan hambatan untuk ke dalam pasar yang bersifat dari luar perusahaan. Hambatan eksogen ini terdiri dari modal capital requirement, skala ekonomi, differensiasi produk, difesifikasi intensitas penelitian dan pengembangan, investasi yang besar dan integrasi vertikal. Sedangkan hambatan endogen dapat berupa kebijakan harga dari establish firm, strategi penguasaan produk, strategi penguasaan bahan baku, strategi pemasaran produk dan image dari loyalitas merek suatu produk itu sendiri.

2.3.1.1.2 Perilaku

Perilaku menganalisis tingkah laku serta penerapan strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk merebut pangsa pasar dan mengalahkan pesaingnya. Perilaku ini terlihat dalam penentuan harga, promosi, koordinasi kegiatan dalam pasar juga dalam kebijakan produk. Perilaku terbagi menjadi tiga jenis antara lain, perilaku dalam strategi harga, perilaku dalam strategi produk dan perilaku dalam strategi promosi.

2.3.1.1.3 Kinerja

Menurut Jaya 2001, kinerja adalah hasil kerja yang dipengaruhi oleh struktur perilaku. Menurut para ekonom, kinerja biasanya memusatkan pada tiga aspek pokok yaitu efisiensi, kemajuan teknologi dan kesinambungan dalam distribusi.

2.3.1.1.3.1 Efisiensi

Efisiensi adalah menghasilkan suatu nilai output yang maksimum dengan menggunakan sejumlah input tertentu, baik secara fisik maupun nilai ekonomis harga. Efisiensi terdiri dari dua kategori, yaitu efisiensi internal efisiensi-X dan efisiensi alokasi. Efisiensi internal biasanya menggambarkan perusahaan yang dikelola dengan baik, menggambarkan usaha yang maksimum dari para pekerja dan menghindari kejenuhan dalam pelaksanaan perusahaan. Sedangkan efisiensi alokasi menggambarkan sumberdaya ekonomi yang dialokasikan sedemikian rupa sehingga tidak ada lagi perbaikan dalam berproduksi yang dapat menaikkan nilai output.

2.3.1.1.3.2 Kemajuan Teknologi

Melalui penemuan dan pembaharuan teknologi, orang dapat membuat suatu karya yang baru serta meningkatkan produktivitas suatu produksi barang yang telah ada. Kemajuan teknologi dapat berpengaruh pada produksi, biaya dan harga.

2.3.1.1.3.3 Keseimbangan dalam Distribusi

Menurut istilah ekonomi, keseimbangan dalam distribusi disebut dengan keadilan equity. Keadilan mempunyai tiga dimensi pokok yaitu kesejahteraan, pendapatan dan kesempatan.

2.4 Kerangka Pemikiran Operasional

Pertambangan di Indonesia merupakan sektor yang strategis karena merupakan salah satu penggerak pembangunan dan tanpa sektor pertambangan, sektor lain sulit untuk berjalan. Eksistensi sektor ini harus mendapat perhatian agar pembangunan suatu negara dapat berjalan dengan baik. Berdasarkan latar belakang itulah menarik untuk menganalisa struktur, perilaku dan kinerja pertambangan di Indonesia. Pada alur kerangka operasional Gambar 2.1 menggambarkan bentuk bagan alur yang saling berkaitan antara struktur, perilaku dan kinerja sektor pertambangan dan penggalian. Kerangka pemikiran ini mengacu pada kerangka Structure Conduct Performance SCP, dimana suatu sektor tidak terlepas dari adanya struktur, perilaku dan kinerja sektor itu sendiri. Pada model analisis SCP dikatakan bahwa struktur pasar suatu sektor mempengaruhi perilaku perusahaan yang ada dialamnya, kemudian perilaku tersebut akan mempengaruhi kinerjanya. Ga

2.5 Hipotesis Pen