2.4. Cara Mengatasi Stres Kerja
Yates 1979, dikutip dari Rini 2004 mengatakan stres kerja sekecil apapun juga harus ditangani dengan segera. Ada delapan aturan main yang
harus diikuti dalam mengatasi stres yaitumempertahankan kesehatan sebaik mungkin, dengan berbagai cara agar individu tidak jatuh sakit, menerima diri
apa adanya dengan segala kekurangan dan kelebihan serta kegagalan maupun keberhasilan sebagai bagian dari kehidupan yang dialami, tetap memelihara
hubungan persahabatan yang indah dengan seseorang yang dianggap paling bisa untuk curhat.
Melakukan tindakan positif dan konstruktif dalam mengatasi sumber stres di dalam pekerjaan, misalnya segera mencari solusi atas permasalahan
yang dihadapi dalam pekerjaan, tetap selalu memelihara hubungan stres dengan orang-orang diluar lingkungan pekerjaan, misalnya, tenaga atau
kerabat dekat, berusaha mempertahankan aktivitas yang kreatif diluar pekerjaan, misalnya berolahraga atau berekreasi, selalu melibatkan diri dalam
pekerjaan-pekerjaan yang berguna, misalnya kegiatan stres dan keaga maan, serta menggunakan metode analisa yang cukup ilmiah dan rasional dalam
melihat atau menganalisa masalah stres kerja.
3. Kinerja
3.1. Defenisi Kinerja
Gordon dalam Nawawi 2006, kinerja merupakan suatu fungsi kemampuan pekerja dalam menerima tujuan pekerjaan, tingkat pencapaian
tujuan dan interaksi antara tujuan dan kemampuan pekerja.
3.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain pengetahuan, pengalaman dan kepribadian. Pengetahuan, khususnya yang berhubungan
dengan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab dalam bekerja, mencakup jenis dan jenjang pendidikan serta pelatihan yang pernah diikuti dibidangnya.
Pengalaman, berkaitan dengan jumlah waktu atau lamanya dalam bekerja, tetapi berkenaan juga dengan substansi yang dikerjakan yang jika
dilaksanakan dalam waktu yang cukup lama akan meningkatkan kemampuan dalam mengerjakan suatu bidang tertentu. Kepribadian, berupa kondisi
didalam diri seseorang dalam menghadapi bidang kerjanya, seperti minat, bakat, kemampuan bekerjasama keterbukaan, ketekunan, kejujuran, motivasi
kerja, dan sikap terhadap pekerjaan Nawawi, 2006.
3.3. Evaluasi kinerja
Penilaian kinerja merupakan alat yang paling dapat dipercaya oleh manajer perawat dalam mengontrol sumber daya manusia dan produktivitas. Proses
penilaian kinerja dapat digunakan secara efektif dalam mengarahkan perilaku