yaitu bagian pertama tentang data demografi meliputi, kode responden, status, pendidikan, status kepegawaian, lama bekerja dan besar gajitunjangan.
Bagian kedua tentang stres kerja terdiri dari 15 pernyataan. Pilihan jawaban yang diberikan adalah tidak pernah diberi skor 1, kadang-kadang diberi
skor 2, sering diberi skor 3, selalu diberi skor 4. Menurut Wahyuni 2011 berdasarkan rumus statistika p= rentangbanyak kelas. Rentang merupakan
pengurangan nilai tertinggi dengan nilai terendah, nilai terendah yang mungkin diperoleh oleh setiap responden adalah 15 dan nilai tertinggi adalah 60. Rentang
kelas sebesar 45 60-15 dan banyak kelas yang diinginkan adalah 3 yaitu stres kerja ringan 15-30, stres kerja sedang 31-45, stres kerja berat 46-60.
Berdasarkan uraian diatas kuesioner stres kerja dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2. Kuesioner Stres Kerja
Variabel Sub variable
No Soal Jumlah
soal
Stres kerja Tuntutan fisik
Tuntutan peran Tuntutan interpersonal
Beban kerja yang berlebihan Kesulitan menjalin hubungan dengan
staf lain
Kesulitan dalam merawat pasien
kritis
1,2,3,4,5 6,7
8,9 10,11,12
13 14,15
5 2
2 3
1
2 Total
15
Bagian ketiga tentang kinerja perawat pelaksana terdiri dari 23 pernyataan. Pilihan yang diberikan adalah tidak pernah diberi skor 1, kadang-
kadaing diberi skor 3, selalu diberi skor 4. Menurut Wahyuni 2011 berdasarkan k kelas. Rentang merupakan pengurangan nilai tertinggi dengan nilai terendah,
nilai terendah yang mungkin diperoleh oleh setiap responden adalah 23 tertinggi adalah 92. Rentang kelas sebesar 69 92-23 dan banyak kelas yang diiginkan
adalah 3 yaitu, kinerja baik 70-92, kinerja cukup 47-69, kinerja kurang 23- 46. Berdasarkan uraian diatas lembaran kuesioner kinerja perawat pelaksana
dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.3. Kuesioner Kinerja Perawat Pelaksana
Variabel Sub variable
No soal Jumlah soal
Kinerja perawat
Pengkajian Diagnosa keperawatan
Perencanaan
Implementasi Evaluasi
1,2,3,4,5 6,7,8
9,10,11,12,13,14 15,16,17,18,19
20,21,22,23 5
3 6
5 4
Total 23
6.
Uji Validitas dan Reliabilitas 6.1. Uji Validitas
Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan kemampuan instrumen pengumpulan data untuk mengukur apa yang harus diukur, untuk
mendapatkan data yang relevan dengan apa yang sedang diukur Dempsey, 2002. Untuk menguji validitas berdasarkan tinjauan pustaka selanjutnya
dikonsultasikan kepada yang berkompeten dibidang tersebut Setiadi, 2007. Pada instrument penelitian ini, uji validitas dilakukan sebelum pengumpulan
data dengan melakukan konsultasi kepada beberapa ahli administrasi keperawatan yakni kepada Diah Arrum, S.Kep,Ns, M.Kep di Departemen
Keperawatan Dasar Medikal Bedah Fakultas Keperawatan USU dan Ns Junaina Ridwan S.Kep selaku Kepala Seksi Ka.Sie Keperawatan di RSUD
Kota Dumai dan telah dinyatakan valid.
6.2. Uji Reliabilitas
Uji realiabilitas instrumen adalah suatu uji yang dilakukan untuk mengetahui konsistensi dari instrument sehingga dapat digunakan untuk
penelitian selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama. Sebuah instrument disebut reliabel jika instrument itu melakukan apa yang seharusnya
dilakukan dengan cara yang sama Dempsey, 2002. Pada penelitian ini peneliti melakukan reliabel di Instalasi Rawat Inap
RSUD Kota Dumai Irna A, Irna B, Irna C, Irna D yang dilakukan sebelum penelitian dengan menggunakan teknik tes ulang dimana kuesioner yang
sama diteskan kepada kelompok responden yang bukan menjadi sampel dalam penelitian ini tetapi masih termasuk dalam populasi yang sama yang
diberikan kepada perawat pelaksana yang terpilih berdasarkan pertimbangan pribadi peneliti sendiri sebanyak 30 sampel dengan menggunakan
Cronbach’s alpha dengan program komputerisasi. Adapun alasan peneliti menggunakan rumus Cronbach’s alpha karena skala pengukuran kuesioner
menggunakan skala ordinal. Untuk kuesioner stres kerja diperoleh hasil 0,842 dan untuk kuesioner kinerja perawat pelaksana hasil yang diperoleh
0,948. Hasil ini sudah dikatakan reliabel sesuai dengan pendapat Dempsey 2002 yang mengatakan bahwa suatu instrument pengukuran yang
memiliki reliabilitas sempurna koefisiennya 1,00 yaitu 0,80 ; 0,70 ; atau 0,50.
7. Prosedur Pengumpulan Data
Peneliti mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada Institusi Pendidikan Program Studi Ilmu keperawatan FK USU yang dilanjutkan
dengan mengajukan permohonan izin penelitian di RSUD Kota Dumai. Setelah mendapat izin dari Direktur RSUD Kota Dumai. Mula- mula peneliti
mengidentifikasi semua karakteristik populasi dengan mengadakan studi pendahuluandengan mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan
populasi. Kemudian peneliti menetapkan
sampel berdasarkan pada
pertimbangan pribadi peneliti sendiri, sebagian dari anggota populasi menjadi sampel penelitian dan sebagian populasi menjadi uji ulang reliabel. Sampel
pertama dari tiap unit diambil secara acak oleh perwakilan perawat pelaksana dari tiap unit yang pengambilannya diberikan nomor urut dengan teknik undian.
Kemudian sampel berikutnya dipilih dengan mengambil setiap anggota populasi dari setiap unit dengan menggunakan rumus interval tertentu. Interval disini
merupakan kelipatan atau pola yang digunakan dalam pengambilan sampel populasi dari tiap unit yang menyerupai deret ukur yang akan mempengaruhi
terpilih tidaknya sampel berikutnya Istijanto,2006. Jumlah populasi setiap unit
Jumlah sampel yang diambil 24
13 =
1,8 Rumus Interval =
Interval =
Setelah sampel terpilih sesuai rumus interval kemudian peneliti mengadakan pendekatan kepada calon responden untuk mendapatkan
persetujuan sebagai sampel penelitian, responden diambil sesuai rumus dari tiap-tiap ruang rawat inap dan responden diberi kesempatan membaca lembar
persetujuan kemudian menandatangani lembar persetujuan tersebut. Responden diminta untuk menjawab pertanyaan yang terdapat pada
lembaran kuesioner sesuai dengan petunjuk masing- masing bagian. Peneliti memberitahu responden untuk mengisi kuesioner sesuai dengan apa yang
dialami, dirasakan, dilakukan oleh responden dan harus diisi sendiri oleh responden. Notoatmodjo 2005 mengatakan bahwa jika kuesioner yang
diberikan terlalu banyak akan memakan waktu yang panjang dan dapat menimbulkan kebosanan dari responden. Apabila responden sudah bosan maka
jawaban yang akan diberikan akan bias.
8. Analisa Data
Setelah semua data terkumpul maka dilakukan analisa data melalui beberapa tahapan, antara lain tahap pertama editing yaitu mengecek kelengkapan
identitas responden serta memastikan bahwa semua pertanyaan telah diisi sesuai petunjuk, tahap coding yaitu memb eri kode atau angka tertentu pada kuesioner
untuk mmpermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa, tahap ketiga processing yaitu memasukkan data dari kuesioner kedalam program komputer
dengan menggunakan komputerisasi, tahap keempat adalah melakukan cleaning
yaitu mengecek kembali data yang telah di entry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. Data yang sudah diolah, disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi, deskripsi tentang sampel penelitian berupa frekuensi dan presentase yaitu pada data demografi, stres kerja dan kinerja perawat pelaksana.
Hubungan antara dua variabel dalam penelitian diuji dengan menggunakan korelasi pearson, sebab kedua variabel termasuk kelompok data
ordinal dan berdistribusi normal. Ada tidaknya korelasi dinyatakan dalam angka pada indeks. Arah korelasi dinyatakan dalam tanda + menyatakan adanya
korelasi sejajar searah, dan tanda - menyatakan korelasi sejajar berlawanan arah Arikunto, 2002.Pada uji ini, ada dua jenis kelompok data- interval
berbeda saling dibandingkan untuk menentukan derajat hubungan diantara keduanya, karena r berkisar antara -1,0 sampai +1,0 sehingga dapat dikatakan
bahwa poin ini saling berhubungan baik secara positif atau secara negatif. Di sisi lain, jika koefisien korelasi mendekati 0, maka poin-poin tersebut hubungannya
lemah atau tidak ada hubungan . Tahapan terakhir dalam analisa data adalah mengidentifikasi
hubungan antara stres kerja dengan kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap RSUD Kota Dumai. Untuk mengetahui hubungan antar variabel digunakan
uji statistik korelasi pearson, dengan batas kemaknaan a= 0,05. Dengan
ketentuan jika P a maka Ho ditolak Notoatmodjo, 2010.