Hubungan antara Stres Kerja dengan Kinerja perawat

kerja seseorang yaitu tuntutan fisik berupa lingkungan kerja yang panas, dingin atau AC dan tidak ada AC, pencahayaan, luas ruangan kerja,. Tuntutan peran seperti peran dan konflik yang dialami perawat. Tuntutan interpersonal terjadi apabila sikap dan tujuan dari setiap individu berbeda. Stres juga disebabkan oleh beban kerja yang berat sehingga kesulitan dalam mempertahankan kualitas pekerjaan yang tinggi. Penyebab organisasional berupa prosedur atau tindakan baru yang selalu mengikuti perkembangan teknologi. Sedangkan dari individual berupa pertentangan karier dan tanggung jawab keluarga, ekonomi, serta kejenuhan saat bekerja. Hal ini sejalan dengan penelitian Yesi 2010 bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat stres kerja perawat dengan kinerja perawat pelaksanadi Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum RSUD Pasaman Barat. Dari hasil tersebut sesuai juga dengan penelitianIswanto,1999 dan Higgins, 2000 dikutip dalam Ilmi, 2003 bahwa semakin tinggi tingkat stres, tantangan kerja juga bertambah maka akan mengakibatkan prestasi juga bertambah, apabila tingkat stres sudah optimal maka akan menyebabkan gangguan kesehatan dan pada akhirnya akan menurunkan prestasi kerja. 48

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai Hubungan Stres Kerja dengan Kinerja Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Dumai dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa, mayoritas responden berstatus menikah yaitu 26 orang dengan tingkat pendidikan mayoritas responden berpendidikan DIII Keperawatan yaitu 40 orang dan dilihat dari status kepegawaiannya mayoritas responden berstatus sebagai tenaga kerja lepas TKL yaitu 24 orang dan mayoritas responden dengan lama bekerja 5 tahun yaitu 35 orang serta menerima gajipendapatan mayoritas responden sebesar RP. 800.000- RP.1 Juta yaitu 20 orang. 2. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa, mayoritas stres kerja perawat adalah kategori stres sedang yaitu sebanyak 19 responden. 3. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa, mayoritas kinerja perawat adalah kategori kinerja cukup yaitu sebanyak 22 responden. 4. Hasil uji Korelasi Pearson yang dilakukan didapat adanya hubungan antara stres kerja dengan kinerja perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Dumai yaitu r = 0,682 kuat dengan p value = 0,000

2. Saran

Instalasi Rawat Inap IRNA merupakan suatu tempat yang ditujukan untuk perawatan pasien yang memerlukan asuhan keperawatan secara terus- menerus hingga terjadi penyembuhan, disinilah tenaga keperawatan dituntut menjadi perawat yang mempu memberikan asuhan keperawatan secara profesional, untuk menjadikan tenaga keperawatan yang profesional tidak hanya dituntut memberikan pelayanan yang baik, namun timbal balik terhadap kinerja mereka yang harus seimbang agar dapat memenuhi kebutuhan perawat. Hal ini diperlukan agar tidak terjadi stres kerja pada perawat yang dapat mempengaruhi kinerja dan pelayanan yang diberikan. Oleh karena itu peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut : a. Bagi pihak RSUD Kota Dumai Diharapkan kepada pihak Rumah Sakit agar memperhatikan kondisi atau lingkungan kerja sehingga resiko penularan penyakit di setiap ruangan rawat inap dapat di hindari, bagi pihak Rumah Sakit juga di sarankan untuk mengadakan perekrutan bagi perawat yang lebih professional terutama S1 Keperawatan agar masalah keterbatasan tenaga dapat teratasi,dan bagi pihak Rumah Sakit agar memperhatikan kebutuhan finansial bagi perawat agar sesuai dengan beban kerja yang berat yang dialami perawat.