Pangan dan Gizi untuk Per tumbuhan dan Kecer dasan
A. Pangan dan Gizi untuk Per tumbuhan dan Kecer dasan
Konsumsi makanan yang ber agam, ber gizi seimbang dan aman dapat memenuhi kecukupan gizi individu untuk tumbuh dan ber kembang. Gizi pada ibu hamil sangat ber pengaruh pada per kembangan otak Konsumsi makanan yang ber agam, ber gizi seimbang dan aman dapat memenuhi kecukupan gizi individu untuk tumbuh dan ber kembang. Gizi pada ibu hamil sangat ber pengaruh pada per kembangan otak
Data r iset kesehatan dasar (Riskesdas) yang dilakukan pada tahun 2007 dan 2010 secara konsisten menunjukkan bahwa rata-r ata asupan kalor i dan pr otein anak balita masih di baw ah Angka Kecukupan Gizi (AKG). Akibat dari keadaan ter sebut, anak balita perempuan dan anak balita laki-laki Indonesia mempunyai rata-r ata tinggi badan masing-masing 6,7 cm dan 7,3 cm lebih pendek daripada standar r ujukan WHO 2005, bahkan pada kelompok usia 5-
19 tahun kondisi ini lebih buruk karena anak perempuan pada kelompok ini tingginya 13,6 cm di baw ah standar dan anak laki-laki 10,4 cm di bawah standar WHO. Kelompok ibu pendek juga ter bukti melahirkan 46,7 per sen bayi pendek. Kar ena itu jelas masalah gizi intergener asi ini har us mendapat per hatian serius kar ena telah ter bukti akan mempengaruhi kualitas bangsa.
Anak yang memiliki status gizi kur ang atau buruk (underweight ) ber dasar kan pengukur an berat badan ter hadap umur (BB/ U) dan pendek atau sangat pendek (st unt ing) ber dasar kan pengukuran tinggi badan ter hadap umur (TB/ U) yang sangat rendah dibanding standar WHO mempunyai resiko kehilangan tingkat kecer dasan atau int elligence quot ient (IQ) sebesar 10-15 poin.
Air susu ibu (ASI) adalah makanan yang paling sesuai untuk bayi kar ena mengandung zat-zat gizi yang diper lukan oleh bayi untuk tumbuh dan ber kembang. Pentingnya member ikan ASI secara eksklusif pada bayi bar u lahir sampai usia 6 bulan dan ter us memberikan ASI sampai anak berusia 24 bulan telah memiliki bukti yang kuat. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa bayi yang diberi ASI eksklusif menunjukkan per kembangan sosial dan kognitif yang lebih baik dar i bayi yang diber i susu formula (Michael S.
Kramer , et al, 2003). Efek jangka panjang dar i pemberian ASI pada anak dan kesehatan mental remaja telah diteliti secara cohor t pada 2900 ibu hamil yang diteliti selama 14 tahun di Australia. Penelitian yang dipublikasikan pada tahun 2009 ini menyimpulkan bahwa pemberian ASI yang singkat (kurang dari 6 bulan) menjadi prediktor dari berbagai masalah kesehatan mental yang akan muncul pada masa anak dan r emaja, seper ti autis, kenakalan remaja, agitasi, dan lain sebagainya (Wendy H. Oddy, et al, 2009). Bahkan IQ anak yang diberi ASI ditemukan 13 poin lebih baik dar ipada bayi yang tidak diberikan ASI.
Kekurangan yodium pada saat janin yang ber lanjut dengan gagal dalam pertumbuhan anak sampai usia dua tahun dapat ber dampak buruk pada kecer dasan secara permanen. Anemia kurang zat besi pada ibu hamil dapat meningkatkan resiko bayi yang dilahirkan menderita kurang zat besi, dan ber dampak buruk pada pertumbuhan sel-sel otak anak, sehingga secara konsisten dapat mengur angi kecer dasan anak. Di Indonesia, telah lama dibuktikan bahwa kejadian anemia pada anak berhubungan dengan ber kurangnya prestasi kognitif
pencapaian tingkat pendidikan pada anak sekolah (Soemantr i, AG et al. 1989). Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) diser tai dengan anemia, selain dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan fisik dan mental anak, juga dapat mengakibatkan penurunan kecerdasan sampai 12 poin. Selain itu BBLR meningkatkan r esiko pada usia dew asa menderita diabet es mellit us, penyakit jantung dan pembuluh darah, kegemukan (obesit y), kanker , dan st r oke (James et al, 2000).
sehingga
berakibat r endahnya
Keadaan gizi yang buruk sewaktu janin di dalam kandungan dan setelah dilahir kan, mempunyai pengar uh sangat besar terhadap perkembangan otaknya. Pada saat janin dalam kandungan sampai bayi dilahir kan, 66 per sen dar i jumlah sel otak dan 25 per sen dari ber at otak dewasa telah ter capai. Sisanya akan ditentukan oleh keadaan gizi setelah lahir. Pertumbuhan otak yang sangat cepat ter jadi pada minggu ke 15-20 dan minggu ke 30 masa kehamilan, ser ta bulan ke 18 setelah kelahir an. Penelitian pada BBLR menunjukkan penurunan berat otak besar 12 per sen dan otak kecil
30 per sen, juga mengalami penurunan jumlah sel otak besar 5 per sen dan otak kecil 31 per sen. Pengukuran tingkat kecerdasan pada anak umur tujuh tahun yang sebelumnya per nah menderita kurang ener gi pr otein (KEP) berat memiliki rata-r ata IQ sebesar 102 , KEP ringan adalah 106 dan anak yang ber gizi baik adalah 112. Hal ini 30 per sen, juga mengalami penurunan jumlah sel otak besar 5 per sen dan otak kecil 31 per sen. Pengukuran tingkat kecerdasan pada anak umur tujuh tahun yang sebelumnya per nah menderita kurang ener gi pr otein (KEP) berat memiliki rata-r ata IQ sebesar 102 , KEP ringan adalah 106 dan anak yang ber gizi baik adalah 112. Hal ini