Uji Multikolonearitas Uji Autokorelasi

55 klasik yang terdiri dari yaitu uji multikolonearitas, uji autokorelasi, uji heterokedastisitas dan uji normalitas. Berikut ini adalah pengujian asumsi klasik.

4.2.1 Uji Multikolonearitas

Untuk mengetahui apakah suatu data setiap variabel independen saling mempengaruhui atau telah terkadi multikoloneritas, maka dapat diuji dengan dua cara yaitu 1 pengujian coefficient correlation dan 2 menguji nilai tolerance dan VIF. Pada cara pertama pengujian multikoloneritas dilakukan dengan cara pengujian coefficient correlation. Mengenai informasi pada tabel 4.2 berisikan data tentang hasil pengujian coefficient correlation. Tabel 4.2 Pengujian Coefficient Correlation Pengujian Hipotesis I, II dan III ROE ROA ROE 1.000 -0.637 ROA -0,637 1.000 Sumber : lampiran 03 Pada tabel 4.2 pengujian coefficient correlation untuk mengetahui apakah setiap varaiebel independen memiliki korelasi, pada pengujian coefficient correlation menjelaskan bahwa besaran korelasi pada setiap variabel independen yaitu variabel ROA memiliki besaran korelasi terhadap variabel ROE dengan tingkat korelasi sebesar – 0.637, dengan demikian dapat 56 disimpulkan karena hasil pengujian tersebut masih dibawah nilai 95 maka dapat dikatakan bahwa pada penelitian ini tidak terdapat multikolonearitas. Cara kedua yaitu dengan menguji nilai tolerance dan VIF pada setiap variabel independen. Tabel 4.3 Pengujian Tolerance dan VIF Tolerance VIF ROA 0.594 1.685 ROE 0.594 1.685 Sumber : lampiran 04 Pada tabel 4.3 menjelaskan bahwa variabel ROA dan ROE memiliki nilai tolerance sebesar 0.594 dan variabel ROA dan ROE memiliki nilai VIF sebesar 1.685, jika dianalisis bahwa dari hasil pengujian nilai Tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance 0.10. dan dari hasil dari penilaian VIF tidak terdapat satu variabel independen yang memiliki nilai VIF 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak multikolonieritas antar veriabel independen dalam model regresi ini

4.2.2 Uji Autokorelasi

Uji Durbin Watson D – W hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu first order autocorrelation dan mensyaratkan adanya suatu intercept konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel lag di antara variabel 57 independen hipotesis yang akan diuji. Tabel 4.4 berikut ini menjelaskan pengujian Autokorelasi dengan model Durbin – Watson. Tabel 4.4 Pengujian Autokorelasi Dengan Model Durbin – Watson Nilai Durbin - Watson Hipotesis I, II dan III 1.813 Sumber : Lampiran 05 Nilai Durbin – Watson pada penelitian ini sebesar 1.813 pada sig. 5 dan penelitian memiliki 44 sampel dan menggunakan variabel independen sebanyak 2 dua yaitu ROA dan ROE, dengan demikian K = 3, Tabel 4.5 Durbin – Watson tingkat Sig. 0.05 Hipotesis I, II dan III K = 2 N Dl du 44 1.430 1.615 Sumber : Lampiran 06 Nilai Durbin – Watson pada sig 5 dengan jumlah K = 2 dan pada sampel n sebanyak 44 perusahaan, maka nilai dl = 1.430 dan nilai du = 1.615, untuk mengetahui apakah suatu penelitian tidak memiliki atau terjadi autokorelasi maka menggunakan formulasi du d 4 – du, maka dari pengujian tabel Durbin – Watson bahwa nilai du = 1.615 lebih kecil dari DW sebesar 1.813 dan lebih kecil dari 4 – du 4 – 1.615 sebesar 2.385. 58 Dapat disimpulkan bahwasanya du d 4 – du memiliki nilai yang sama 1.615 1.813 4 –1.615 = 2.385, ini berarti pada penelitian ini tidak ada autokorelasi positif dan negatif.

4.2.3 Uji Heterokedastisitas

Dokumen yang terkait

ANALISIS DU PONT SYSTEM UNTUK PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN KOSMETIK YANG TERDAFTAR DI BEI

2 15 21

iii ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PROPERTY & REAL ESTATE (DU PONT SYSTEM MODEL)

0 8 24

Penerapan Du Pont System Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Semen Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2007-2011)

0 3 15

PENERAPAN DU PONT SYSTEM UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Penerapan Du Pont System Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Semen Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2007-2011).

0 1 14

PENDAHULUAN Penerapan Du Pont System Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Semen Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2007-2011).

0 1 5

PENERAPAN DU PONT SYSTEM UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Penerapan Du Pont System Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Semen Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2007-2011).

0 1 16

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN ANALISIS DU PONT SYSTEM PADA PT. PANORAMA MOTOR Analisis Kinerja Keuangan dengan analisis Du Pont System pada PT. Panorama Motor di Sragen Periode 2002-2006.

0 1 15

ANALISIS DU PONT SYSTEM SEBAGAI DASAR EVALUASI TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN ANALISIS DU PONT SYSTEM SEBAGAI DASAR EVALUASI TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN KONSTRUKSI BAHAN BANGUNAN KR. TOSAN DI MOJOSONGO SURAKARTA.

0 1 12

ANALISIS DU PONT SYSTEM SEBAGAI PENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PT. INDOFOOD ANALISIS DU PONT SYSTEM SEBAGAI PENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PT. INDOFOOD.

0 0 11

Analisis Rasio Roa Dengan Du Pont System Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan Pt. Pan Brothers Tbk Pada Tahun 2008-2012.

0 1 17