3 Penelitian yang dilakukan Pribawanti 2007 yang berjudul analisis
pengaruh rasio keuangan terhadap total return saham pada perusahaan industri manufatur yang membagikan deviden di BEJ, sampel pada penelitian sebanyak 30
perusahaan, hasil pada penelitian ini adalah QAI tidak signifikan berpengaruh terhadap total retrun saham secara parsial, NPM, ROA, DTA, DER dan EPS
berpengaruh signifikan terhadap total retrun saham secara parsial. QAI, PM, ROA, DTA, DER dan EPS berpengaruh signifikan terhadap total retrun saham
secara simultan. Dari peneliti terdahulu dapat disipimpulkan bahwa untuk mengukur kinerja
perusahaan dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis keuangan perusahaan yaitu analisis ideks dan rasio, maka dari itu saya sebagai peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul analisis sistem Du Pont dalam mengukur kinerja perusahaan pada perusaahan cumsumer goods di BEI pada tahun 2008 –
2011.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu :
1. Apakah ROA berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan consumer goods di BEI pada tahun 2008 – 2011 secara parsial.
2. Apakah ROE berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan consumer goods di BEI pada tahun 2008 – 2011 secara parsial.
4 3. Apakah ROA dan ROE berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan
consumer goods di BEI pada tahun 2008 – 2011 secara simultan.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan pada penelitian ini adalah : 1. Menguji dan menganalisis ROA berpengaruh terhadap return saham pada
perusahaan consumer goods di BEI pada tahun 2008 – 2011 secara parsial ? 2. Menguji dan menganalisis ROE berpengaruh terhadap return saham pada
perusahaan consumer goods di BEI pada tahun 2008 – 2011 secara parsial ? 3. Menguji dan menganalisis ROA dan ROE berpengaruh terhadap return saham
pada perusahaan consumer goods di BEI pada tahun 2008 – 2011 secara simultan ?
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian sebagai berikut : 1. Hasil penelitian diharapkan memberikan gambaran tentang penerapan sistem
Du Pont dapat mengukur kinerja perusahaan pada perusahaan indutri consumer goods yang terdaftar di BEI pada tahun 2008 – 2011.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti, khususnya tentang penerapan sistem Du Pont dalam mengukur kinerja perusahaan khususnya pada
perusahaan industri consumer goods yang terdaftar di BEI pada tahun 2008 – 2011.
5 3. Sebagai bahan informasi bagi manajer dan investor dalam pengambilan
keputusan perencanaan keuangan perusahaan dan investasi dimasa akan datang.
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Analisis Keuangan Financial Analysis
Sebahagian besar sistem akuntansi dirancang untuk menghasilkan informasi untuk pelaporan internal dan aksternal. Informasi eksternal sifatnya
jauh lebih ringkas dibanding yang dilaporkan pada pemakai internal, sebab pelaporan keuangan ekternal diatur oleh lembaga yang dibentuk untuk membuat
standar atau prinsip – prinsip yang dirancang untuk mendefenisikan secara seksama informasi apa yang harus diungkapkan oleh perusahaan kepada pihak
eksternal. Laporan keuangan pada hakekatnya mampu memberikan informasi
keuangan agar pihak eksternal dapat memberikan keputusan yang menyangkut kepentingan entitas ekonomi pada perusahaan, mengenai informasi keuangan
Ikatan Akuntansi Indonesia didalam Standar Akuntansi Keuangan 2004;1.3 menjelasakan PSAK 01 tentang penyajian laporan keuangan menjelaskan
bahwa komponen – komponen laporan keuangan meliputi 1 Neraca 2 Laporan laba rugi 3 Laporan perubahan ekuitas 4 Laporan arus kas 5
Catatan atas laporan keuangan.
7 Perusahaan berkewajiban untuk memberikan informasi keuangan kepada
pemakai pihak eksternal, sebab laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan digunakan oleh pihak eksternal sebagai sumber utama informasi
keuangan perusahaan. Pemakai dan kebutuhan informasi laporan keuangan pihak eksternal menurut Standar Akuntansi Keuangan 2004;2 yaitu :
1. Investor. Penanam modal beresiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan
investasi yang mereka lakukan . mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, manahan atau
menjual investasi mereka. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan
perusahaan untuk membayar deviden.
2. Karyawan, Karyawan dan kelompok – kelompok yang mewakilli mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas
perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.
3. Pemberi Pinjaman. Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah
pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. 4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya. Pemasok dan kreditor usaha
lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat
jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dari pada pemberi pinjaman
kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
5. Pelanggan. Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka
terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan.
6. pemerintah. Pemerintan dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaanya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dank arena
itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan,
menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk penyusunan statistika pendapatan nasional dan statistik lainnya.
8 7. Masyarakat. Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam
berbagai cara. Misalnya perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional termasuk jumlah orang yang
dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestic. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan
informasi kecenderungan trend dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitas.
Dari argumentasi diatas sangat jelas bahwa kegunaan diterbitkannya suatu laporan keuangan perusahaan karena suatu entitas perusahaan memiliki sifat
ketergantungan dari pihak eksternal perusahaan, karena perusahaan harus memperoleh sumber – sumber daya yang dimiliki dari pihak ekternal, agar
pihak ekternal berkeyakinan bahwa sumber daya yang dimilikinya dipergunakan secara maksimal, maka manajemen perusahaan berkewajiban
menerbitkan laporan keuangan. Adapun tujuan dari diterbitkannya laporan keuangan adalah sebagai berikur
Standar Akuntansi Keuangan 2004;4 menjelaskan bahawa tujuan laporan keuangan sebagai berikut :
1. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebahagian besar pemakai. Namun demikian, laporan
keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena
secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non
keuangan.
3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen stewardship, atau pertanggungjawaban menajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin
9 menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban
manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi; keputusan ini mencakup, misalnya keputusan untuk
menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
Dari tujuan diatas menjelaskan diterbitkannya laporan keuangan bertujuan sebagai alat pengukur kinerja perusahaan dan juga penyedia informasi bagi
pemakai yaitu pihak eksternal. Adapun laporan keuangan sebagai penyedia informasi kepada pemakai bermakna yaitu keputusan yang diambil oleh
pemakai laporan keuangan memerlukan evaluasi atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas, dan waktu serta kepastian dari hasil tersebut.
Kemampuan ini akhirnya menentukan, misalnya, kemampuan pembayaran kepada para karyawan dan para pemasok, kemampuan pembayaran bunga,
pembayaran kembali pinjaman dan pembagian penghasilan kepada para pemilik. Para pemakai dapat mengevaluasi kemampuan perusahaan dan
mengashilakn setara kas dengan lebih baik kalau mereka mendapat informasi yang difokuskan pada posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
perusahaan. Untuk melakukan keputusan rasional di dalam perusahaan, pihak
manajemen sebagai pelaku yang mengoperasikan perusahaan harus memiliki alat analisis untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan
keuntungan perusahaan, alat analisis yang dipergunakan pihak manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan adalah analisis keuangan financial analisis.
10 Menurut Wild, Subramanyam dan Hasley 2005;16 bahwa analisis keuangan
adalah suatu bentuk penggunaan laporan keuangan untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan, dan untuk menilai kinerja keuangan dimasa
yang akan datang. Sama halnya dengan argumentasi yang dikemukakan oleh Kasmir 2008
pengertian analisis laporan keuangan yaitu laporan keuangan disusun berdasarkan data yang relevan, serta dilakukan dengan prosedur akuntansi dari
penilaian yang benar, akan terlihat kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya, kondisi keuangan yang dimaksud adalah diketahuinya berapa
jumlah harta kekayaan, kewajiban utang serta modal ekuitas dalam neraca yang dimiliki. Kemudian juga akan diketahui juga jumlah pendapatan yang
diterima dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Dengan demikian, dapat diketahui bagaimana hasil usaha laba atau rugi yang diperoleh
selama periode tertentu dari laporan laba rugi yang disajikan. Agar laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan
dimengerti oleh berbagai pihak, perlu dilakukan analisis laporan keuangan. Bagi pihak pemilik dan manajemen tujuan utama analisis laporan keuangan adalah
agar dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan saat ini, dengan mengetahui posisi keuangan, setelah dilakukan analisis laporan keuangan secara mendalam,
akan terlihat apakah perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak.
11 Hasil analisis laporan keuangan juga akan memberikan informasi tentang
kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Dengan mengetahui kelemahan ini, manajemen akan dapat memperbaiki atau menutupi kelemahan
tersebut. Kemudian kekuatan yang dimiliki perusahaan harus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Kekuatan ini dapat dijadikan modal selanjutnya ke
depan. Dengan adanya kelemahan dan kekuata yang dimiliki akan tergambar kinerja manajemen selama ini.
Pada akhirnya bagi pihak pemilik dan manajemen, dengan mengetahui posisi keuangan dapat merencanakan dan mengambil keputusan yang tepat
tentang apa yang harus dilakukan ke depan. Perencanaan ke depan dengan cara menutupi kelemahan yang ada, mempertahankan posisi yang sudah sesuai
dengan yang diinginkan dan berupaya untuk meningkatkan lagi kekuatan yang sudah diperolehnya selama ini.
Argumentasi yang menjelaskan perbedaan analisis keuangan dari sudut pandang pihak manajemen dan investor dapat diterangkan pada kutipan sebagai
berikut : Menurut Samsul 2006;129 Analisis laporan keuangan dapat dilihat dari
berbagai sudut kepentingan. Analisis untuk kepentingan pihak manajemen berbeda dengan analisis untuk kepentingan investor. Bahkan investor yang
ingin melakukan inevestasi jangka panjang mempunyai tujuan analisis yang berbeda dengan investor yang ingin melakukan investasi jangka
pendek. Walaupun sama – sama menggunakan analisis fundamental. Investor jangka panjang akan menganalisis kinerja manajemen dan kinerja
perusahaan sedangkan investor jangka pendek akan menganalisis kinerja saham.
Tujuan jangka panjang perusahaan adalah memperoleh laba yang terus menerus dan selalu meningkat, laba tersebut sebahagian akan digunakan
12 untuk pengembangan perusahaan. Sebahagian untuk pemegang saham,
dan sebahagian lagi untuk kepentingan stakeholder, yaitu pihak yang ada kaitannya dengan kemajuan perusahaan seperti karyawan, pengurus, serta
lingkungan di sekitar perusahaan. Laba per saham, nilai buku per saham, deviden tunai, return on equity dan return on assets merupakan bagian
dari kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan hasil akhir dari proses manajemen selama suatu periode ke periode lain. Sementara itu,
rasio keuangan yang mencerminkan kinerja manajemen antara lain adalah rasio perputaran, rasio likuiditas, dan rasio solvabilitas.
Ketika pihak manajemen dan investor melakukan analisis keuangan pada laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan, pada umumnya analisis
keuangan memiliki tujuan dan manfaat sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu,
baik harta, kewajiban, modal maupun hasil usaha yang telah di capai untuk beberapa periode.
2. Untuk mengetahui kelemahan – kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.
3. Untuk mengetahui kekuatan – kekuatan yang dimiliki. 4. Untuk mengetahui langkah – langkah perbaikan apa saja yang perlu
dilakukan kedepan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan – perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.
13 Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan teknik
dan teknik yang tepat. Tujuan penentuan metode dan teknik analisis yang tepat adalah agar laporan keuangan tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal.
Selain itu, para pengguna hasil analisis tersebut dapat dengan mudah dalam menginterprestasikannya.
Sebelum melakukan analisis laporan keuangan, diperlukan langkah – langkah atau prosedur ini diperlukan agar urutan proses analisis mudah untuk
dilakukan. Adapun langkah atau prosedur yang dilakukan dalam analisis keuangan adalah :
1. Mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang diperlukan selengkap mungkin, baik untuk satu periode maupun beberapa periode.
2. Melakukan pengukuran – pengukuran atau perhitungan – perhitungan dengan rumus – rumus tertentu, sesuai dengan standar yang biasa
dipergunakan secara cermat dan teliti, sehingga hasil yang diperoleh benar – benar tepat.
3. Melakukan perhitungan dengan memasukkan angka – angka yang ada dalam laporan keuangan secara cermat.
4. Memberikan interprestasikan terhadap hasil perhitungan dan pengukuran yang telah dibuat.
5. Membuat laporan tentang posisi keuangan perusahaan. 6. Memberikan rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan dengan hasil
analisis tersebut.
14 Dalam praktiknya, menurut Kasmir 2008:69, terdapat dua macam
metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai, yaitu sebagai berikut : 1. Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu
periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos – pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode
saja dan tidak diketahui perkembangan dari periode ke periode tidak diketahui.
2. Analisis horinzontal merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasi
analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu keperiode yang lain.
Kemudian, 2008:70 di samping metode yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan, terhadap beberapa jenis – jenis teknik laporan
keuangan. Adapun jenis – jenis teknik analisis laporan keuangan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Analisis perbandingan antara laporan keuangan 2. Analisis trend
3. Analisis persentase per komponen 4. Analisis sumber dan penggunaan dana
5. Analisis sumber dan penggunaan kas 6. Analisis rasio
7. Analisis kredit 8. Analisis laba kotor
9. Analisis titik pulang pokok
15 Pada penelitian ini untuk mengukur kinerja perusahaan menggunakan alat
analisis rasio, analisis rasio adalah merupakan analisis yang digunakan untuk mengentahui hubungan pos – pos yang ada dalam satu laporan keuangan atau
pso – pos antara laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi.
2.1.2 Kinerja Keuangan
Informasi dari laporan keuangan akan dapat mengukur dan menilai kinerja keuangan perusahaan, sehingga memungkinkan pelaku – pelaku yang memiliki
kepentingan terhadap perusahaan dapat memberikan keputusan atas alternatif – alternatif yang akan dipilinya dimasa yang akan datang.
Kata kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1995;503 kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan kerja
tentang pelatan. Berdasarkan defenisi tersebut dapat kita pahami bahwa kinerja keuangan adalah suatu prestasi manajemen, dalam hal ini prestasi
mengenai keuangan yaitu memaksimalkan laba dan meningkatkan nilai perusahaan.
Kinerja keuangan adalah suatu tampilan tentang kondisi keuangan perusahaan selama periode tertentu. Untuk mengukur keberhasilan suatu
perusahaan pada umumnya terfokus pada laporan keuangan di samping data – data non keuangan lainnya yang bersifat penunjang. Informasi kinerja
bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber dana yang ada.
16 Adapun suatu pengkuran kinerja adalah penentuan secara periodik
tampilan perusahaan yang berupa kegiatan operasional, struktur organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standard dan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya. Kinerja perusahaan dapat diukur dari laporan keuangan yang dikeluarkan secara periodik, laporan neraca, rugi laba, arus kas dan perubahan
modal yang secara bersama – sama memberikan suatu gambaran tentang posisi keuangan perusahaan. Informasi dalam laporan keuangan digunakan investor
untuk memperoleh perkiraan tentang laba dan deviden di masa akan datang dan resiko atas penilaian tersebut. Dengan demikian pengukuran kinerja dari laporan
keuangan dapat digunakan sebagai alat prediksi pertumbuhan kekayaan perusahaan.
Menurut Wild, Subramanyam dan Hasley 2005;16 bahwa untuk mengukur kinerja perusahaan dengan mengevaluasi tingkat profitabilitas, maka
analisis keuangan membagi menjadi tiga pokok tujuan analisis sebagai berikut : 1 Analisis profitabilitas profitability analysis merupakan evaluasi atas
tingkat pengembalian investasi perusahaan. Analisis ini berfokus pada sumber daya perusahaan dan tingkat profitabilitasnya, dan melibatkan
identifikasi dan pengukuran dampak berbagai pemicu profitabilitas. Analisis ini juga mencakup evaluasi atas dua sumber utama profitabilitas
yaitu margin bagian bawah dari penjualan yang tidak tertutupi oleh biaya dan perputaran penggunaan modal. Analisis profitabilitas juga berfokus
pada penyebab perubahan profitabilitas dan daya tahan laba. 2 Analisis risiko risk analysis merupakan evaluasi atas kemampuan perusahaan
untuk memenuhi komitmenya. Analisis resiko melibatkan penilaian atas solvabilitas dan likuiditas perusahaan sejalan dengan variasi laba. 3
Analisis sumber dan penggunaan dana analysis of sources and use of founds yaitu merupakan evaluasi bagaimana perusahaan memperoleh dan
menggunakan dananya. Analisis ini memberikan padangan tentang implikasi pendanaan perusahaan dimasa akan datang.
17 Dari argumentasi diatas dapat dijelaskan bahwa informasi kinerja
keuangan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa akan datang,
informasi fluktuasi kinerja adalah penting dalam hubungan ini, informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam
menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Disamping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektifitas
perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya. Pengertian rasio keuangan adalah merupakan
indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan
terlihat kondisi kesehatan perusahaan tersebut. Jadi rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka – angka
yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. perbandingan dapat dilakukan antara komponen dengan
komponen dalam satu laporan keuangan atau antarkomponen yang ada diantara laporan keuangan. Kemudian angka diperbandingkan dapat berupa angka –
angka dalam satu periode maupun beberapa periode. Hasil rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja manajemen
dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan.
18 Kemudian juga dapat dinilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan
sumber daya perusahaan secara efektif. Dari kinerja yang dihasilkan ini juga dapat dijadikan sebagai evaluasi hal
– hal yang perlu dilakukan ke depan agar kinerja manajemen dapat ditingkatkan atau dipertahankan sesuai dengan target perusahaan. Atau kebijakan yang harus
diambil oleh pemilik perusahaan untuk melakukan perubahan terhadap orang – orang yang duduk dalam manajemen ke depan.
2.1.3 Return on Assets ROA
Analisis return on Assets dalam analisis keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisis keuangan yang bersifat
menyeluruh komprehensif. Untuk dapat memahami tentang ROA ini akan diberikan pengertian dari beberapa ahli ekonomi yaitu :
Menurut Syamsudin 1994;15 return on assets ROA adalah merupakan rasio pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam
menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan, semakin tinggi rasio return on assets , maka
semakin baik keadaan dan kinerja suatu perusahaan. Dari defenisi di atas hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal
dengan nama return on Assets ROA merupakan rasio yang menunjukkan hasil return atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROA juga
merupakan suatu ukuran tentang efektifitas manajemen dalam mengelola investasinya.
Sama halnya dengan argumentasi Munawir 1995;10 return on Assets ROA adalah suatu bentuk rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk
19 dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan segala keseluruhan dana
yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
Maksud dari defenisi diatas menjelaskan bahwa ROA menghubungkan
keuntungan yang diperoleh dari operasinya perusahaan net operating income dengan jumlah atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan
operasi tersebut net operating assets. Disamping itu, hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivitas
dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri, semakin kecil rendah rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula
sebaliknya, apabila rasio ini semakin tinggi maka semakin baik efektifitas manajemen dalam mengelola investasinya.
Menurut Kasmir 2008;201 formula untuk mencari rasio return on assets sebagai berikut :
kali .......
kali 1
x Aktiva
Total Pajak
Setelah Bersih
Laba ROA
Assets on
Return
= =
Untuk mencari hasil pengembalian investasi selain dengan cara yang sudah dikemukakan di atas, dapat pula kita menggunakan pendekatan du pont,
hasil yang diperoleh antara cara seperti formula diatas dengan pendekatan du pont adalah sama.
..... 100
x Penjualan
Total Pajak
Setelah Bersih
Laba Margin
Profit Net
Bersih Laba
Margin
= =
kali ......
kali 1
x Aktiva
Total Penjualan
Total nover
Asset Tur Total
Aktiva Total
Perputaran
= =
20 Berikut ini adalah cara mencari hasil pengembalian investasi dengan
pendekatan du pont, yaitu :
kali ...
kali 1
x Aktiva
Total Penjualan
Total x
Penjualan Total
Pajak Setelah
Bersih Laba
ROA
= =
Dengan menggunakan sistem Du Pont ini akan dapat dilihat ROA yang dihasilkan melaui perkalian antara keuntungan dari komponen – komponen
penjualan serta efesiensi penggunaan total aktiva total assets di dalam menghasilkan keuntungan tersebut. ROA dalam sistem du pont menguraikan
komponen – komponen yang mempengaruhi ROA, yaitu marjin laba bersih net profit margin dan perputaran total aktiva total assets turnover.
Dari analisis Du Pont menurut Munawir 1995:45 maka kegunaan pengukuraun rasio ROI pada perusahaan sebagai berikut :
1. Sebagai salah satu kegunaannya yang prinsipil ialah sifatnya yang menyeluruh. Dengan menggunakan teknik ROA dapat diukur efesiensi
penggunaan modal yang bekerja, efesiensi produksi dan efesiensi penjualan.
2. Apabila perusahaan dapat mempunyai data industri sehingga dapat diperoleh rasio industri, maka dengan menggunakan teknik analsis
ROA ini dapat diketahui di mana kelemahannya dan apa keunggulan perusahaan tersebut dibandingkan dengan perusahaan lain yang
sejenis.
3. Analisis ROA dapat digunakan untuk mengukur efesiensi tindakan – tindakan yang dilakukan divisi bagian, yaitu dengan mengalokasikan
semua biaya dan modal ke dalam bagian yang bersangkutan. 4. Analisis ROA juga dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari
masing – masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan. 5. ROA selain berguna untuk keperluan kontrol, juga berguna untuk
keperluan perencanaan. Misalnya ROA dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan , kalau perusahaan aka mengadakan
ekspansi. Misalnya, perusahaan dapat menentukan bahwa ROA sebesar 30 sebagai target yang harus dicapai oleh mesin – mesin
baru, dengan memproyeksikan penjualan dan biaya, perusahaan akan
21 dapat mengestimasikan besarnya ROA yang akan dicapai dengan
ekspansi yang akan dijalankan.
2.1.4 Return on Equity ROE
Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan
modal sendiri. Rasio ini menunjukkan effesiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin tinggi rasio ini, semakin baik artinya posisi
pemilik perusahaan semakin kuat, demikian sebaliknya. ROE juga merupakan salah satu alat pengukur profitabilitas perusahaan.
Periode pemilikan saham sangat bervariasi dari satu investor ke investor yang lain. Ada yang hanya memegang saham selama satu hari, ada yang satu tahun,
ada pula yang memegang selamanya atau tidak bermaksud menjualnya. Meskipun demikian, bagi para pemegang saham yang bermaksud untuk menjual
kembali sahamnya, mengharapkan kenaikkan harga sahamnya dibandingkan waktu pembelian. Dengan demikian, dapat dipahami menagapa suatu saham
yang tidak membagikan suatu deviden, tetap menarik bagi para investor yang ditunjukkan dari harga saham yang cenderung meningkat. Dalam hal ini
investor bersedia untuk mengorbankan konsumsinya dimasa kini yang ditunjukkan dengan kesediaannya untuk tidak memperoleh deviden dengan
pengharapan suatu perusahaan akan membayarkan devidennya dalam jumlah yang lebih besar, atau pada waktu saham tersebut dibeli kembali oleh
22 perusahaan atau investor yang lain, nilainya akan cukup tinggi sebagai ganti
deviden setiap tahun. Menurut Syamsudin 1994;16 return on equity ROE adalah suatu rasio
pengunduran dari penghasilan yang tersedia bagi para pemilik perusahaan baik pemegang saham biasa maupun pemegang preferen atas modal
yang mereka investasikan di dalama perusahaan semakin tinggi ROE, semakin baik kedudukan pemilik perusahaan.
Formulasi untuk mencari rasio du pont return on equity, dapat digunakan
sebagai berikut :
kali ..
kali 1
x Hutang
Rasio -
1 Aktiva
Total Perputaran
x Bersih
Laba Margin
ROE Equity
on Return
= =
Dari rumus ROE dengan menggunakan sistem du pont yang dimodifikasi tersebut dapat dijelaskan bahwa pembilang dalam formula di atas adalah ROI,
penggunaan total utang debt ratio, yaitu rasio total hutang terhadap total aktiva dengan menghitung total dana yang disediakan oleh para kreditor.
Pada formula ROE terdapat rasio margin kontribusi, istilah margin kontribusi sering kali disebut dengan juga sebagai marjin laba atas penjualan.
Bila marigin laba kotor menunjukkan apakah perusahaan mencetak laba dengan membuat produk tertentu, maka margin laba laba bersih menunjukkan sejauh
mana perusahaan mengelola bisnisnya. Menurut Syamsuddin 1996;32 marjin laba bersih adalah merupakan
rasio antara laba bersih yaitu penjualan setelah dikurangi dengan biaya termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan, semakin tinggi marjin laba bersih,
semakin baik operasi suatu perusahaan.
23 Dari defenisi diatas maka formulasi marjin laba bersih adalah sebagai
berikut :
.... 100
x Penjualan
Total Pajak
Setelah Bersih
Laba Margin
Profit Net
Bersih Laba
Margin
= =
Kemudian, didalam rasio return on equity, terdapat rasio perputaran total aktiva, yang memiliki tujuan untuk mengukur tingk efesiensi penggunaan
keseluruhan aktiva perusahaan didalam menghasilkan volume penjualan tertentu, semakin tinggi rasio perputaran total aktiva berarti semakin efesien
penggunaan keseluruahan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dari defenisi diatas maka formulasi rasio perputaran total aktiva adalah
sebagai berikut :
kali ...
kali 1
x Aktiva
Total Penjualan
Total nover
Asset Tur Total
Aktiva Total
Perputaran =
=
Dengan demikian, dapat diambil suatu kesimpulan, bahwa perputaran total aktiva merupakan rasio aktivitas yang terakhir mengukur perputaran semua
aktiva perusahaan, yang dihitung dengan membagi penjualan dengan total aktiva. Jadi, rasio ini merupakan ukuran tentang sampai seberapa jauh aktiva ini
telah dipergunakan dalam kegiatan perusahaan. Perputaran total aktiva yang tinggi tidak hanya menunjukkan manajemen yang efektif, tetapi dapat juga
perputaran total aktiva yang tinggi disebabkan aktiva perusahaan yang sudah tua dan habis disusutkan. Perputaran total aktiva harus dihubungkan dengan majin
labanya sehingga diperoleh retun on investment.
24 Rasio hutang adalah rasio yang mengukur beberapa besar aktiva
perusahaan aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kreditor, semakin tinggi rasio hutang semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan di dalam
menghasilkan keuntungan perusahaan.
.... 100
x Aktiva
Total Kew ajiban
Total Hutang
Rasio =
=
Dari rumus ini dapat diketahui bahwa setiap utang dijamin dengan sejumlah aktiva. Dari defenisi para ahli tentang rasio utang dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa rasio utang ini adalah termasuk rasio solvabilitas, solvabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan membandingkan jumlah
utang di satu pihak baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang dengan aktiva perusahaan. Menurut Munawir 1995;20 hal-hal yang
menguntungkan dalam jangka pendek dengan mudah dapat digoyahkan dengan pos – pos jangka panjang yaitu, antara lain :
1. Adanya under stated dicatat terlalu kecil terhadap depresiasi mengakibatkan keuntungan perusahaan dalam tahun-tahun pertama
kelihatan baik karena biaya depresiasi yang kecil. Namun, dalam jangka panjang akhirnya perusahaan tidak dapat memperoleh kembali aktiva
tetapnya, hingga ini menurunkan kapasitas yang sangat membahayakan kelangsungan usaha.
2. Jatuh tempo dari utang jangka panjang yang tidak diperkirakan dengan baik, sehingga pada saat jatuh temponya peusahaan mengalami kesulitan
keuangan. 3. Struktur modal yang tidak baik, misalnya jumlah utang lebih besar dari pada
modal sendiri. 4. Pada waktu terjadi inflasi dan perusahaan menggunakan perhitungan harga
pokok histories dengan menggunakan metode FIFO sehingga harga pokok kelihatan sangat rendah, padahal harga jual meningkat sehingga
mengakibatkan Marjin Laba kelihatan tinggi. Hal ini menyebabkan aktiva lancar terutama persediaan semakin turun karena dengan jumlah uang yang
25 sama tidak dapat memperoleh jumlah kuantitas persediaan yang sama
seperti jumlah sebelumnya.
2.1.5 Return
Investor dapat melakukan investasi baik sektor riil maupun sektor keuangan, apa yang dimaksud dengan sektor riil adalah sektor yang
pendiriannya bersifat nyata dalam bentuk fisik seperti bidang manufaktur, property dan perbankan, perkebunan, peternakan, pertambangan dan lain
sebagainya. Investasi dalam sektor keuangan adalah investasi dalam bentuk instrumen keuangan seperti saham, obligasi dan Surat Berharga Pasar Uang
SBPU yang diterbitkan oleh perusahaan maupun Negara. Pada umunya ketika investor melakukan inevstasi pada sektor keuangan
melakukan seleksi sekuritas securities selection yaitu tindakan memilih saham yang akan diinvestasikan dari beberapa jenis saham yang ada dalam suatu
sektor, cara yang sangat mudah dalam hal memilih investasi yaitu melakukan analisis setiap saham yang memiliki kinerja yang baik, untuk mengetahui
kinerja saham dapat diukur dengan berbagai metode, salah satunya yaitu perbandingan return dan resiko saham.
Menurut Samsul 2006 return saham adalah perndapatan yang dinyatakan dalam persentase dari modal awal investasi. Pendapatan investasi dalam saham
ini meliputi keuntungan jual beli saham, dimana jika untung disebut dengan capital gain dan juga rugi disebut dengan capital loss. Di samping capital gain,
investor juga akan menerima dividen tunai setiap tahunnya. Emiten akan
26 membagikan dividen tunai dua kali setahun, dimana yang pertama disebut
dengan dividen interim yang dibayarkan selama tahun berjalan, sedangkan yang kedua disebut dengan dividen final yang dibagikan setelah tutup tahun buku.
Formulasi perhitungan return saham dapat dilakukan sebagai berikut :
1 -
t 1
- i
t
P P
- P
R
=
Dimana : R
: Return saham hari, bulan, tahun P
t
: Price, yaitu harga pada waktu t. P
t - 1
: Price, yaitu harga pada waktu sebelumnya. Untuk memperoleh total return saham, dengan cara menjumlahkan
seluruh hasil dari return tersebut. Untuk mengetahui cara kerja dalam menghitung total return saham, dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.1 Total
Return Saham Pada Perusahaan HMSP
Bulan Harga Saham
Return Bulan Bulan
Harga Saham Return Bulan
Des’02 3.700
Juli 4.100
- 0.012 Jan
2.975 - 0.196
Aug 4.050
- 0.012 Feb
2.950 - 0.008
Sep 4.525
0.117 Mar
2.950 0.000
Okt 4.350
- 0.039 Apr
3.575 0.212
Nov 4.250
- 0.023 Mei
3.850 0.077
Des 4.475
0.053 Jun
4.150 0.078
Total 0.247
Berdasarkan tabel 2.1 return bulan Januari 2003 pada perusahaan HMSP dapat dihitung sebagai berikut :
0.196 -
700 .
3 3.700
- 2.975
P P
- P
R
1 -
t 1
- i
t
= =
=
27 Apabila kita analisis lebih lanjut tentang return saham memiliki
keterkaitan dan hubungan dengan kinerja keuangan emiten yang dituangkan didalam laporan keuangan, return saham di peroleh dari persentase keuntungan
investasi yang diperoleh oleh investor, return saham tercermin dari permintan pasar saham emiten yang semakin lama semakin meningkat, publisitas
permintaan saham yang meningkat akan menyebabkan naiknya harga saham, investor akan mengalami keuntungan capital gain karena saham dibeli pada
waktu awal lebih murah dibanding harga jual pada saat sekarang. Penyebab naiknya harga saham dari waktu ke waktu, salah satu
indikatornya adalah penyerapan informasi kinerja emiten oleh investor, yang tercermin didalam laporan keuangan, investor berkeyakinan bahwa apabila
setiap emiten dapat mengoptimalkan laba secara terus menerus maka dapat dikatakan emiten tersebut memiliki kinerja yang baik, salah satu alat ukur
investor untuk menilai perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik adalah melakukan analisis rasio profitabilitas. Dapat disimpulkan rasio profitabilitas
memiliki asosiasi positif terhadap return saham, apabila rasio profitabilitas naik maka return saham juga akan naik.
2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu
Sebagai pembanding perlu dikemukakan hasi penelitian sebelumnya yang mengkaji topik permasalahan yang hampir sama dengan penelitian ini. Beberapa
penelitian yang menyangkut analisis sistem Du Pont dalam mengukur kinerja
28 perusahaan antara lain penelitian Penelitian Akroman 2009 yang berjudul
pengaruh rasio keuangan ROA, ROE dan EVA terhadap harga saham pada perusahaan yang terdapat di JII pada periode 2004 – 2006, hasil penelitian
mengungkapkan ROA dan ROE berpengaruh terhadap harga saham, dan sebaliknya EVA tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Penelitian yang dilakukan Pribawanti 2007 yang berjudul analisis pengaruh rasio keuangan terhadap total return saham pada perusahaan industri
manufatur yang membagikan deviden di BEJ, sampel pada penelitian sebanyak 30 perusahaan, hasil pada penelitian ini adalah Secara simultan variabel Quick Asset
to Inventory QAI, Net Profit Margin NPM, Return on Asset ROA, Debt to Total Asset DTA, Debt to Equity Ratio DER, dan Earning per Share EPS
terhadap Total Return saham. Secara parsial variabel QAI tidak signifikan berpengaruh terhadap Total Return saham dengan koefisien determinasi parsial
0,46 secara parsial variabel NPM berpengaruh secara signifikan terhadap Total Return saham dengan koefisien determinasi parsial sebesar 4,05, secara parsial
variabel ROA berpengaruh secara signifikan terhadap Total Return saham dengan koefisien determinasi parsial sebesar 4,5, secara parsial variabel DTA
berpengaruh secara signifikan terhadap Total Return saham dengan koefisien determinasi parsial sebesar 9,7 , secara parsial variabel DER berpengaruh
secara signifikan terhadap Total Return saham dengan koefisien determinasi parsial sebesar 6,8, secara parsial variabel EPS berpengaruh secara signifikan
terhadap Total Return saham dengan koefisien determinasi parsial sebesar 12,4.
29
Tabel 2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu
No Nama Peneliti
tahun penelitian
Judul Penelitian Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
1 Akroman
2009 analisis pengaruh
rasio keuangan terhadap total
return saham
pada perusahaan industri
manufatur yang membagikan
deviden di BEJ ROA, ROE dan
EVA dan Harga Saham
ROA dan ROE berpengaruh terhadap harga saham, dan
sebaliknya EVA tidak berpengaruh terhadap harga saham
2 Tika Maya
Pribawanti 2007
analisis pengaruh rasio keuangan
terhadap total return
saham pada perusahaan
industri manufatur yang
membagikan deviden di BEJ
QAI, PM, ROA, DTA, DER dan
EPS total retrun saham
QAI tidak signifikan berpengaruh terhadap total retrun saham secara
parsial, NPM, ROA, DTA, DER dan EPS berpengaruh signifikan
terhadap total retrun saham secara parsial. QAI, PM, ROA, DTA,
DER dan EPS berpengaruh signifikan terhadap total retrun
saham secara simultan.
30
2.3 Kerangka Konseptual