Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil
Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar SD Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
istilah yang menyebabkan kekeliruan pendapat dan mengaburkan pengertian yang sebenarnya.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Kualifikasi Guru X
1
dan Sertifikasi Guru X
2
. Untuk variabel terikatnya adalah Intensitas Belajar Gerak Y
1
dan Hasil Belajar Y
2
. Agar lebih lebih spesifik mengenai variabel penelitian, berikut ini dijelaskan maknanya secara operasional. Definisi
operasional variabel penelitian : 1.
Kualifikasi Guru dalam penelitian ini merupakan latar belakang pendidikan guru pendidikan jasmani yang akan memberikan warna pada proses dan hasil
pembelajaran penjas di sekolah dasar atas dasar jenjang pendidikan D-III, D- IV, S1, dan S2.
2. Sertifikasi guru adalah predikat yang melekat pada guru khususnya diberikan
untuk guru pendidikan jasmani sebagai guru yang profesional atau tidak yang diberikan oleh perguruan tinggi kepada guru penjas setelah guru yang
bersangkutan mengikuti program sertifikasi guru, dalam penelitian ini sertifikasi diberikan untuk guru yang sudah sertifikasi dan yang belum
sertifikasi. 3.
Intensitas belajar gerak adalah usaha yang dikeluarkan siswa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar dalam rangka untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. 4.
Hasil belajar adalah kemampuan yang relatif menetap dan dapat diukur sebagai hasil dari proses belajar penjas yang dilakukan oleh siswa sekolah
dasar. Peneliti mendapatkan hasil belajar siswa dari nilai triwulan siswa.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menyusun instrumen yang berupa
kuesioner angket, observasipengamatan, dan data dokumentasi. Jenis-jenis instrumen penelitian adalah sebagai berikut:
1 Kuesioner angket
Angket merupakan instrumen pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menggunakan pertanyaan yang harus dikerjakan atau dijawab oleh orang
Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil
Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar SD Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
yang meliputi sasaran angket tersebut. Sugiono 2009:199 menyatakan bahwa, “Angket kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
” Setelah pengertian mengenai angket kuesioner tersebut, hal lain yang menjadi pertimbangan dasar dalam penggunaan angket atau kuesioner,
sebagaimana diungkapkan oleh Arief 1982:70 sebagai berikut: 1.
Agar hasil pengukuran terhadap variabel yang diteliti dapat dianalisa dan diolah secara statistik.
2. Dengan alat pengumpul data tersebut memungkinkan dapat diperoleh data
yang objektif. 3.
Dengan alat pengumpul data itu, memungkinkan penelitian dilakukan dengan mudah serta lebih dapat menghemat waktu, biaya, dan tenaga.
Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang intensitas belajar gerak siswa yang dijawab oleh guru penjas SD Negeri di
Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu angket yang disajikan dalam bentuk
pernyataan-pernyataan yang sudah tersusun, dimana responden tinggal memilih atau memberi tanda ceklish √ pada kolom alternatif jawaban sesuai dengan
keadaan yang dirasakan pribadinya. Dalam alternatif jawaban penulis menyediakan pilihan jawaban yang sudah ditentukan, yaitu sangat setuju SS,
setuju S, tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STS. Langkah-Langkah menyusun angket adalah sebagai berikut:
a Melakukan spesifikasi data dengan menggunakan acuan teoritis
penyusunan angket
Spesifikasi data bertujuan untuk menjabarkan ruang lingkup masalah yang akan diukur secara terperinci. Untuk lebih jelas dan memudahkan penyusunan
spesifikasi data tersebut, maka penulis tuangkan dalam bentuk kisi-kisi yang mengacu pada teori dari masing-masing variabel.
Nurkholif Hazim 2005: 191 bahwa: “Intensitas adalah kebulatan tenaga
yang dikerahkan untuk suatu usaha”. Jadi intensitas secara sederhana dapat dirumuskan sebagai usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan penuh semangat
Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil
Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar SD Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
untuk mencapai tujuan. Seseorang yang belajar dengan semangat yang tinggi, maka akan menunjukan hasil yang baik, sebagaimana pendapat Sadirman 1996:
85, yang menyatakan bahwa intensitas belajar siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian tujuan belajarnya yakni meningkatkan prestasinya.
Perkataan intensitas sangat erat kaitannya dengan motivasi, antara keduanya tidak dapat dipisahkan sebab untuk terjadinya itensitas belajar atau semangat
belajar harus didahului dengan adanya motivasi dari siswa itu sendiri. Sebagaimana Sardiman 1996:
84 menyatakan: “Belajar diperlukan adanya intensitas atau semangat yang tinggi terutama didasarkan adanya motivasi.
” Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi
motivasi akan senantiasa menentukan intensitas belajar siswa. Intensitas belajar gerak adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan
penuh semangat untuk mencapai tujuan realitas dari motivasi dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan yaitu peningkatan prestasi, sebab seseorang
melakukan usaha dengan penuh semangat karena adanya motivasi sebagai pendorong pencapaian prestasi dihubungkan dengan latihan atau pengalaman
yang mengarah pada perubahan yang relatif permanen dalam kemampuan seseorang untuk menampilkan gerakan-gerakan yang terampi Echols dalam
Shadily 1993: 326. Intensitas merupakan realitas dari motivasi dalam rangka mencapai tujuan
yang diharapkan yaitu peningkatan prestasi, sebab seseorang melakukan usaha dengan penuh semangat karena adanya motivasi sebagai pendorong pencapaian
prestasi. Belajar gerak adalah sebagai “Serangkaian proses yang dihubungkan
dengan latihan atau pengalaman yang mengarah pada perubahan yang relatif permanen dalam kemampuan seseorang untuk menampilkan gerakan-gerakan
yang terampil Schmidt yang dikutip Mahendra, 1998: 122. Jadi, intensitas belajar gerak adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan penuh semangat
untuk mencapai tujuan realitas dari motivasi dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan yaitu peningkatan prestasi, sebab seseorang melakukan usaha dengan
penuh semangat karena adanya motivasi sebagai pendorong pencapaian prestasi dihubungkan dengan latihan atau pengalaman yang mengarah pada perubahan
Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil
Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar SD Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
yang relatif permanen dalam kemampuan seseorang untuk menampilkan gerakan- gerakan yang terampil.
b Penyusunan Kisi-Kisi Angket
Perlu dijelaskan bahwa dalam menyusun pernyataan agar responden dapat menjawab salah satu alternatif jawaban, maka pernyataan-pernyataan tersebut
disusun dengan berpedoman pada penjelasan Surakmand 1990: 184 sebagai berikut:
a. Setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya.
b. Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh
responden, pernyataan mana yang tidak menimbulkan kesan negatif. c.
Sifat pernyataan harus netral dan objektif. d.
Mengajukan hanya pernyataan yang jawabannya tidak dapat diperoleh dari sumber lain.
e. Keseluruhan pernyataan dalam angket harus sanggup mengumpulkan
kebulatan jawaban untuk masalah yang kita hadapi.
Dari uraian yang dipaparkan sebelumnya, maka dalam menyusun pernyataan dalam angket ini harus bersifat jelas, ringkas, dan tegas. Dari beberapa
teori di atas, dilakukan penyusunan kisi-kisi angket yang dijadikan acuan untuk membuat kisi-kisi instrumen intensitas belajar gerak. Dari beberapa teori yang
telah dipaparkan sebelumnya, dapat dibuat definisi intensitas belajar gerak siswa dalam Tabel 3.3.
Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil
Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar SD Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Variabel Intensitas Belajar Gerak
Komponen Variabel
Sub Komponen
Indikator
Intensitas belajar
gerak adalah usaha yang dilakukan oleh
seseorang dengan
penuh semangat
untuk mencapai
tujuan realitas dari motivasi
dalam rangka
mencapai tujuan
yang diharapkan
yaitu peningkatan prestasi,
sebab seseorang
melakukan usaha
dengan penuh
semangat karena
adanya motivasi
sebagai pendorong
pencapaian prestasi dihubungkan dengan
latihan atau
pengalaman yang
mengarah pada
perubahan yang
relatif permanen
dalam kemampuan
seseorang untuk
menampilkan gerakan-gerakan
yang terampil.
John M.
Echols dalam Shadily 1993:
326. a.
Motivasi a.
Tekun menghadapi tugas. b.
Ulet menghadapi kesulitan tidak lekas putus asa.
c. Lebih senang bekerja mandiri.
d. Cepat bosan pada tugas–tugas rutin.
e. Dapat mempertahankan pendapatnya.
b. Durasi
Kegiatan
Kemampuan penggunaan
waktu untuk
melakukan kegiatan, meliputi : Lamanya
waktu yang
digunakan untuk
melaksanakan kegiatan PBM penjas di SD. c.
Frekuensi
Kegiatan
Berapa sering kegiatan dilakukan dalam Periode waktu tertentu.
d.
Presentasi
Gairah, keinginan atau harapan yaitu maksud, rencana, cita-cita atau sasaran, target dan yang
hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan meliputi : keinginan yang kuat bagi siswa untuk
belajar.
e. Arah sikap
Sikap sebagai suatu kesiapan pada diri seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal
yang bersifat positif ataupun negatif. Dalam bentuknya
yang negatif
akan terdapat
kecenderungan untuk menghindari, membenci, bahkan
tidak menyukai
objek tertentu.
Sedangkan dalam bentuknya yang positif kecendrungan
tindakan adalah
mendekati, menyenangi, dan mengharapkan objek tertentu.
Contohnya, apabila siswa menyenangi materi tertentu maka dengan sendirinya siswa akan
mempelajari dengan baik. Sedangkan apabila tidak menyukai materi tertentu maka siswa tidak
akan mempelajari kesan acuh tak acuh.
f. Minat
1. Adanya perhatian.
Indikator adanya
perhatian dijabarkan
menjadi tiga bagian yaitu: perhatian terhadap bahan pelajaran penjas.
memahami materi pelajaran penjas.
Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil
Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar SD Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.3. Lanjutan
Langkah selanjutnya setelah membuat kisi-kisi angket, peneliti membuat pernyataan berdasarkan indikator dalam setiap sub komponen. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Pernyataan Angket Intensitas Belajar Gerak Siswa
Sub Komponen
Indikator Pernyataan
No Soal Motivasi
a. Tekun menghadapi
tugas.
b. Ulet menghadapi
kesulitan. c.
Lebih senang bekerja mandiri.
Siswa mengerjakan tugas PBM penjas dengan baik tanpa ada
paksaan. Siswa mengerjakan tugas PBM
penjas dengan bantuan teman. Siswa bertanya apabila ada materi
yang tidak dipahami dalam PBM penjas.
Siswa lebih
senang dalam
mengerjakan tugas penjas secara mandiri.
Siswa tidak begitu senang ketika
1
7
14 18
menyelesaikan soal-soal pelajaran penjas. 2.
Adanya ketertarikan. Ketertarikan dibedakan menjadi :
ketertarikan terhadap bahan pelajaran
penjas. 3.
Rasa senang. Rasa senang meliputi :
rasa senang mengetahui bahan belajar penjas.
memahami bahan belajar penjas. kemampuan menyelesaikan soal-soal
pembelajaran penjas. g.
Aktivitas a.
Melakukan karena instruksi guru. b.
Melakukan karena mata pelajaran. c.
Melakukan dengan sungguh-sungguh dalam setiap jam pelajaran.
d. Melakukan secara aktif.
Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil
Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar SD Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
mengerjakan tugas penjas secara individu.
21
Tabel 3.4. Lanjutan
d. Cepat bosan pada
tugas –tugas rutin.
e. Dapat
mempertahankan pendapatnya.
Siswa merasa bosan apabila diberikan materi PBM penjas yang
itu-itu saja. Mempertahankan
argumentasi apabila pendapatnya diyakini benar.
Tidak pernah berpendappat dalam belajar penjas.
25
28
30
Durasi Kegiatan
Lamanya waktu yang digunakan
untuk melaksanakan
kegiatan PBM penjas di SD.
Pembelajaran penjas memerlukan waktu yang lama.
Pembelajaran penjas tidak memerlukan waktu yang lama.
2
8
Frekuensi Kegiatan
a. Frekuensi
melakukan kegiatan
PBM penjas di SD dalam
seminggu.
b. Frekuensi
melakukan kegiatan
PBM penjas di SD dalam
sebulan.
c. Frekuensi
melakukan kegiatan
PBM penjas di SD dalam
satu semester. Siswa mengikuti pelajaran penjas
setiap minggu. Siswa tidak mengikuti pelajaran
penjas dalam setiap minggu. Pada setiap bulan siswa selalu
mengikuti tes pelajaran penjas. Ada beberapa siswa yang tidak
mengikuti tes dengan alasan tertentu.
Setiap satu semester siswa mengikuti ujian akhir semester
pelajaran penjas. Ada beberapa siswa yang tidak
mengikuti ujian akhir semsester dengan alasan tertentu.
3 15
19 22
26
29
Presentasi
Gairah, keinginan atau harapan yang keras
yaitu maksud,
rencana, cita-cita atau sasaran, target dan
idolanya yang hendak dicapai
dengan Siswa dapat mempraktekan
beberapa materi dari hasil pembelajaran penjas dengan baik
dan benar. Siswa tidak mampu mempraktekan
hasil pembelajaran penjas dengan baik.
10
9
Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil
Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar SD Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4. Lanjutan
kegiatan yang
dilakukan meliputi : keinginan yang kuat
bagi siswa
untuk belajar.
Arah Sikap
Sikap sebagai suatu kesiapan
pada diri
siswa. Siswa mempersiapkan diri dan sigap
dalam mengikuti pembelajaran penjas.
Siswa tidak memiliki persiapan dan kesiapan diri dalam mengikuti
pembelajaran penjas.
4
11
Minat
a. Adanya
perhatian.
b. Adanya
ketertarikan.
c. Rasa senang.
Siswa memperhatikan setiap item pelajaran yang disampaikan guru
pada saat pelajaran penjas dengan baik.
Siswa kurang memperhatikan setiap item pelajaran penjas dengan baik.
Siswa sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran penjas.
Siswa tidak antusias dalam mengikuti pelajaran penjas
Siswa merasa senang dan tidak pernah merasa terpaksa dalam
mengikuti pelajaran penjas. Siswa tidak bersemangat dan
bermalas-malasan dalam mengikuti pembelajaran penjas.
5
16
12 20
23
27
Aktivitas
a. Melakukan karena
instruksi guru. b.
Melakukan karena mata pelajaran
c. Melakukan dengan
sungguh-sungguh dalam setiap jam
pelajaran.
d. Melakukan secara
aktif. Melaksanakan
kegiatan pembelajaran penjas di sekolah
karena atas perintah guru. Mengikuti pelajaran penjas karena
termasuk kedalam mata pelajaran. Setiap instruksi gerakan yang
diperintahkan guru,
saya melakukannya dengan konsentrasi.
Selama pelajaran penjas sedang berlansung, para siswa tidak pernah
berdiam diri.
6
13
17
24
Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil
Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar SD Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
c Penyusunan Angket
Indikator-indikator yang telah dirumuskan selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir pertanyaan atau soal dalam angket. Butir-butir pernyataan
atau soal tersebut dibuat dalam bentuk pernyataan-pernyataan dengan kemungkinan jawaban yang tersedia. Mengenai alternatif jawaban dalam angket
digunakan skala Likert dengan kategori penyekoran seperti terlihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5. Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Skala Likert
No Alternatif
jawaban Skor alternatif jawaban
1 Sangat Setuju
1 2
Setuju 2
3 Tidak setuju
3 4
Sangat tidak Setuju 4
1. ObservasiPengamatan
Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan kegiatan pengamatan langsung terhadap obyek-obyek yang diteliti di lapangan untuk memperoleh
gambaran informasi dan keterangan yang relevan dengan objek penelitian.
2. Dokumentasi
Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen baik yang berada di sekolah ataupun yang berada berada di
luar sekolah, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut. Dalam penelitian ini data dokumentasi adalah setiap bahan tertulis yang disimpan dan dirawat
Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil
Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar SD Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
sedemikian rupa sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan mudah mencari dan memanfaatkannya. Data dokumentasi dalam penelitian digunakan untuk
mengumpulkan data tentang kualifikasi guru, sertifikat pendidik dan hasil belajar siswa SD Negeri di Kota Cirebon. Adapun bentuk instrumen penelitian yang
digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut :
a. Kualifikasi Guru Diambil Melalui Data Dokumentasi
Kualifikasi akademik sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No. 18 Tahun 2007 yaitu “Tingkat pendidikan formal yang telah dicapai
sampai dengan guru mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar S1, S2, atau S3 maupun non gelar D4 atau Post Graduate Diploma, baik di dalam maupun di
luar negeri. Bukti fisik yang terkait dengan komponen ini dapat berupa ijazah atau sertifikat diploma.” Landasan hukum lainnya adalah Permendiknas No. 16 Tahun
2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, dimana disebutkan bahwa setiap guru wajib memenuhi standar kualitas akademik dan
kompetensi guru yang berlaku secara nasional, dan juga bahwa guru-guru yang belum memenuhi kualifikasi akademik diploma empat D-IV atau sarjana akan
diatur dengan peraturan menteri tersendiri. Data mengenai kualifikasi yang dimiliki oleh guru penjas di SD, diketahui
melalui ijazah hasil pendidikan guru terakhir yang dimilikinya dan melalui pengalaman mengikuti pelatihan atau penataran guru tentang materi pembelajaran
penjas di SD. Data yang diperoleh merupakan data demografi, sehingga penulis menentukan kriteria penilaian kualifikasi guru penjas di SD sebagai berikut:
1 Nilai 1 = Untuk Ijazah D-III
2 Nilai 2 = Untuk Ijazah D-IV
3 Nilai 3 = Untuk Ijazah S1
4 Nilai 4 = Untuk Ijazah S2
b. Sertifikasi Guru Dinilai Dengan Dokumentasi
Sertifikasi ini dianggap sebagai amanah dari UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dasar utama pelaksanaan sertifikasi guru adalah UU
No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen UUGD yang disahkan tanggal 30 Desember 2005. Pasal yang
menyatakannya adalah pasal 8 yaitu : “Guru wajib
Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil
Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar SD Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.” Pasal lainnya adalah pasal 11 ayat 1 yaitu “Sertifikat pendidik sebagaimana dalam pasal 8 diberikan kepada guru yang telah memenuhi
persyaratan. Landasan hukum lainnya adalah UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan yang ditetapkan pada tanggal 4
Mei 2007. Data mengenai sertifikasi yang dimiliki oleh guru penjas SD di Kota Cirebon, diketahui melalui hasil kelulusan sertifikasi dan dibuktikan dengan
sertifikat pendidik yang dimilikinya. Jenis data yang diperoleh merupakan data demografi dengan menggunakan kode angka 1 satu dan 2 dua, sehingga
penulis menentukan kriteria penilaian sertifikasi sebagai berikut: 1
Kode 1 = Untuk guru yang belum lulus sertifikasi. 2
Kode 2 = Untuk guru yang sudah sertifikasi.
c. Intensitas Belajar Gerak Dinilai Dengan Kuesioner Angket
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata intensitas adalah kekerapan, suatu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dan berulang-ulang.
Kemudian di dalam Duden 2003: 839 intensitas die Intensitat diartikan sebagai “Starke, Kraft, Wirksamkeit von Handlungen, Ablaufen o.A : grosse, gleich
bleibende, wechselnde .” Hal tersebut dapat diartikan sebagai kemampuan atau
peningkatan suatu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus. Menurut Tohar 2004: 55, intensitas adalah takaran yang menunjukkan kadar atau tingkat
pengeluaran energi, alat dalam aktivitas jasmani baik dalam latihan maupun pertandingan.
Pada dasarnya belajar gerak motor learning merupakan suatu proses belajar yang memiliki tujuan untuk mengembangkan berbagai keterampilan gerak yang
optimal secara efisien dan efektif. Seiring dengan itu, Schmidt 1989: 34 dalam Syarifudin 2009:113 menegaskan bahwa belajar gerak merupakan suatu
rangkaian asosiasi latihan atau pengalaman yang dapat mengubah kemampuan gerak ke arah kinerja keterampilan gerak tertentu.
Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil
Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar SD Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Kartono 1989: 67 menegaskan bahwa pemberian pengalaman gerak yang luas kepada anak merupakan tindakan yang bijaksana dalam usaha mempengaruhi
perkembangan anak. Melalui gerak, pada dasarnya anak sedang mengadakan interaksi dan komunikasi dengan dunia luarnya dalam usaha melengkapi
pengatahuan dan sikapnya. Pengaruh dari proses belajar terhadap ranah kognitif dan afektif bukanlah pengaruh tidak langsung melainkan pengaruh langsung
seperti halnya terhadap perkembangan gerak. Dalam pembentukan sikap siswa, Ateng 1994: 35 menegaskan tidak ada media pendidikan serealitas pendidikan
gerak untuk menanamkan sikap sportif, seperti menghargai orang lain, bekerja sama, berjuang keras dan sebagainya.
Menurut Kristi 2012: 2 dalam Schmidt 1991 belajar gerak adalah “Suatu
rangkaian proses yang berhubungan dengan latihanpengalaman yang mengarahkan pada terjadinya perubahan-perubahan yang relatif permanen dalam
kemampuan seseorang untuk menampilkan gerakan-gerakan yang terampil, yaitu upaya meningkatkan keterampilan gerak tubuh secara keseluruhan dan upaya
penguasaan pola-pola gerak keterampilan dalam kaitannya dengan konsep ruang, waktu dan gaya. Menurut Sugiyanto 1994: 27 belajar gerak adalah mempelajari
pola-pola gerak keterampilan tubuh. Jadi, intensitas belajar gerak suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang lebih dari satu kali dengan frekuensi yang semakin
lama semakin meningkat dengan mempelajari pola-pola gerak keterampilan dalam kaitannya dengan konsep ruang, waktu dan gaya. Pengukuran intensitas belajar
gerak merupakan suatu proses pengumpulan data informasi tentang kemampuan gerak seseorang individu mulai dari alat ukur sampai hasil pengukurannya.
Angket atau kuesioner merupakan salah satu alat pengumpulan data yang dinyatakan kesahihannya oleh banyak ahli statistik. Angket atau kuesioner
diartikan sebagai suatu alat pengumpul data yang didalamnya berisikan suatu pernyataan baik secara terbuka ataupun tertutup. Adapun angket yang digunakan
dalam penelitian ini ialah angket tertutup, dimaksudkan agar semua jawaban yang diberikan oleh guru penjas dan siswa SD di Kota Cirebon lebih mudah untuk
dinilai kerena semua alternatif jawaban sudah ditentukan terlebih dahulu.
d. Hasil Belajar Siswa Dinilai Dengan Dokumentasi
Mia Rosalina, 2013 Pengaruh Kualifikasi Dan Sertifikasi Guru Terhadap Intensitas Belajar Gerak Siswa Dan Hasil
Belajar Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar SD Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Landasan hukum yang menjelaskan tentang hasil belajar siswa diatur oleh Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 pasal 63 ayat 1 tentang Standar
Nasional Pendidikan yaitu “Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri dari 1 penilaian hasil belajar oleh pendidik, 2 penilaian
hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan 3 penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.
Pasal 68 menjelaskan bahwa “Hasil ujian Nasional digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk 1 pemetaan mutu program danatau satuan pendidikan
2 dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya 3 penentuan kelulusan peserta didik dari program danatau satuan pendidikan 4 pembinaan dan
pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dasar hukum lainnya menurut Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan RI No. 59 Tahun 2011 tentang Kriteria Kelulusan Peserta Didik dari Satuan Pendidikan dan Penyelenggaraan Ujian SekolahMadrasah dan Ujian
Nasional. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2007 tanggal 11 Juni 2007 tentang Standar Penilaian Pendidik.
Data mengenai hasil belajar siswa, diketahui melalui nilai tri wulan siswa SD. Data yang diperoleh merupakan hasil dari evaluasi belajar siswa, sehingga penulis
menentukan kriteria penilaian hasil belajar siswa berdasarkan nilai tri wulan siswa di SD dalam pembelajaran penjas.
F. Uji Coba Instrumen