Pengawasan Controlling F. Stoner dan Charles Wankel dalam H. B. Siswanto 2006:2 mengatakan

commit to user xxxviii koordinasi internal horizontal menggambarkan hubungan antar unit kerja yang kedudukannya sama dalam satu lingkup organiasai Daop VII. Koordinasi eksternal vertikal menggambarkan bagaimana hubungan antara PT. Kereta Api Indonesia Daop VII dengan organisasi diluar Daop VII yang kedudukannya lebih tinggi, dan juga koordinasi eksternal horizontal yaitu hubungan antara unit kerja di Daop VII dengan unit kerja di luar Daop VII yang kedudukannya sejajar dalam hierarki organisasi. Artinya dari pernyataan di atas, koordinasi dalam organisasi PT Kereta Api Indonesia Persero Daop VII sangat diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsi antar setiap unit kerja yang telah diprogram sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan kerja. Akhirnya, jika fungsi koordinasi terlaksana dengan baik maka pelaksanaan kegiatan dalam pencapaian tujuan organisasi menjadi lebih mudah.

4. Pengawasan Controlling

Dalam beberapa literatur beberapa ahli menjelaskan fungsi pengawasan dalam pengertian yang beragam. Dalam bukunya Pengantar Manajemen, Sondang P. Siagian 2005:125 mendefinisikan bahwa : ”Pengawasan merupakan proses pengamatan ari seluruh kegiatan organisasi guna lebih menjamin bantuan semua pekerjaan yang sudah dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya”. Dalam bahasa lain, Yohanes Yahya 2006:133 mendefenisikan pengawasan sebagai proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dalam manajemen dapat tercapai. Ini berkenaan dengan cara-cara membuat kegiatan kegiatan sesuai yang direncanakan. commit to user xxxix Disisi lain, pengawasan Controlling merupakan suatu proses dasar untuk mendapatkan sesuatu yang identik dan apa saja yang dikendalikan. Mengawasi ialah suatu usaha meneliti kegiatan-kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan George R. Terry, 2003:166. Menurut H. B. Siswanto 2006:25, tindakan pengawasan penting dilakukan dalam suatu organisasi. Tindakan pengawasan pelaksanaan pekerjaan yang diberikan kepada bawahan tidaklah dimaksudkan untuk mencari kesalahan bawahan semata-mata. Namun, hal itu dilakukan untuk membimbing bawahan agar pekerjaan yang dikerjakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, aktivitas pengawasan dimaksudkan untuk mencari penyimpangan sehingga tindakan perbaikan dapat dilakukan ke arah rencana yang telah ditetapkan. Aktivitas ini berarti bahwa dalam mengoperasikan fungsinya, manajer berusaha membimbing bawahan ke arah terealisasinya tujuan organisasi. Dari batasan-batasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengawasan dapat didefinisikan sebagai suatu proses evaluasi setiap tindakan- tindakan dalam organisasi apakah telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan atau direncanakan. Artinya pengawasan memiliki peranan yang sangat menentukan dalam mengamankan tujuan organisasi. Sebagai kontrol dan pengaman dalam manajemen, pengawasan berfungsi memonitoring tindakan anggota dan mengukur hasil kerja anggota dan bawahannya. commit to user xl Dalam PT Kereta Api Indonesia Persero Daop VII proses pengawasan menggambarkan bagaimana alur kegiatan kontrol dan pengendalian dalam pengelolaan sarana dan prasarana perkeretaapian. Bagaimana seorang pimpinan harus mengevaluasi dan menilai pekerjaan yang dilakukan para bawahan. Demikian juga, bagaimana seorang pimpinan membimbing bawahan agar melakukan prosedur kerja yang benar agar tidak terjadi kesalahan selama kegiatang pengelolaan sarana dan prasarana perkeretaapian dan semua kegiatan yang dilakukan adalah sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Pengawasan yang ada di Daop VII adalah pengawasan yang dilakukan secara internal oleh pihak-pihak yang berasal dari PT. Kereta Api Indonesia Daop VII dan juga pengawasan yang dilakukan secara ekstrenal yaitu dilakukan oleh pihak di luar PT. Kereta Api Indonesia Daop VII.

B. Sarana dan Prasarana Perkeretaapian 1. Pengertian Sarana dan Prasarana