commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta I‐
H. SISTEMATIKA BAB
I PENDAHULUAN
Mengemukakan pengertian
judul, latar
belakang, permasalahan
dan persoalan, tujuan dan sasaran, batasan dan lingkup
pembahasan, metoda penulisan serta sistematika pembahasan.
BAB II
TINJAUAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN
Mengemukakan dan menjabarkan tinjuan mengenai Rumah
Sakit, Rumah Sakit Pendidikan serta Fakultas kedokteran UNS yang
ada
keterkaitannya dengan Rumah Sakit UNS BAB
III TINJAUAN
KOTA SOLO
Mengemukakan tinjauan kota Solo yang akan menjadi
tempat didirikannya bangunan yang akan dirancang.
BAB IV
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT UNS
Mengemukakan ide‐ide dasar dalam perencanaan dan
perancangan Rumah Sakit UNS dengan aplikasi Psikologi Arsitektur
di
kota Solo. BAB
V ANALISA
DAN PENDEKATAN
Mengemukakan analisa penerapan pembentukan ruang
yang
efektif dan efisien pada perencanaan Rumah Sakit UNS. BAB
VI KESIMPULAN
Hasil analisa pendekatan disimpulkan ke dalam konsep
perencanaan
dan peraancangan menuju proses desain.
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Rumah Sakit
1. Pengertian Rumah Sakit
Rumah Sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat
menyelenggarakan
upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai
kesatuan
personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan
menangani
masalah medik untuk pemulihan dan pemeliharaan
kesehatan
yang baik.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan
kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat
kesehatan
yang optimal bagi masyarakat dan tempat yang digunakan
untuk
menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan. Sarana
kesehatan
berfungsi melakukan upaya kesehatan dasar, kesehatan
rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang. Upaya kesehatan
diselenggarakan
dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan
promotif, pencegahan penyakit preventif, penyembuhan
penyakit
kuratif dan pemulihan kesehatan rehabilitatif yang
diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
1
Rumah Sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan
profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan
tenaga
ahli kesehatan lainnya.
Suatu lembaga yang memelihara dan memiliki fasilitas‐fasilitas
untuk menetapkan diagnosa, mengobati dan merawat individu yang
mempunyai hubungan satu dengan yang lain yang membutuhkan
tempat perawatan dibawah ruangan lembaga tersebut.
2
1
Siregar,2004.universitas.sumatera.utara
2
The American People Enzyclopedia, hal 662
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Tugas dan fungsi Rumah Sakit menurut Surat Keputusan
Keputusan Menteri Kesehatan RI no.134MenkesSKIV78 mengenai
susunan organisasi dan tata cara kerja Rumah Sakit Umum adalah:
a. Rumah Sakit Umum mempunyai tugas melaksanakan pelayanan
kesehatan dan penyembuhan penderita serta pemulihan cacat
badan dan jiwa sesuai peraturan perundang‐undangan yang berlaku.
b. Rumah Sakit mempunyai fungsi :
• Melaksanakan upaya pelayanan medis. • Melaksanakan upaya rehabilitasi medis.
• Melaksakan pencegahan akibat penyakit dengan peningkatan pemulihan
kesehatan. • Melaksanakan usaha perawatan.
• Melaksanakan system rujukan. • Sebagai tempat pendidikan
• Sebagai tempat penelitian.
3. Klasifikasi Rumah Sakit
3
a. Berdasarkan Kepemilikan
a Rumah Sakit Pemerintah; terdiri dari: Rumah Sakit yang
langsung dikelola oleh Departemen Kesehatan, Rumah
Sakit Pemerintah Daerah, Rumah Sakit Militer, Rumah Sakit
BUMN,
dan b Rumah
Sakit Swasta yang dikelola oleh masyarakat.
• Rumah Sakit Umum Swasta Pratama, yaitu rumah sakit umum
swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat
umum, setara dengan rumah sakit pemerintah kelas
D.
• Rumah Sakit Umum Swasta Madya, yaitu rumah sakit umum
swasta yang memberikan pelayanan medik
3
http:www.kedaiobat.co.cc201005klasifikasi‐rumah‐sakit‐di‐indonesia.html
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
bersifat umum dan spesialistik dalam 4 cabang, setara
dengan
rumah sakit pemerintah kelas C.
• Rumah Sakit Umum Swasta Utama, yaitu rumah sakit umum
swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat
umum, spesialistik dan subspesialistik, setara dengan
rumah sakit pemerintah kelas B. b. Berdasarkan
Jenis Pelayanan a Rumah
Sakit Umum
Rumah Sakit yang melayani semua bentuk
pelayanan kesehatan sesuai dengan kemampuannya.
Pelayanan kesehatan yang diberikan Rumah sakit bersifat
dasar, spesialistik, dan subspesialistik. rumah sakit umum
memberi pelayanan kepada berbagai penderita dengan
berbagai jenis penyakit, memberi pelayanan diagnosis dan
terapi untuk berbagai kondisi medik, seperti penyakit
dalam, bedah, pediatrik, psikiatrik, ibu hamil dan lain
sebagainya.
b Rumah Sakit Khusus
Rumah sakit yang memberikan pelayanan
kesehatan berdasarkan jenis pelayanan tertentu seperti
Rumah Sakit Kanker, Rumah Sakit Kusta, Rumah Sakit Paru,
Rumah
Sakit ginjal dan lain‐lain. c. Berdasarkan
pengelolaan a Rumah
Sakit Publik
Rumah Sakit Publik adalah Rumah Sakit yang
dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan badan
hukum yang bersifat nirlaba. Rumah Sakit publik yang
dikelola Pemerintah
dan Pemerintah
Daerah diselenggarakan
berdasarkan pengelolaan Badan Layanan Umum
atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang‐undangan.
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
b Rumah Sakit Privat
Rumah Sakit Privat adalah Rumah Sakit yang
dikelola oleh badan hukum dengan tujuan provit yang
berbentuk
Perseroan Terbatas atau Persero. d. Berdasarkan
Kemampuan dan Fasilitas a Rumah
Sakit Kelas A
Merupakan rumah sakit yang mempunyai fasilitas
dan kemampuan pelayanan medik yang bersifat spesialistik
dan subspesialistik luas. Mempunyai kapasitas tempat tidur
lebih dari 1000 buah dan merupakan rumah sakit rujukan
tertinggi.
b Rumah Sakit Kelas B
Rumah
Sakit Kelas B I Non pendidikan
Merupakan Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas
dan kemampuan pelayanan medis spesialistik sekurang ‐
kurangnya 11 spesialistik dan sub spesialistik terbatas.
Mempunyai
kapasitas tempat tidur antara 300 – 500 buah.
Rumah Sakit Kelas B II Pendidikan
Merupakan Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas
dan kemampuan pelayanan medis spesialistik sekurang‐
kurangnya 11 spesialistik dan sub spesialistik luas.
Mempunyai kapasitas tempat tidur antara 500 – 1000 buah.
Rumah sakit ini biasa terdapat di Ibukota Propinsi.
c Rumah Sakit Kelas C
Merupakan Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas
dan kemampuan pelayanan medis spesialis sekurang‐
kurangnya 4 dasar lengkap. Mempunyai kapasitas tempat
tidur
antara 100 – 300 buah d Rumah
Sakit Kelas D
Merupakan Rumah sakit yang mempunyai fasilitas
dan kemampuan sekurang‐kurangnya pelayanan medis
dasar. Kapasitas tempat tidur± 100 buah.
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
e. Berdasarkan Lama Tinggal di Rumah Sakit
a Rumah Sakit Untuk Perawatan Jangka Pendek
Rumah sakit perawatan jangka pendek adalah rumah
sakit yang merawat penderita selama rata‐rata kurang
dari 30 hari. Misalnya penderita dengan penyakit akut
dan kasus darurat. Rumah sakit umum pada umumnya adalah
rumah sakit perawatan jangka pendek.
b Rumah Sakit Untuk Perawatan Jangka Panjang
Rumah sakit perawatan jangka panjang adalah
rumah sakit yang merawat penderita dalam waktu rata‐rata
30 hari atau lebih. Penderita demikian mempunyai
kesakitan jangka panjang, seperti kondisi psikiatri. Contoh
rumah sakit ini adalah Rumah Sakit Rehabilitasi dan Rumah
Sakit
Jiwa. f. Berdasarkan
Afiliasi Dengan Lembaga Pendidikan a Rumah
Sakit Pendidikan, yaitu rumah sakit yang dipergunakan
sebagai tempat pendidikan tenaga medis.
b Rumah
Sakit non pendidikan, yaitu rumah sakit yang tidak dipergunakan
untuk tempat pendidikan medis.
4. Perencanaan Arsitektur Rumah Sakit
4
Dalam merencanakan fisik Rumah Sakit yang meliputi perencanaan
lahan, bangunan dan infrastruktu terdapat 14 prinsip yang perlu
diperhatikan dan dikembangkan menjadi arahan dasar dalam merencanakan
rumah sakit. 10 prinsip diantaranya adalah sebagai berikut :
4
Arsitektur Rumah Sakit
Rumah Sakit
ORGANIS BERKEMBANG
BERTAHAP KOMPAK
HARAPAN SEHAT
ZONNING TEPAT
SIRKULASI TEPAT
AKSESBILITAS TEPAT
HEMAT ENERGI
NYAMAN THERMAL
AMAN TANGGAP
KEADAAN DARURAT
HIJAU MUDAH
MURAH PERAWATA
Gambar II.1 :
Prinsip Perencanaan Arsitektur
Rumah Sakit
Sumber:
Arsitektur Rumah Sakit
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
a. Jenis SirkulasiAksesbilitas pada Rumah Sakit
1 Sirkulasi pada TapakPencapaian
Aksesbilitas menuju tapak bangunan berdasarkan criteria
kemudahan dan keselamatan pelayanan medis sesuai dengan
fungsi dari rumah sakit pendidikan maka jalur sirkulasi emergency,
rawat inap, rawat jalan dan pendidikan dibuat seoptimal mungkin.
Pencapaian Langsung
Suatu pendekatan yang
mengarah Iangsung kesuatu
tempat masuk
melaIui sebuah
jalan lurus yang segaris
dengan alur sumbu bangunan.
Tujuan visual yang
mengakhiri pencapaian ini
jelas, dapat merupakan fasad
bangunan atau
perluasan tempat masuk.
Pencapaian Tersamar
Pendekatan tersamar
meningkatkan efek
perspektif pada fasad dan
bentuk bangunan. Jalur
dapat diubah arahnya satu
atau beberapa kali untuk
menghambat dan
memperpanjang urutan
pencapaian.
Pencapaian Berputar
Sebuah jalan
berputar memperpanjang
urutan pencapaian
dan mempertegas
bentuk tiga dimensi
bangunan. Sewaktu bergerak
mengelilingi tepi bangunan,
jalan masuk
kebangunan mungkin dapat
dilihat terputus‐putus atau
dapat tersembunyi sampai
tempat kedatangan.
Tabel II.1 : Pencapaian Sirkulasi
Sumber: www.remigius.staff.gunadarma.ac.id
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
2 Sirkulasi di dalam Tapak
• •
• Sistem koridor tunggal di tengah
- Pengendalian
kebisingan lebih mudah -
Pengendalian pengunjung mudah karena koridor tertutup
- Koridor
berkesan sempit, gelap dan pengap -
Keprivasian medis kurang karena bercampur dengan
kegiatan pengunjung dan pasien
• Sistem koridor tunggal di dua sisi -
Pengendalian kebisingan mudah, jendela bisa menghadap
daerah bukaan sirkulasi
- Jumlah
pengunjung masih bisa terkendali karena tetap berada
pada jalur koridor tunggal.
Gambar II.2 : Sirkulasi Ruang
Sumber:
PT.Global Rancang Selaras
Gambar II.3 : Sirkulasi Sistem Koridor Tunggal
Sumber:
PT.Global Rancang Selaras
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
- Koridor
tidak terasa sempit, gelap dan pengap karena berhadapan
dengan ruang terbuka. -
Keprivasian kegiatan medis lebih baik daripada system
koridor tunggal di tengah.
• Sistem koridor sisi bertolak belakang
- Cocok
untuk unit perawatan yang mempunyai fungsi berlainan
namun berdekatan. -
Pengendalian kebisingan lebih sulit karena pintu dan
jendela langsung menghadap daerah sirkulasi.
- Pengendalian
pengunjung lebih sulit karena pintu langsung
menghadap koridor luar -
Keprivasian kegiatan medis kurang karena bercampur
dengan kegiatan pengunjung.
- Sirkulasi
Padat. • Sistem koridor ganda
Koridor luar berfungsi untuk pengunjung dan ruang tunggu -
Cocok untuk unit perawatan yang membutuhkan
kebebasan bagi pasien untuk berinteraksi social.
- Pengendalian
kebisingan dan pengunjung agak sulit. -
Keprivasian kegiatan medis terjamin.
• Sistem Linear‐Open Space -
Kesan lebih terbuka
Gambar II.4 : Sirkulasi Sistem Koridor Sisi Bertolak Belakang
Sumber:
PT.Global Rancang Selaras
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
- Pengkondisian
terhadap jumlah pengunjung yang banyak sulit
dilakukan dan akan memunculkan pengumpulan orang.
- Peruangan
yang terjadi sederhana -
Semakin banyak ruangan, sirkulasi semakin lancer.
• Linier -
Kesan lebih terbuka
- Terjadi
jarak yang panjang, pemakian lahan tidak efisien -
Perunagan yang terjadi sederhana.
• Center -
Kesan tertutup
- Pemakaian
lahan lebih efisien -
Pengumpulan orang diselesaikan dengan hall yang lebar.
• Center‐Open Space -
Kesan pengumpulan orang bias dikurangi dengan adanya
permainan ruang dengan open space.
- Kesan
unity antar unit ruang masih terasa. -
Peruangan yang terjadi lebih dinamis.
- Memiliki
pola lahan dengan bentuk persegi. -
Pemakaian lahan lebih efisien
• Sistem koridorselasar
Jenis Selasar Pola Selasar
Lebar 1
strecherselasar Lebar
1 orang
Jumlah Flow
30 Total
Selasar untuk
Medis Pasien
90 cm
60 cm
150 cm 50
cm 200
cm
Selasar untuk
Pengunjung 180
cm 60
cm 180
cm 3
org 54
cm 234
cm
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
Selasar untuk
Medis dan
Pengunjung 180
cm 60
cm 240
cm 70 cm
310 cm
5. Persyaratan Teknis Rumah Sakit
Persyaratan Kesehatan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
adalah ketentuan – ketentuan khusus yang bersifat tekhnis mengenai
kesehatan yang harus dipenuhi, sehingga upaya melindungi, memelihara
dan proses pelayanan dapat terjamin mutu dan kualitasnya. Adapun
persyaratan
‐persyaratan tersebut adalah sebagai berikut :
1
Lingkungan
a. Lingkungan RS harus mempunyai batas yang jelas, dilengkapi
dengan pagar yang kuat dan tidak memungkinkan orang atau
binatang
peliharaan keluar masuk dengan bebas.
b. Lingkungan RS harus dilengkapi penerangan dengan intensitas
cahaya
yang cukup.
c. Tidak becek, tidak berebu dan tidak terdapat genangan air
serta dibuat landai menuju kesaluran, tersedia lubang
penerima
air masuk dan disesuaikan terhadap luas halaman.
d. Saluran air limbah harus tertutup dan dihubungkan langsung
dengan
system pengelolaan air limbah.
e. Di tempat parkir, halaman, ruang tunggu dan tempat –
tempat tertentu harus tersedia tempat pengumpul sampah
pada
radius 20 meter
2 Ruang dan Bangunan
a. Harus selalu dalam keadaan bersih dan mudah dibersihkan,
tersedia tempat sampah sesuai dengan jenis sampahnya serta
tersedianya fasilitas sanitasi sesuai kebutuhan.
Tabel II.2: Sistem KoridorSelasar
Sumber : Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. 2001
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
b. Perbandingan jumlah tempat tidur dengan luas lantai untuk
ruang perawatan dan ruang isolasi, sebagai berikut :
c. Ruang bayi :
Ruang perawatan minimal 2 m
2
tempat tidur. Ruang isolasi minimal 3,5 m
2
tempat tidur. d.
Ruang dewasa : Ruang perawatan minimal 4,5 m
2
tempat tidur. Ruang isolasi minimal 6 m
2
tempat tidur. e.
Bebas dari gangguan serangga, binatang pengerat atau binatang
pengganggu lainnya. f.
Lantai harus selalu bersih, tingkat kebersihan untuk ruang operasi
0–5 kuman cm2 dan untuk ruang perawatan 5–10 kuman
cm2. g.
Mutu udara memenuhi persyaratan sebagai berikut : a
Tidak berbau terutama H2S dan Amoniak . b
Kadar debu tidak melampaui 150 ug m3 udara dalam pengukuran
rata‐rata 24 jam. c
Angka kuman : Ruang operasi 350 kolonim udara dan bebas kuman
pathogen da spora gas gangren.
Ruang Perawatan dan Isolasi 700 kolonim udara dan bebas
kuman pathogen. h.
Kadar gas dan bahan berbahaya tidak melampaui konsentrasi maksimum
yang ditetapkan. i.
Suhu dan kelembapan udara pada ruang tertentu :
No Ruang
Unit Suhu
C Kelembapan
1 Operasi
22 – 25
50 – 60
2 Pemulihan
24 ‐ 25
50 – 60
3 ICU
26 ‐ 27
40 ‐ 55
Tabel II.3 : Suhu dan Kelembapan Udara
Sumber : Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. 2001
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
j. Tingkat Kebisingan
Ruang perawatan, isolasi, radiology, operasi maks 45 dBA.
Bengkel mekanis maksimum 80 dBA. Laboratorium maksimum 68 dBA.
Ruang cuci, dapur dan ruang penyedia air panas dan air dingin
maksimum 78 dBA. k.
Pencahayaan
No Ruang
Unit Pencahayaan
lux Keterangan
1 Ruang
Pasien : ‐ Saat tidak tidur
‐ Saat tidur 100
– 200 maksimum
50 Warna
cahaya sedang
2 Ruang
Operasi : ‐ Meja
‐ Meja Operasi 300
– 500 10.000
– 20.000 Warna
cahaya sejuksedang Tanpa
bayangan 3
Anestesi, pemulihan,
ruang balut
300 – 500
‐
4 Endoscopy,
lab 300
– 500 ‐
5 X
– ray 75
– 100 Malam
6 Koridor
Minimal 60
‐ 7
Tangga Minimal
100 ‐
8 Kantor
lobby Minimal
100 ‐
9 Ruang
alat gedung
Minimal 100
‐
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
10 Ruang Farmasi
Minimal 200
‐ 11
Dapur Minimal
200 ‐
12 Ruang Cuci
Minimal 200
‐ 13
Toilet Minimal
100 ‐
Catatan : Secara keseluruhan tidak menimbulkan silau.
3 Perencanaan Infrastruktur
a. Fasilitas Penyedia Air
Tersedia air minum sesuai kebutuhan. Tersedia air bersih minimal 500–900 litertempat
tidurhari. Air minum dan air bersih tersedia pada setiap tempat
kegiatan yang membutuhkan secara berkesinambungan.
Distribusi air minum dan air bersih disetiap ruangankamar
harus menggunakan jaringan perpipaan yang
mengalir dengan tekanan positif. b.
Fasilitas Toilet dan Kamar Mandi
Harus
selalu terpelihara dan dalam keadaan bersih.
Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, tidak
licin, berwarna terang dan mudah dibersihkan.
Pada
setiap unit ruangan harus tersedia toilet jamban, peturasan,
kamar mandi dan tempat cuci tangan .
Pembuangan air limbah dari toilet dan kamar mandi
dilengkapi dengan penahan bau water seal .
Letak
toilet dan kamar mandi tidak berhubungan langsung
dengan udara luar gedung. Toilet dan kamar mandi
pria dan wanita harus terpisah.
Toilet dan kamar mandi karyawan harus terpisah dengan
toilet pengunjung.
Tabel II.4 : Syarat Pencahayaan Rumah Sakit
Sumber : Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. 2001
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
Toilet
pengunjung harus terletak ditempat yang mudah dijangkau
dan ada penunjuk arah.
Harus dilengkapi dengan slogan atau peringatan untuk
memelihara kebersihan.
Tidak
ada penampungan atau genangan air yang dapat menjadi
sarang nyamuk.
Tersedia toilet untuk pengunjung dengan perbandingan
1 toilet dan jumlah kamar mandi, sebagai berikut :
No Tempat
Tidur Toilet
Kamar Mandi
1 Sampai
dengan 15 1
1 2
Sampai dengan 30
2 2
3 Sampai
dengan 50 3
3 4
Sampai dengan 75
4 4
5 Setiap
penambahan 25 tt harus ditambah
1 toilet dan I kamar mandi
No Jumlah
karyawan Toilet
Kamar Mandi
1 Sampai
dengan 20 1
1 2
Sampai dengan 40
2 2
3 Sampai
dengan 70 3
3 4
Sampai dengan 100
4 4
5 Setiap
penambahan 40 karyawan, ditambah
1 toilet dan I kamar mandi
Tabel II.5 : Perbandingan Jumlah Tempat tidur dengan Jumlah Toilet dan Kamar
Mandi
Sumber : Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. 2001
Tabel II.6 : Perbandingan Jumlah Karyawan dengan Jumlah Toilet dan Kamar
Mandi
Sumber : Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. 2001
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
c. Fasilitas Pembuangan Sampah Limbah Padat
a Tempat pengumpul sampah
Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap
air dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian
dalamnya. Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa
mengotori tangan.
Terdapat minimal 1 tempat sampah untuk setiap kamar atau
setiap radius 10 meter dan 20 meter pada ruang tunggu
terbuka. Setiap tempat pengumpul sampah harus dilapisi kantong
plastik sebagai pembungkus sampah dengan lambang
dan warna sebagai berikut :
No Kategori
Warna tempatkantong plastik
Pembungkus Sampah
Keterangan 1
Radio Aktif
Merah Sampah
berbentuk benda
tajam, ditampung
dalam wadah
yang kuattahan
benda tajam
sebelum dimasukkan
dalam kantung
yang sesuai dengan
kategori jenis sampahnya.
2 Infeksius
Kuning 3
Citotoksis Ungu
4 Umum
Hitam
Kantong plastik diangkat setiap hari atau kurang dari sehari
apabila 23 bagian telah terisi sampah Khusus untuk pengumpul sampah kategori infeksius
palastik kuning dan sampah citotoksis plastik ungu
segera dibersihkan dan didesinfaksi setelah dikosongkan,
apabila akan dipergunakan kembali.
Tabel II.7 : Warna dan Lambang Pembungkus Sampah
Sumber : Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. 2001
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
b Tempat penampungan sampah sementara
Tersedia tempat penampungan sampah yang tidak permanen.
Terletak pada lokasi yang mudah dijangkau kendaraan penangkut
sampah. c
Tempat pembuangan sampah akhir Sampah radio‐aktif dibuat sesuai dengan persyaratan
teknis dan peraturan perundangan yang berlaku
PP.No.131975 dan kemudian diserahkan kepada
BATAN untuk penanganan lebih lanjut.
Sampah infeksius dan citotoksis dimusnahkan melalui incenerator
pada suhu diatas 1000 derajat 0C. Sampah umum domestik dibuang ke tempat
pembuangan sampah akhir yang dikelola PEMDA, atau
badan lain sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku. Sampah farmasi dikembalikan ke distributor bila tidak
memungkinkan supaya dimusnahkan melalui incenerator
pada suhu diatas 1000 C.
Sampah bahan kimia berbahaya, bila mungkin dan ekonomis
supaya didaur ulang, bila tidak supaya pembuangannya
berkonsultasi terlebih dahulu ke instansi yang
berwenang. d.
Fasilitas Pembuangan Limbah
Saluran pembuangan limbah harus menggunakan system saluran
tertutup, kedap air dan limbah harus mengalir dengan
lancar. Rumah sakit harus memiliki unit pengolahan limbah
sendiri atau bersama‐sama secara kolektif dengan
bangunan disekitarnya yang memenuhi persyaratan
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
teknis, apabila belum ada atau terjangkau system
pengolahan air limbah perkotaan.
Kualitas limbah effluent rumah sakit yang akan dibuang ke
lingkungan harus memenuhi persyaratan Baku Mutu effluent
sesuai peraturan perundangan yang berlaku. e.
Fasilitas Pembuangan Gas Buangan emisi
Rumah sakit harus memiliki sarana pengendalian gas buangan
emisi Gas buangan yang dibuang kedalam lingkungan harus
memenuhi Baku Mutu emisi sesuai peraturan peundang‐
undangan yang berlaku.
f. Fasilitas Pengendalian Serangga dan Tikus
Setiap lubang pada bangunan harus dipasang alat yang dapat
mencegah masuknya serangga atau tikus. Setiap persilangan pipa dan dinding harus rapat.
Setiap sarana penampungan air harus bersih dan tertutup. g.
Fasilitas Sanitasi lainnya
Harus tersedia tempat penampungan tinja, air seni, muntahan
yang terbuat dari logam tahan karat pada setiap
unit perawatan. Tersedia ruang khusus untuk penyimpanan perlengkapan
kebersihan pada setiap unit perawatan.
a. Persyaratan
Kesehatan Konstruksi di Rumah Sakit Peraturan Menteri Kesehatan.
1992
1 Ruang Operasi
Gambar II.5 : Ruang Operasi
Sumber : PT.Global Rancang Selaras
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
Dinding terbuat dari bahan porsenil atau vinil setinggi langit atau dicat
dengan cat tembok yang tidak luntur. Berwarna putih dan terang.
Langit‐langit terbuat dari bahan multipleks, dipasang rapat. Tinggi langit‐langit antara 2,70 ‐ 3,30 meter dari lantai.
Lebar pintu minimal 1,20 m dan tinggi minimal 2,10 m. Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudah
dibersihkan dan berwarna terang.
Harus disediakan gelagar gantungan lampu bedah dengan profil baja
double INP 20 yang terbuat dipasang sebelum pemasangan langit
– langit. Semua stop kontak dan sakelar dipasang pada ketinggian minimal
1,40 m dari lantai.
Suhu diusahakan 22 – 25 C
dan kelembapan 50 – 60 . Pencahayaan 300 – 500 lux, meja operasi 10.000 – 20.000 lux.
Ventilasi sebaiknya menggunakan AC window untuk setiap ruang operasi
dengan pemasangan minimal 2m dari lantai. Arah udara bersih yang masuk kedalam kamar operasi dari atas
kebawah. Semua pintu kamar harus selalu dalam keadaan tertutup.
Tidak dibenarkan terdapat hubungan langsung dengan udara luar,
untuk itu harus dibuat ruang antara. Hubungan dengan ruang scrub–up untuk melihat kedalam ruang
operasi perlu dipasang jendela kaca mati, hubungan keruang
steril dari bagian cleaning cukup dengan sebuah loket yang dapat
dibuka ditutup.
Pemasangan gas medis secara sentral diusahakan melalui bawah lantai
atau langit‐ langit. Dibawah meja operasi perlu adanya kabel anti petir yang
dipasang dibawah lantai.
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
2 Ruang Laboratorium
Dinding terbuat dari bahan porselin atau keramik setinggi 1,5 meter
dari atas lantai, sisanya dicat dengan warna terang. Tinggi langit‐langit antara 2,70 – 3,30 m dari lantai.
Lebar pintu minimal 1,20 m dan tinggi minimal 2,10 m. Ambang bawah jendela minimal 1,00 m dari lantai.
Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudah dibersihkan
dan berwarna terang dan tahan terhadap kerusakan oleh
bahan kimia. Semua stop kontak dan sakelar dipasang pada ketinggian minimal
1,40 m dari lantai.
Meja beton dilapisi dengan porselen keramik dengan tinggi 0,80 1,00 m.
Meja untuk instrumen elektonik harus tahan getaran. Dinding
ruang dapur,
kamar manditoilet
dilapisi porselenkeramik
minimal 1,50 m dari lantai.
Gambar II.6 : Ruang Laboratrium
Sumber : PT.Global Rancang Selaras
commit to user
R Rumah Sakit
t Pendidikan 3
Ruan
Din ata
Leb Am
Lan dib
ole Lan
Me 1
Sem 1,4
4 Ruan
UNS Suraka ng
Sterilisasi
nding dilapisi
as lantai, sisan
bar pintu min
mbang bawah
ntai terbuat
bersihkan dan
eh bahan kim
ngit ‐langit ter
eja beton dila
,00 m.
mua stop kon
40 m dari lant
ng Radiology
Ga
Sumbe
rta i
porselin ata nya
dicat den nimal
1,20 m d jendela mini
dari baha n
berwarna te ia.
rbuat dari bah
apisi dengan p
ntak dan sake
tai.
ambar II.7 : Ru
er : PT.Global Ra
au keramik s
ngan warna te
dan tinggi mi
mal 1,00 m d
n yang kua
erang dan ta
han multiplek
porselen ker
elar dipasang
uang Linen
ancang Selaras
Gambar II.8
Sumber : PT.G
setinggi 1,50
erang. nimal
2,10 m dari
lantai. at,
kedap a han
terhadap
k atau bahan
ramik dengan
pada ketingg
8 : Ruang Radi
Global Rancang
II‐ meter
dari .
air, mudah
p kerusakan
yang kuat.
n tinggi 0,80
gian minimal
iology
Selaras
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
a. Ruang X‐Ray
Dinding pasangan batu bata dengan campuran 1PC : 3 PS, bagian
dalam dilapisi dengan lempengan timah hitam setebal
1,0 – 1,5 mm disesuaikan dengan kekuatan pesawat X
‐Ray. Sebelum diplester, tebal dinding minimal 1 bata melintang
± 30 cm . Daun pintu dan kusen bagian dalam dilapisi timah hitam
setebal 1,0 – 1,5 mm.
Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air serta mudah dibersihkan.
Langit‐langit terbuat dari bahan multiplek dengan ketinggian 2,70
– 3,30 m dari lanati. Stop kontak khusus untuk pesawat X‐Ray dipasang pada
ketinggian 1,40 m dari atas lantai.
Hubungan kekamar gelap cukup melalui sebuah loket. Jendela yang membatasi ruang X‐Ray dengan ruang operator
memakai kaca timah hitam setebal 1,0 – 1,5 mm.
Tinggi jendela boveenlight 2,10 m dar lantai. Tembok pembatas antara ruang X‐Ray dengan kamar gelap
dilengkapi dengan transfer cassette.
Pemasangan AC pada ruang pesawat X‐Ray bukan merupakan
suatu keharusan tetapi merupakan anjuran agar pesawat
tidak cepat rusak. Kalau pesawat X‐Ray yang dipasang dalam ruangan ini
dilengkapi dengan fasilitas untuk penyinaran tembus
fluoroscopy tanpa layar monitor, maka ruangan ini hanya
kedap cahaya dan perlu dipasang lampu merah.
Daya listrik yang diperlukan untuk pesawat X‐Ray disesuaikan
dengan jenis pembangkit X‐Ray. b.
Kamar Gelap
Dinding dicat dengan warna gelap hitam.
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
Boveenlight diusahakan memakai gorden warna hitam. Langit‐langit terbuat dari multipleks dengan tinggi 2,70–3,30
m dari lantai.
Lebar pintu minimal 1,20 m dan tinggi minimal 2,10 m. Semua stop kontak dan sakelar dipasang pada ketinggian
minimal 1,40 m dari lantai.
Pencahayaan pada kamar gelap yang konvesional dan relatif kecil
dilengkapi lampu dengan kekuatan 15 watt dan diberi selongsong
kapp yang dilengkapi dengan filter tertentu, missal
: Wratten 6 B. Perlu adanya persediaan air bersih dan exhouse fan dengan
pemasangan yang kedap cahaya.
Jika dipasang film fast bok hatch, maka pemasangan harus menjamin
bahwa sinar‐X dan cahaya tidak dapat masuk ke kamar
gelap. 5
Ruang Pendingin
Luas besar ruang minimal dapat menyimpan bahan pangan untuk
kebutuhan selama 3 hari. Suhu didalam ruang pendingin antara –100 C – 50 C.
Dilengkapi rak untuk menyimpan bahan makanan, dengan tinggi rak
paling bawah antara 20 – 25 cm dari lantai. Bebas tikus dan serangga khususnya kecoa.
6 Ruang Radioisotop Ruang Isolasi
Ruang radioisotop ruang isolasi harus terpisah dengan ruang
tunggu
pasien.
7 Kamar Mayat
Dinding dilapisi porselin atau keramik. Lebar pintu minimal 1,20 m dan tinggi minimal 2,10 m.
Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, mudah dibersihkan
dan berwarna terang. Dilengkapi dengan sarana pembuangan air limbah,
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
Letaknya dekat dengan bagian pathologi atau bagian laboratorium.
Mudah dicapai dari ruang perawatan, UGD dan ruang operasi. Dilengkapi dengan ruang ganti pakaian petugas dan toilet.
Dilengkapi dengan perlengkapan dan bahan‐bahan untuk pemulasaraan
jenazah serta meja untuk memandikan mayat. Dilengkapi dengan tempat penyimpanan jenazah bila perlu,
ditambah lemari pendingin unuk menyimpan jenazah.
Dilengkapi ruang tunggu dan ruang untuk menyolatkan jenazah.
B. Rumah Sakit Pendidikan
1. Pengertian Rumah Sakit Pendidikan
Rumah Sakit pendidikan merupakan Rumah Sakit Umum
Pemerintah kelas A dan kelas B yang menyelenggarakan pendidikan dan
penelitian secara terpadu dalam bidang pendidikan profesi kedokteran,
pendidikan
kedokteran berkelanjutan, dan pendidikan tenaga kesehatan
lainnya. UU No.44 Th.09 tentang RS.
Rumah Sakit Pendidikan merupakan Rumah Sakit Umum
pemerintah kelas A atau B yang digunakan sebagai tempat pendidikan
tenaga medis oleh Fakultas kedokteran. Salah satunya persyaratan wajib
dalam standar Pendidikan Kedokteran yang dikeluarkan oleh
Departemen Pendidikan Nasional adalah Fakultas Kedokteran harus
memiliki Rumah Sakit Pendidikan. Saat ini perkembangan Rumah Sakit
Pendidikan berjalan dengan cepat dan semakin banyaknya fakultas
kedokteran swasta dan pemerintah yang didirikan serta semakin
banyaknya pendidikan dokter muda dan residensi. Untuk menjaga mutu
proses pendidikan di Rumah Sakit, perlu dikembangkan standar dan
kriteria rumah sakit pendidikan di Indonesia. Selain sebagai rumah sakit
pendidikan yang menjadi tempat belajar bagi mahasiswa lintas jurusan,
rumah sakit ini nantinya juga menyediakan layanan untuk masyarakat
umum.
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
Hasil yang diperoleh dari penelitian Agung P. Sutiyoso berupa
konsep RS Pendidikan dan instrumen akreditasi RS Pendidikan dengan
penekanan pada ditetapkannya Lima Komponen untuk menilai suatu RS
Pendidikan, sebagai penjabaran komponen inti pendidikan dokter
berupa sumber daya manusia dan lingkungan profesi yang terdiri dari
lingkungan akademi dan lingkungan profesional. Kelima komponen
tersebut adaiah Sumber Daya Manusia, Organisasi dan Pendanaan,
Sarana dan Fasilitas. Kegiatan Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian
serta Evaluasi.
2. Tujuan dan Fungsi Rumah Sakit Pendidikan
Adapun tujuan Rumah Sakit Pendidikan adalah
1. Meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit Pendidikan.
2. Meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan standar profesi
kedokteran. 3.
Meningkatkan penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran di Rumah Sakit Pendidikan. Fungsi
dari Rumah Sakit Pendidikan sendiri: 1.
penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit; 2.
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis; 3.
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan;
dan 4.
penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan
dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan;
UURI No.44 Thn 2009. RS
Pendidikan diharapkan memiliki kemampuan pelayanan yang lebih
dari RS non Pendidikan terutama meliputi :
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
1. Penjaminan mutu pelayanan dan keselamatan pasien serta
kedokteran berbasis bukti.
2. Penerapan Metode Penatalaksanaan Terapi terbaru.
3. Teknologi Kedokteran yang bertepat guna
4. Hari rawat yang lebih pendek untuk penyakit lsama.
5. Hasil pengobatan dan survival rate yang lebih baik
6. Tersedianya konsultasi staf medis pendidikan selama 24 jam
3. Persyaratan Rumah Sakit Pendidikan
Standar RS Pendidikan ini disusun mengacu pada standar
pendidikan kedokteran yang ditetapkan oleh World Fedration of
Medical Education WFME.
a. Kedudukan dan Peran Rumah Sakit Pendidikan
Dalam pelaksanaan pendidikan dokter dan dokter
spesialis, yang perlu diperhatikan adalah instituisi pendidikan
kedokteran, kolegium ilmu kedokteran dan RS Pendidikan.
Kedudukan RS Pendidikan sebagai komponen yang menentukan
keberhasilan proses pembelajaran klinik yang meliputu
pengetahuan, kemampuan psikomotor dan perilaku. Seiring
dengan pembelajaran klinik peserta didik yang menjamin mutu
hasil peserta didik sesuai dengan standar kompetensi, maka
tidak semua RS dapat menjadi RS Pendiidikan.
b. Klasifikasi Rumah Sakit Pendidikan
• Standar RS Pendidikan Utama RS
Pendidikan Utama adalah RS jejaring Institusi Pendidikan
Kedokteran yang digunakan sebagai wahana pembelajaran
klinik serta peserta didik untuk memenuhi seluruh
atau sebagian besar modul pendidikan dalam rangka
mencapai kompetensi berdasarkan standar Pendidikan
Profesi Kedokteran. • Standar RS Pendidikan Afilasi Eksilensi
RS Pendidikan Afiliasi Eksilensi adalah RS khusus atau
umum dengan unggulan tertentu yang menjadi pusat
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
rujukan medik tertentu yang merupakan jejaring
Institusi Pendidikan Kedokteran yang digunakan sebagai
wahana pembelajaran klinik untuk memenuhi modul
pendidikan tertentu,
• Standar RS Pendidikan Satelit RS
Pendidkan Satelit adalah RS jejaring institusi Pendidikan
Kedokteran dan jejaring RS Pendidikan Utama
yang digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik
peserta didik untuk memenuhi sebagian modul pendidikan
dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan
standar Pendidikan Profesi Kedokteran. c.
Ruang Lingkup Ruang
Lingkup meliputi • Visi, Misi, Komitmen dan persyaratan
• Manajemen dan administrasi • Sumber Daya Manusia untuk Program pendidikan klinik
• Penunjang Pendidikan • Perancangan dan Pelaksanaan program pendidikan
klinik yang berkualitas.
4. Persyaratan Umum Rumah Sakit Klas B Pendidikan
5
1
Sarana
1 Di tinjau dari geografi rumah sakit harus mempunyai lokasi
yang dapat di jangkau oleh masyarakat sekitar.
2 Tersedianya infrastruktur dan fasilitas dengan mudah
3 Tidak
mengakibatkan pencemaran lingkungan di
sekitarnya. 4
Rumah sakit tidak tercemar oleh lingkungan luar rumah sakit
5 Tersedianya luas tanah ± 3,5 ha, cukup untuk
perkembangan selanjutnya
5
Pokok‐pokok pedoman arsitektur medik rumah sakit umum klas B pendidikan
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
6 Memenuhi persyaratan Peraturan Daerah setempat tata
kota yang berlaku
7 Tata letak unit pelayanan harus mempunyai hubungan
fungsional antar unit yang efisien
8 Unit gawat darurat medis harus mudah di capai dari luar,
dan mudah di ketahui. Unit rawat jalan harus mudah di
capai dari luar dan dapat langsung berhunbungan secara
efisien dengan unit‐unit lainyang terkait
9 Unit rawat inap harus berlokasi di daerah yang tenang.
10 Ada pemisahan antara pasien rawat jalan dan rawat inap
dengan jelas
11 Pelayanan penunjang medis dapat langsung berhubungan
dengan unit rawat jalan, unit rawat inap, unit gawat
darurat dan ICU.
12 Pelayanan penunjang non medis, dapur, laundry,
workshop, dapur harus mempunyai pintu keluar tersendiri.
13 Unit atau instalasi yang sering di gunakan dan
berhubungan sangat erat di letakan pada tempat yang
berdekatan, misalnya ICUICCU, laboratorium, radiologi
dan IGD.
14 Adanya ketegasan sistem sirkulasi yang ada untuk
pengguna di rumah sakit. Perlu analisa lingkungan dan
ruang sebagai pembagian zona pengguna dan ruang di
rumah sakit.
2 Prasarana
1 Prasarana listrik
a Kapasitas harus cukup
b Kualitas arus tegangan dan frekuensi sesuai
dengan
ketentuan yang berlaku.
c Keandalan penyaluran daya harus tinggi
d Harus tersedia generator set berkapasitas minimal
40
dari daya kebutuhan.
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
e Harus tersedia lampu emergency untuk ruang‐
ruang yang penting.Keamanan dan pengamanan
jaringan
instalasi listrik tetap terjamin.
2 Prasarana air
a Harus tersedia air bersih yang cukup dan
memenuhi syarat
kesehatan atau
dapat mengadakan
pengolahan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
b Tersedia reservoir bawah dan atas
c Jaringan masing‐masing harus baik dan cukup
3 Gas medis
a Mempunyai persedian gas medik yang cukup
b Sistem jaringan distribusi ke masing‐masing ruang
yang
membutuhkan, dengan sistem sentralisasi
4
Penanggulangan kebakaran
a
Tersedia alat pemadam kebakaran yang memadai.
b Pemeriksaan secara berkala terhadap peralatan
kebakaran
yang digunakan.
5
Prasarana komunikasi
a Ekstern
• Saluran dari perumtel atau SSB • Komunikasi internet
b Intern
• Telepon dalam • Nurse call
6 Penangulangan limbah
a Tersedianya sistem pengolahan limbah padat
Medis, Non medis.
b Tersedianya pengolahan limbah cair Medis, Non
medis. 3
Peralatan
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
Peralatan harus mengikuti pedoman pelayanan rumah
sakit kelas B dan kondisi setempat serta memenuhi kriteria yang
berkaitan dengan pengembangan rumah sakit yaitu:
a Peralatan harus dapat dikembangkan secara efisien sesuai
dengan pengembangan
rumah sakit,
misalnya menggunakan
module sistem b
Mempermudah pengelolaan
rumah sakit
untuk menentukan
peralatan sebagai berikut: a.
Peralatan sedapat mungkin disesuaikan dengan kondisi
di Indonesia seperti listriknya. b.
Peralatan mudah
dioperasikan, mudah
pemeliharaanya dan sedapat mungkin hemat
dalam pemakaian energi, tanpa mengurangi
kemampuan dari peralatan tersebut.
4
Sumber Daya Manusia untuk klas B
6
a. Pelayanan Medik Dasar
• 12 Dokter Umum 4 Dokter Gigi b.
4 Pelayanan Medik Spesialis Dasar • 3 Dokter Spesialis
c. 12 Pelayanan Medik Spesialis lain
• 1 Dokter spesialis d.
13 Pelayanan medik sub spesialis • 1 Dokter spesialis
e. Pelayanan Medik Spesialis Penunjang
• 2 Dokter Spesialis dari 4 sub spesialis f.
7 Pelayanan Medik Spesialis Gigi Mulut • 1 Dokter Gigi Spesialis
g. Sumber Daya Manusia RS 1:1
• Keprawatan • KefarmasianGizi
6
PMK No.340 ttg Klasifikasi Rumah Sakit
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
• Keterapian Fisik • Keteknisan Medis
• Petugas Rekam Medis • Petugas IPSRS
• Petugas Pengelola Limbah • Petugas Kamar Jenazah
C. Universitas Negeri Sebelas Maret UNS
1. Sejarah UNS
Universitas Sebelas Maret berdiri sejak 11 Maret 1976, yang
awalnya merupakan gabungan dari 5 perguruan tinggi yang ada di
Surakarta.
Lima Perguruan Tinggi tersebut adalah :
a. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan IKIP Negeri Surakarta.
b. Sekolah Tinggi Olahraga STO Negeri Surakarta.
c. Akademi Administrasi Niaga AAN Surakarta
d. Universitas Gabungan Surakarta UGS yang merupakan
gabungan beberapa Universitas Swasta Surakarta. Dari keempat
Universitas Swasta tersebut yang memiliki Fakultas Kedokteran,
Universitas Islam Indonesia Cabang Surakarta
e. Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Pembangunan Nasional
PTPN Cabang Surakarta di bawah Departemen Hankam.
Pada saat kelahirannya, Universitas Sebelas Maret
terdiri dari 9 Fakultas :
1. Fakultas Ilmu Pendidikan
2. Fakultas Keguruan
3. Fakultas Sastra Budaya
4. Fakultas Sosial Politik
5. Fakultas Hukum
6. Fakultas Ekonomi
7. Fakultas Kedokteran
8. Fakultas Pertanian
9. Fakultas Teknik
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
Pengabungan beberapa perguruan tinggi tersebut, mempunyai satu
tujuan yang besar, yakni meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di
Surakarta. Setelah 5 tahun melakukan konsolidasi, UNS mempersiapkan diri
untuk memulai proses perkembangannya. Pembanguan secara fisik dimulai
pada tahun 1980. Di bawah kepemimpinan dr. Prakosa, kampus yang semula
terletak di di beberapa tempat disatukan dalam suatu kawasan. Lokasi
tersebut adalah di daerah Kenthingan, di tepi Sungai Bengawan Solo, dengan
cakupan area sekitar 60 hektar. Di daerah Kenthingan inilah, pembangunan
kampus tahap pertama berakhir pada tahun 1985. Semua kegiatan , baik
kegiatan akademik maupun administrasi pada saat itu tersebar di beberapa
tempat di wilayah Kotamadya Surakarta, sedang khusus Fakultas Kedokteran
menempati bekas gedung Fakultas Kedokteran PTPN Veteran Cabang
Surakarta di Jalan Kolonel Sutarto No. 150 KSurakarta.
2. Visi, Misi dan Tujuan UNS
7
a Visi UNS
“Menjadi pusat pengembangan ilmu, teknologi, dan seni yang unggul
di tingkat internasional dengan berlandaskan pada nilai‐nilai luhur
budaya nasional”.
b Misi UNS
a. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang menuntut
pengembangan diri dosen dan mendorong kemandirian
mahasiswa dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan
sikap; b.
Menyelenggarakan penelitian yang mengarah pada penemuan baru
di bidang ilmu, teknologi, dan seni; c.
Menyelenggarakan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang berorientasi
pada upaya pemberdayaan masyarakat.
c Tujuan UNS
a. Menciptakan lingkungan yang mendorong setiap warga
7
Kebijakan‐akademik‐uns‐2009‐2013
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
kampus mau belajar guna mengembangkan kemampuan diri secara
optimal;
b. Menghasilkan
lulusan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi luhur, cerdas, terampil, dan mandiri, serta sehat jasmani, rohani,
dan sosial; c.
Melahirkan temuan‐temuan baru di bidang ilmu, teknologi, dan seni
yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah dalam masyarakat
dan untuk membangun kehidupan yang lebih baik; 3. Fakultas
Kedokteran UNS a. Visi
dan Misi
Sebagaimana Fakultas Kedokteran di Indonesia, untuk kegiatan
pendidikan mahasiswa menggunakan Rumah Sakit Umum Pusat
Surakarta yang sekarang menjadi Rumah Sakit Umum Daerah RSUD
Dr. Moewardi Surakarta yang merupakan Rumah Sakit Pendidikan,
berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan, Menteri
Dalam Negeri dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang
dituangkan dalam
Surat Keputusan
Bersama Nomor
: 544Men.Kes.SKBX81043aU1981
324 A Tahun 1981 Tanggal : 23 Desember
1981.
Visi
• Mewujudkan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
yang mempunyai kualitas dan reputasi tinggi serta kompetitif,
• Menghasilkan lulusan yang mampu bersaing di pasar global • Menjadi Pusat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran
khususnya dalam Ilmu Kedokteran Masyarakat
Misi
• Melaksanakan pendidikan dokter yang bermutu tinggi dan menghasilkan
lulusan yang profesional, berorientasi ke depan
dan mempunyai kemampuan manajerial.
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
• Menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran melalui
penelitian dasar, klinik dan komunitas untuk menunjang
peningkatan kesehatan masyarakat. • Melaksanakan kurikulum pendidikan dokter yang relevan
dan akuntabel sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
b. Cara Belajar Resmi Kegiatan Kepaniteraan Fakultas Kedokteran UNS
Bentuk cara belajar secara resminya adalah sebagai berikut:
yang dinamakan
a. BST Bed Side Teaching, di sini kita akan belajar untuk bertindak
kepada pasien langsung, tetapi kegiatan ini masih didasarkan
modul
yang diberikan dosen.
b. CSS Clinical Science Session, disini kita akan membahas tentang
penyakit ‐penyakit yang jarang, tetapi tidak ditemukan saat BST,
CSS
ini dapat dilakukan dengan diskusi.
c. CRS case Report Session, dalam sesi ini, kita akan
mempresentasikan “kondisi pasien” mulai dari keluhan hingga
follow
‐up nya. c. Kebutuhan
Kepaniteraan Fakultas Kedokteran UNS
Bertolak dari tujuan, kompetensi lulusan, kurikulum
pendidikan dokter di Fakultas Kedokteran disusun dengan beban studi
untuk pendidikan akademik sebesar 156 SKS yang dapat ditempuh
dalam waktu empat tahun. Sedang untuk pendidikan profesi 53 SKS
ditempuh
dalam kurun waktu dua tahun.
Selesai pendidikan akademik mendapat predikat Sarjana
Kedokteran S.Ked. Selama mengikuti pendidikan akademik mahasiswa
wajib menyusun skripsi, mengikuti Kepaniteraan Umum Panum dan
Coassisten Muda Comuda. Skripsi dapat ditempuh setelah semester
enam
selama 6‐12bulan.
Panum dimaksudkan untuk mengenalkan kegiatan klinik
dengan menggunakan alat peraga. Dapat ditempuh dalam semester 7
atau 8. Sedangkan comuda dapat ditempuh setelah mahasiswa
dinyatakan lulus Panum. Pada Comuda mahasiswa dihadapkan dengan
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
Pasien yang telah diketahui diagnosisnya. Mahasiswa diharapkan dapat
melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Setelah lulus Sarjana
Kedokteran mahasiswa diwajibkan melaksanakan Kepaniteraan Klinik di
rumah
sakit selama 2 tahun.
Kurikulum Lengkap Fakultas Kedokteran disusun bertolak dari
Kurikulum Inti Pendidikan Dokter Indonesia KIPDI. Didalamnya antara
lain ditetapkan tujuan umum dan tujuan khusus masing‐masing cabang
ilmu, pokok bahasan, metode pembelajaran, kaitan dengan cabang ilmu
lain. Masing‐masing cabang ilmu ditetapkan beban studinya secara
proporsional agar didapatkan lulusan yang mempunyai kompetensi.
Pelaksanaan pembelajaran disusun dalam suatu jadwal yang disusun
dengan
memperhatikan sekuensial dari berbagai cabang ilmu.
Fasilitas
‐fasilitas yang mendukung Kepaniteraan klinik antara lain:
a Ruang Diskusi
b Ruang Jaga Co‐ass
c Ruang Istirahat Co‐ass
d R.Seminar
e Perpustakaan
f Laboratoium Mini
Kebutuhan Pendidikan dan Penelitian UNS diutamakan dalam 5
penyakit yang sering diderita dan dijumpai oleh masyarakat di Indonesia
khususnya di Surakarta. Hal ini ditunjukkan untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan masyarakat Surakarta dan sekitarnya. 5 Penyakit
yang diutamakan oleh kepaniteraan UNS yaitu:
a. Hypertensi
Hipertensi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah
yang dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai
normal, yaitu melebihi 140 90 mmHg. Berdasarkan Data Riskesdas
2007 menyebut bahwa hipertensi sebagai penyebab kematian
nomor tiga setelah stroke dan tuberkulosis. Jumlahnya adalah
mencapai 6,8 persen dari proporsi penyebab kematian pada semua
umur di Indonesia.
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
Hypertensi di masyarakat krg lbh 10, di Amerika Serikat krg lbh
5 jt penduduk dan di seluruh dunia 1 milyar. Hypertensi memiliki
hubunga erat dgn resiko kardioveskuler,dimana pada tekanan
darahTD kurang lebih yang lebih tinggi maka akan lebih besar pula
kemungkinan terjadinya penyakit ginjal, struk, serangan jantung dan
gagal jantung. Prevalensi hypertensi akan terus meningkat bila tidak
ada parameter untuk melakukan tindakan pencegahan yang efektif.
Klasifikasi hypertensi berdasarkan: sevent report of the join nasional
community on prevention, Detection, Evaluation and Treatment of
High Blood pressure memasukkan hypertensi dalam klasifikasinya
dengan tujuan untuk meningkatkan kewaspadaan pada golongan
tersebut. Dengan cara meningkatkan edukasi untuk menurunkan TD
dan mencegah terjadinya hypertensi dengan cara memodifikasi
kebiasaan hidup.
8
b. Diabetes Melitus
Penyakit Diabetes Mellitus DM yang juga dikenal sebagai
penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan
penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam
darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam
tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon
insulin sesuai kebutuhan tubuh.
Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh
pankreas yang bertanggung jawab untuk mengontrol jumlahkadar
gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah
memproses karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang
diperlukan tubuh manusia. Hormon insulin berfungsi menurunkan
kadar gula dalam darah.
Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat
menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri bahkan memasuki
tahapan koma. Gejala kencing manis dapat berkembang dengan
8
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
cepat waktu ke waktu dalam hitungan minggu atau bulan, terutama
pada seorang anak yang menderita penyakit diabetes mellitus tipe 1.
Lain halnya pada penderita diabetes mellitus tipe 2, umumnya
mereka tidak mengalami berbagai gejala diatas. Bahkan mereka
mungkin tidak mengetahui telah menderita kencing manis.
9
c. Penyakit Infeksi Tropis
Istilah dan pengertian Tropical Medicine Trop.Med.
diperkenalkan oleh orang‐orang Barat baca: Utara ketika mereka
pertama kali datang di daerah iklim panas, di sekitar khatulistiwa
keerkringen. Mereka menyaksikan alam di sini sebagai sesuatu
yang berbeda dan khas dibandingkan dengan keadaan alam di
negeri mereka. Mereka juga mengamati adanya penyakit‐penyakit
yang diderita oleh penduduk atau oleh beberapa dari mereka yang
ada di sini, yang mereka sangka penyakit aneh dan tidak pernah
mereka saksikan di negeri mereka. Citra tentang penyakit tropik
diindentifikasi sebagai penyakit dengan konotasi negatif, seperti
yang berhubungan dengan sanitasi jelek, gizi jelek, higiene jelek,
kebiasaan jelek dan penyakit menular yang berbahaya. Karena itu
mereka sudah sejak awalnya berpendapat bahwa penyakit di daerah
panas ini ganjil exotic dan perlu diklasifikasikan tersendiri sebagai
penyakit tropik, dan mereka yang ingin atau terpaksa tinggal di
daerah tropik seperti tentara Kolonial, sebaiknya bersikap
preventif dan menghindar dari penyakit dan penduduk sedapat
mungkin. Dalam suasana penjajahan maka riset yang berlangsung
selama seratus enam puluh empat tahun sejak dibentuk organisasi
ilmiah pertama yaitu Bataviaasch Genootschap van Kunsten en
weten schappen, ditujukan khusus untuk kepentingan Pemerintah
Kolonial. Ini berarti bahwa riset dikendalikan guna membantu
perkembangan sistem ekonomi kolonial, politik dan sumber
kekayaan bagi penguasa kolonial. Dengan adanya sarana
9
www.infopenyakit.com
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
perhubungan lalu lintas yang modern dan cepat, yang
menghilangkan kendala batas dan waktu bagi pergaulan global yang
lebih erat, yang berakibat bertambah besarnya jumlah orang asal
daerah iklim sedang yang berkunjung maupun yang tinggal untuk
beberapa waktu yang lama Penang Dunia ke II, maka Trop.Med.
memperoleh arti yang lebih besar dalam sejarah kedokteran dari
pada sebelumnya. Visi dan sikap mereka berubah dalam tahap
perkembangan Trop.Med, peneliti‐peneliti mendapat kesimpulan,
bahwa penyakit tropik tidaklah mengerikan sebagai yang mereka
sangka sebelumnya ; penyakit‐penyakit ini sebetulnya tidak
seluruhnya asli original daerah tropik, tapi penyakit‐penyakit
tersebut didapati juga pada daerah‐daerah iklim sedang, namun
frekuensi maupun manifestasinya yang berlainan. Perbedaan
frekuensi dan manifestasi ini, dimanapun ada kaitannya dengan : 1.
ekonomi. 2. Iklim,serta 3. Bangsaras setempat.1 Sebagaimana
terlihat dari uraian di atas pengertian Trop.Med. terutama
dipusatkan pada soal infeksi atau penyakit
10
d. Penyakit Refluks Gastro Esofageal
Penyakit Refluks
Gastro Esofageal
PRGE atau
GastroEsophageal Reflux Disease GERD, umumnya dirujuk sebagai
PRGEGERD atau refluks asam acid reflux, adalah kondisi dimana isi
cairan dari lambung dimuntahkandialirkan kembali refluxes
kedalam esofagus. Cairan dapat meradang dan merusak lapisan
menyebabkan esophagitis dari esofagus meskipun tanda‐tanda
peradangan yang terlihat terjadi pada minoritas dari pasien‐pasien.
Cairan yang dimuntahkan biasanya mengandung asam dan pepsin
yang dihasilkan oleh lambung. Pepsin adalah enzim yang memulai
pencernaan dari protein‐protein dalam lambung. Cairan yang
10
www.scribd.com
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
dialirkan kembali juga mungkin mengandung empedu yang telah
membalik kedalam lambung dari duodenum usus dua belas jari.
Duodenum adalah bagian pertama dari usus kecil yang
menyambung pada lambung. Asam acid dipercayai adalah
komponen yang paling berbahayamelukai dari cairan yang dialirkan
kembali. Pepsin dan empedu juga mungkin melukai esofagus,
namun peran mereka dalam menghasilkan peradangan dan
kerusakan esofagus adalah tidak sejelas peran dari asam.
PRGEGERD adalah kondisi kronis. Sekali ia mulai, ia biasanya
adalah seumur hidup. Jika ada luka pada lapisan esofagus
esophagitis, ini juga adalah kondisi kronis. Lebih dari itu, setelah
esofagus telah sembuh dengan perawatan dan perawatan
dihentikan, luka akan kembali pada kebanyakan pasien‐pasien dalam
beberapa bulan. Sekali perawatan untuk PRGEGERD dimulai, oleh
karenanya, ia biasanya akan perlu diteruskan secara tidak terbatas
meskipun diperdebatkan bahwa pada beberapa pasien‐pasien
dengan gejala‐gejala yang sebentar‐sebentar dan tidak ada
esophagitis, perawatan dapat sebentar‐sebentar dan dilakukan
hanya selama periode‐periode simptomatik.
11
e. Kanker
Kanker atau neoplasma ganas adalah penyakit yang ditandai dengan
kelainan siklus sel khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk:
•
tumbuh tidak terkendali pembelahan sel melebihi batas
normal
•
menyerang jaringan biologis di dekatnya.
•
bermigrasi ke jaringan tubuh yang lain melalui sirkulasi darah
atau sistem limfatik, disebut metastasis.
Tiga karakter ganas inilah yang membedakan kanker dari tumor
jinak. Sebagian besar kanker membentuk tumor, tetapi beberapa
11
www.totalkesehatanananda.com
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta II‐
tidak, seperti leukemia. Cabang ilmu kedokteran yang berhubungan
dengan studi, diagnosis, perawatan, dan pencegahan kanker disebut
onkologi. Pada
umumnya, sel kanker membentuk sebuah tumor, kecuali pada
leukemia. Reaksi antara asam tetraiodotiroasetat dengan integrin
adalah penghambat aktivitas hormon tiroksin dan tri‐ iodotironina
yang merupakan salah satu faktor yang berperan dalam angiogenesis
dan proliferasi sel tumor.
[1]
Pertumbuhan yang tidak terkendali
tersebut disebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi
di gen vital yang mengontrol pembelahan sel. Beberapa mutasi
mungkin dibutuhkan untuk mengubah sel normal menjadi sel kanker.
Mutasi‐mutasi tersebut sering diakibatkan agen kimia maupun
fisik yang disebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara spontan
diperoleh ataupun diwariskan mutasi germline. Kanker dapat
menyebabkan banyak gejala yang berbeda, bergantung pada lokasi
dan karakter keganasan, serta ada tidaknya metastasis. Diagnosis
biasanya membutuhkan pemeriksaan mikroskopik jaringan
yang diperoleh dengan biopsi. Setelah didiagnosis, kanker biasanya
dirawat dengan operasi, kemoterapi, atau radiasi.
12
12
www.newmedical.net
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta III‐
BAB III
TINJAUAN KOTA SOLO
A. Kondisi fisik
1 Kondisi geografis
Kota Surakarta yang juga sangat dikenal sebagai Kota Solo, merupakan sebuah
dataran rendah yang terletak di cekungan lereng pegunungan Lawu dan pegunungan
Merapi dengan ketinggian sekitar 92 m diatas permukaan air laut. Dengan Luas sekitar
44 Km2, Kota Surakarta terletak diantara 110 45` 15 – 110 45` 35 Bujur Timur dan 70`
36 – 70` 56 Lintang Selatan. Kota Surakarta dibelah dan dialiri oleh 3 tiga buah
Sungai besar yaitu sungai Bengawan Solo, Kali Jenes dan Kali Pepe. Sungai Bengawan
Solo pada jaman dahulu sangat terkenal dengan keelokan panorama serta lalu lintas
perdagangannya.
Batas wilayah Kota Surakarta sebelah Utara adalah Kabupaten Karanganyar
dan Kabupaten Boyolali. Batas wilayah sebelah Timur adalah Kabupaten Sukoharjo dan
Kabupaten Karangnyar, batas wilayah sebelah Barat adalah Kabupaten Sukoharjo dan
Kabupaten Karangnyar, sedang batas wilayah sebelah selatan adalah Kabupaten
Sukoharjo. Surakarta terbagi dalam lima wilayah Kecamatan yang meliputi 51 Kelurahan
Kabupaten Karanganyar dan Boyolali
Kabupaten Sukoharjo
dan Karanganyar
Kabupaten Sukoharjo
dan Karanganyar
Kabupaten Sukoharjo Gambar
III.1 Peta Surakarta beserta batas wilayah Sumber
: BPS Surakarta
commit to user
Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta III‐
Tabel
III.1 Pemanfaatan Lahan di Solo
‐ Perumahan pemukiman :
2,731.02 Ha
‐ Jasa :
427.13 Ha
‐ Perusahaan :
287.48 Ha
‐ Industry :
101.42 Ha
‐ Tanah Kosong Diperuntukkan :
53.38 Ha
‐ Tegalan :
85.27 Ha
‐ Sawah :
149.32 Ha
‐ Kuburan :
72.86 Ha
‐ Lapangan Olah Raga :
65.14 Ha
‐ Taman Kota :
31.60 Ha
‐ Lain‐lain :
399.44 Ha
Jumlah 4,404.06
Ha sumber:
Kantor BPN Kota Surakarta dalam Profil Kesehatan Kota Surakarta Tahun 2008,
Dinas Kesehatan Kota Surakarta
2 Kondisi Klimatologis
Kota Solo mempunyai suhu udara maksimum 32,4 C dan suhu udara minimum
21,6 C. Sedangkan tekanan udara rata‐rata adalah 1008,74 mbs dengan kelembaban
udara 79 . Kecepatan angin berkisar 4 knot dengan arah angin 188 serta beriklim
tropis.
B. Kondisi sosial