JUDUL Rumah PERMASALAHAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNS SURAKARTA

commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta I‐ BAB I PENDAHULUAN

A. JUDUL Rumah

Sakit Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta B. PEMAHAMAN JUDUL • Rumah Sakit 1 Rumah Sakit adalah tempat merawat orang sakit, tempat yang menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah kesehatan. • Pendidikan 2 Seperangkat tindakan intelektual penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dapat dianggap mampu melaksanakan tugas ‐tugas dalam bidang profesi tertentu. • Universitas Sebelas Maret 3 Perguruaan Tinggi Negeri yang berada di Surakarta terdiri dari sejumlah fakultas yang menyelenggarakan pendidikan ilmiah atau profesional dalam sejumlah ilmu disiplin tertentu. • Surakarta 4 Surakarta adalah nama sebuah daerah administrasi tingkat dua atau kotamadya yang terletak di Propinsi Jawa Tengah. Rumah Sakit Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta adalah suatu tempat untuk merawat orang sakit yang menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yang didukung dengan fasilitas untuk menghasilkan peserta didik UNS di bidang kesehatan yang intelektual dan penuh tanggung jawab yang terdapat di Solo. 1 Depikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1994. Hal 268 2 Pendidikan Pancasila, Paradigma Yogyakarta, 2002 3 www.uns.ac.id 4 www.wikipedia.com commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta I‐

C. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

1. Kualitas Pelayanan Kesehatan

Pembangunan bidang kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat yang mewujudkan kesehatan optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan sebagaimana diamanatkan oleh Pembukaan UUD 1945. Dalam Pasal 28 H ayat 1 Perubahan Undang‐Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Yang menegaskan bahwa setiap orang berhak memperolah pelayanan kesehatan, dan Pasal 34 ayat 3 menyatakan bahwa negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Rumah sakit mempunyai karakteristik dan organisasi yang kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan yang memiliki ilmu dan keterampilannya saling berinteraksi. Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang berkembang sangat pesat yang harus diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka memberikan pelayanan yang bermutu. Membuat semakin kompleksnya permasalahan di dalam rumah sakit. Undang ‐Undang Praktik Kedokteran pasal 44 ayat 1 menyebutkan : Dokter dan dokter gigi dalam menyelenggarakan praktik kedokteran wajib mengikuti standar pelayanan kedokteran atau kedokteran gigi. Yang dimaksud dengan Standar Pelayanan adalah pedoman yang harus diikuti oleh dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan peraktik kedokteran. Ayat 2 berbunyi : Standar Pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dibedakan menurut jenis dan strata sarana pelayanan kesehatan. Yang dimaksud dengan Strata Pelayanan Kesehatan adalah tingkat pelayanan yang standar tenaga dan peralatannya sesuai dengan kemampuan yang diberikan. Selain membutuhkan tenaga profesional, rumah sakit membutuhkan standar fasilitas yang menjamin pelayanan yang lebih bermutu. Dengan demikian standar fasilitas tidak dapat dipisahkan dari standar profesi dan standar pelayanan kedokteran yang ada. commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta I‐ Secara legalitas, saat ini belum ada peraturan tentang standar fasilitas yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan. Yang pernah disiapkan adalah Pedoman Pelayanan Rumah Sakit, Pedoman Pelayanan Medis Oleh Profesi dan Standar Peralatan. Standar Peralatan dibuat oleh Departemen Kesehatan sesuai dengan strata rumah sakit yang ditujukan untuk kepentingan perencanaan pembangunan rumah sakit. Adalah menjadi tanggung jawab profesi serta institusi terkait yang berwenang untuk menyusun standar fasilitas mengingat Undang‐Undang Praktik Kedokteran sudah diberlakukan. Oleh sebab itu dibutuhkan konsep, kebijakan, masukan, pemikiran yang dapat digunakan baik oleh Ikatan Dokter Indonesia maupun Departemen Kesehatan dalam menyusun Standar Fasilitas Pelayanan Kesehatan. 5

2. Rumah Sakit Pendidikan sesuai Standard

Permasalahan yang masih dihadapi dalam pembangunan kesehatan saat ini adalah belum optimalnya mutu layanan kesehatan. Hal itu antara lain, disebabkan oleh sarana layanan kesehatan yang kurang mewadahi untuk kesehatan. Walaupun rumah sakit terdapat di hampir semua kabupatenkota, sistem rujukan layanan kesehatan perseorangan juga belum dapat berjalan dengan optimal. Depkes sudah mengeluarkan kriteria atau syarat rumah sakit pendidikan utama yaitu: ƒ RS pendidikan utama telah terakreditasi pada 12 pelayanan plus ƒ RS pendidikan jejaring afiliasi yakni terakreditasi minimal 5 standar pelayanan Persyaratan yang berat tersebut nampaknya membuat banyak rumah sakit yang seharusnya belum layak menjadi rumah sakit pendidikan, akhirnya dipaksa mendidik calon‐calon dokter. Menurut Depkes, tidak kurang 100 rumah sakit di seluruh Indonesia dijadikan tempat belajar. Namun yang sudah terakreditasi dan memenuhi persyaratan menjadi rumah sakit pendidikan hanya 31 rumah sakit. Dan rumah sakit pendidikan ”ilegal”, jumlahnya mencapai hampir 70 rumah sakit. 5 www.konsultanrumahsakit.com commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta I‐ Untuk setiap jenis RS Pendidikan ditetapkan Standar dengan masing‐ masing kriteria, mengacu pada World Federation of Medical Education WFME, salah satunya adalah standar sumber daya manusia untuk program pendidikan klinik, standar penunjang pendidikan dan standar perancangan dan pelaksanaan yang berkualitas. Kualitas menjadi titik penting bagi peningkatan layanan kesehatan kepada masyarakat. Tanpa kualitas memadai sulit rasanya kita mengharapkan terjadi perubahan terhadap indeks kesehatan masyarakat 6 Serta pesatnya pertambahan Institusi Pendidikan Kedokteran baik Pemerintah maupun Swasta, membutuhkan peningkatan jumlah Rumah Sakit Pendidikan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan bersama Universitas Gadjah Mada, pada tahun 2003 terdapat 97 RS yang berfungsi sebagai RS Pendidikan, namun dari data Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan , tahun 2009 terdapat hanya ada 39 RS yang sacara resmi mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan,pada waktu yang sama terdapat 52 Institusi Pendidikan Kedokteran Dan terdapat 12 RS Gigi dan Mulut yang telah mendapat SK Menteri Kesehatan. Pemerintah telah mengeluarkan regulasi tentang penyelenggaraan RS Pendidikan melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor1069MenkesSKXI2008 tentang Pedoman, klasifikasi dan Standar 6 www.konsultanrumahsakit.com 100 200 300 400 500 600 Dokter Bidan Perawat data 2006 68.227 79.152 316.306 target 2010 117.969 176.954 587.487 Gambar I.1 Diagram Jumlah Dokter per Tahun Sumber : Departemen Kesehatan commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta I‐ RS Pendidikan yang tentunya menjadi acuan bagi RS yang berfungsi sebagai RS Pendidikan. 7

3. Kebutuhan Dokter Muda dan Co‐ass UNS yang Profesional

Upaya pemerintah untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan kesehatan maupun pembangunan bidang lainnya yang terkait dengan kesehatan masyarakat antara lain dilakukan dengan meningkatkan kuantitas sumber daya manusia melalui perencanaan kebutuhan dan peningkatan kualitas melalui jalur pendidikan. Pembangunan jangka panjang di Indonesia telah mrencanakan partisipasi perguruan tinggi jauh lebih besar dibandingkan dengan kegiatan pembangunan sebelumnya dalam usaha untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Melalui pendidikan diharapkan dapat terbentuk manusia yang berkualitas mempunyai kemampuan memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan untuk mendukung pembangunan seluruh sektor kehidupon msyarakat. Dengan demikian pendidikan merupakan wahana dan sekaligus cara untuk membangun manusia baik sebagai insan maupun sebagai sumber daya pembangunan. Pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas merupakan syarat utama pengembangan organisasi upaya untuk mendorong terciptanya organisasi pelayanan kesehatan yang mampu mencapai dan mempertahankan optium prestasi, menghendaki sumber daya manusia yang berkualitas. Pengembangan organisasi dan manajemen pada dasarnya menempatkan peningkatan kualitas sumber daya manusia, sebagai salah satu fokus utama. Peningkatan kualitas sumber daya manusia, umumnya menjadi tindakan awal masuk dalam program jangka pendek untuk melakukan tindakan pengembangan organisasi dan manajemen secara konprehemsif. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dari organisasi pelayanan kesehatan, haruslah diantisipasi oleh institusi pendidikan kesehatan masyarakat. Artinya, jika organisasi pelayanan kesehatan telah 7 www.konsultanrumahsakit.com commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta I‐ bersiap untuk melaksanakan pengembangan organisasi dan manajemen sebagai antisipasi untuk menghadapi tantangan kesehatan masyarakat yang semakin kompleks; maka institusi pendidikan kesehatan masyarakat juga harus melakukan pengembangan organisasi dan manajemen untuk menghadapi tantangan kesehatan yang semakin kompleks. Rumah Sakit yang terdapat di Surakarta dengan Fakultas Kedokteran merupakan dua organisasi terpisah yang mempunyai struktur organisasi dan landasan hukum sendiri‐sendiri. Untuk pengembangan skill tenaga dokter dapat diperoleh di Rumah Sakit Pendidikan yang mana tidak diajarkan di ruang kuliah. Selain itu, untuk mempermudah penyediaan fasilitas pendidikan bagi tenaga profesi kesehatan dan wahana penelitian bidang kedokteran di Surakarta, diperlukan suatu tempat untuk menampung kegiatan ‐ kegiatan tersebut. 8

4. Persyaratan mutlak pada pendidikan kedokteran, khususnya UNS untuk

memiliki Rumah Sakit Pendidikan. Sampai saat ini di wilayah Surakarta terdapat 14 buah rumah sakit type C dan 1 buah rumah sakit dengan tipe B, baik itu rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta. Pemenuhan sarana kesehatan di Solo tidak hanya untuk melayani penduduk kota Solo saja tetapi juga untuk melayani penduduk disekitar kota Solo. Sedangkan Rumah Sakit yang digunakan untuk para coass UNS adalah RS.Dr.Moewardi. Tetapi UNS sendiri harus memiliki Rumah Sakit Pendidikan karena, a. Rumah Sakit Umum Dr. Moewardi kurang siap untuk menjadi Rumah Sakit Pendidikan UNS. b. Kebutuhan UNS untuk memiliki Rumah Sakit Pendidikan sendiri. Belum adanya Rumah Sakit Pendidikan yang mewadahi pendidikan kedokteran secara baik dan jumlah dokter muda yang melebihi daya tampung menjadi faktor utama untuk mendirikan Rumah Sakit Pendidikan di Solo 8 www.solopos.com commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta I‐ Dari jumlah kerjasama antara Rumah Sakit dengan Fakultas Kedokteran ini, sebenarnya hanya RS. Dr. Moewardi yang mewadahi semua dokter‐dokter muda di FK UNS ini, Rumah Sakit lain hanya merupakan Rumah Sakit yang akan menampung dokter‐dokter muda yang melebihi daya tampung di RS.Dr. Moewardi atau memang sengaja untuk pendidikan yang tidak bisa diberikan di RS.dr.Moewardi. Dan dari hasil wawancara Kepala bagian kepaniteraan FK UNS RSUD dr.Moewardi, hal yang membuat UNS ingin membuat Rumah Sakit Pendidikan sendiri adalah kurangnya perhatian dari RSUD dr.Moewardi dalam menyediakan fasilitas‐fasilitas dan alat‐alat kesehatan yang dibutuhkan untuk meningkatkan pendidikan. Ini yang menghambat kualitas dari dokter muda sendiri. Sedangkan dari kualitas, jumlah dokter muda FK‐UNS per 10 Mei 2010 adalah 470 orang. No Bagian Siklus Daya Tampung 1. Ilmu Penyakit Dalam 10 minggu 20 orang 2. Ilmu Bedah 10 minggu 20 orang 3. IKM KK 6 minggu 12 orang 4. Ilmu Penyakit Jiwa 6 minggu 10 orang 5. Ilmu Penyakit Saraf 6 minggu 12 orang 6. Ilmu Rehabilitasi Medik 2 minggu 12 orang 7. Ilmu Kesehatan Kulit Kelamin 6 minggu 12 orang 8. Ilmu Penyakit Mata 6 minggu 12 orang 9. Ilmu Kesehatan THT 6 minggu 10 orang ‐‐‐‐libur siklus‐‐ 2 minggu 5 10 15 2007 2008 Rumah Sakit di Solo Gambar I.2 Diagram RS di Solo Sumber : Departemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UNS bekerja sama dengan beberap rumah sakit, sebagai tempat pendidikan bagi para dokter muda, diantaranya : • RS. Dr. Moewardi • RS.Orthopedi Dr. Soeharso • RS Daerah Wonogiri • RS Daerah Sragen • RS Kartini Karanganyar • RS. Daerah Boyolali • RS. Daerah Sukoharjo • RS. Jiwa Daerah Surakarta commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta I‐ Daya tampung Kepaniteraan Klinis mencapai 440 orang. Dan jumlah tersebut merupakan jumlah diluar angkatan senior dan yunior yang ada. Setiap bagian memiliki 2 kelas tetapi jika Ilmu penyakit Gigi dan Mulut buka kelas maka Ilmu Farmasi tutup. Jika Ilmu Peny. Saraf buka kelas maka Ilmu Rehabilitasi Medik tutup. Ini karena kurangnya fasilitas‐fasilitas yang mewadahi pendidikan. Dokter‐dokter muda harus menunggu giliran mereka mengambil kelas tersebut sehingga dapat menghambat pendidikan. Sehingga Pendirian Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat dan peserta didik bidang kesehatan di Surakarta dan sekitarnya dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan memberikan pembelajaran kepada masyarakat luas tentang arti pentingnya kesehatan.

D. PERMASALAHAN

1. PERMASALAHAN Membuat suatu Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta yang sesuai dengan kebutuhan FK UNS di kota Surakarta tanpa megabaikan kebutuhan pasien. Dimana kegiatan‐kegiatan yang ada di Rumah Sakit UNS saling mendukung tetapi tidak saling mengganggu satu sama lain sesuai rasional dan standarisasi yang ada sehingga dapat terbentuknya suatu komunikasi yang baik dan lancar antara pasien, dokter maupun coass. 10. Ilmu Kesehatan Anak 10 minggu 20 orang 11. Ilmu Obsygn 10 minggu 20 orang 12. Ilmu.Peny.Gigi dan Mulut 2 minggu 12 orang 13. Ilmu Farmasi 2 minggu 12 orang 14. Ilmu. KardiologiKed.Vaskuler 4 minggu 5 orang 15. Ilmu Sinar Radiology 4 minggu 10 orang 16. Ilmu Kedokteran medikolegal 4 minggu 10 orang 17. Ilmu Penyakit Paru‐paru 4 minggu 10 orang 18. Ilmu Anestesi 4 minggu 6 orang 225 orang Tabel I.1 Daya Tampung Kepaniteraan Klinis FK‐UNS Sumber : Kepaniteraan UNS commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta I‐ 2. PERSOALAN Persoalan ‐persoalan yang ada adalah a. Bagaiman menentukan site yang tepat untuk Rumah Sakit UNS dilihat dari kebutuhan untuk pendidikan dan kesehatan? b. Bagaimana memisahkan kegiatan‐kegiatan pada Rumah Sakit UNS agar mendapatkan sirkulasi yang tepat, jelas dan terarah agar tidak terjadi kerancuan? c. Bagaimana menentukan utilitas bangunan khususnya penyelamatan pada kebakaran dan aksesbilitas pada Rumah Sakit UNS sehingga mampu menjadi wadah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan? d. Bagaimana menentukan ruang‐ruang yang efektif dan efisien untuk coass dalam Rumah Sakit Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta sehingga menciptakan komunikasi yang baik bagi pasien, dokter dan coass?

E. TUJUAN DAN SASARAN