Analisa Tampilan dan Bahan Bangunan

commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ Zona penunjang dan umum terletak dekat dengan jalan agar memudahkan efektivitas dan efisiensi waktu pengunjung Zona Emergency harus terlihat dari jalan untuk pasien yang kritis agar bisa diberikan pertolongan langsung. Zona Poliklinik terletak dekat dengan jalan agar memudahkan pasien untuk berobat, karena poliklinik merupakan zona out patient, dimana pasien hanya berobat. Zona Rawat Inap dipisahkan dengan zona lain dan terletak agak ke dalam agar sirkulasi tidak saling mengganggu antara zona satu dengan yang lain. Zona Pendidikan terletak berada di sekeliling zona‐ zona lain yang digunakan untuk pendidikan agar kegiatan pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien. Zona Service terletak pada daerah yang jauh dari zona‐ zona lain agar tidak begitu mengganggu tetapi mudah diakses. Pada rumah sakit pendidikan UNS, zona pendidikan menjadi pusat sebagai tempat coass untuk melakukan praktek ke zona‐zona lain. Sehingga untuk memudahkan dibuat zona pendidikan menyebar ke zona‐zona lainradial.

2. Analisa Tampilan dan Bahan Bangunan

a Tampilan Bangunan a. Tujuan Untuk menentukan tampilan bangunan yang sesuai dengan rumah sakit pendidikan uns. b. Dasar Pertimbangan : Zona Emergency : Zona Umum, Penunjang : Zona Rawat Inap :Zona Poliklinik :Zona Pendidikan :Zona Service Gambar V.24 Analisa Zonning Sumber : Analisa Pribadi commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ • Fungsi Kegiatan • Memberikan Fasad yang menunjukkan Rumah Sakit Pendidikan UNS • Sirkulasi kegiatan di dalam site • Keamanan • Tanggap terhadap iklim tropis c. Analisa Karena terletak pada daerah tropis maka tampilan bangunan adalah bangunan arsitektur tropis dimana tampilan tersebut tanggap terhadap iklim tetapi ekonomis dan aman bagi pengguna khususnya pasien. Arsitektur Tropis yang diterapkan disini, bukanlaah arsitektur tropis yang seperti rumah tradisional pada umumnya, lebih menekankan tanggapnya pada iklim tropis tetapi juga memperhatikan keamanan para pengguna Rumah Sakit Pendidikan. Sehingga bangunan ini ramah lingkungan dan hemat energy. Gambar V.26 Bangunan Tanggap terhadap Iklim Gambar V.25 Academic Hospital di Luar Negeri Gambar V.27 Rumah Sakit di Indonesia commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ Karena merupakan Rumah Sakit untuk UNS maka harus ada ikatan dengan UNS sehingga bangunan ini, selain diambil ketegasan dari rumah sakit, tanggap terhadap lingkungan juga memiliki atau yang dapat menyatu dengan bangunan UNS. b Jumlah Massa Bangunan dibagi menjadi 2 berdasar jumlah masa, yaitu: 1. Masa Tunggal • Terdiri dari satu masa bangunan utama. • Bangunan yang termasuk dalam jenis ini memiliki hubungan yang erat diantara fungsi‐fungsi kegiatannya dan saling mendukung. • Sirkulasi atau pergerakan kebanyakan berada di dalam bangunan. • Akses dari dan ke masing‐masing kelompok fungsi kegiatan lebih mudah. 2. Masa Jamak • Terdiri dari beberapa masa bangunan yang membentuk kelompok fungsi pada masing‐masing bangunan • Hubungan antara satu fungsi dengan lainnya tidak terlalu terikat atau berkesinambungan. Gambar V.28 Universitas Sebelas Maret commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ • Sirkulasi atau pergerakan berada di dalam dan di luar bangunan. Bangunan Rumah Sakit Pendidikan UNS menggunakan massa jamak dimana massa bangunan membentuk kelompok fungsi pada masing‐masing. Sirkulasi atau pergerakan berada di dalam dan di luar bangunan yang terdiri dari IGD, Rawat Inap, Rawat Jalan, pelayanan medis lainnya, service dan pusat pendidikan penelitian. c Vegetasi dan Taman di dalam Ruang Vegetasi yang digunakan pada rumah sakit pendidikan UNS adalah vegetasi eksisting dimana vegetasi seperti Glodongan, Angsana, Akasia, Dadap dan phon Jati terdapat banyak di sana. Selain vegetasi eksisting yang ditampilkan, konsep taman didalam ruang juga terlihat di rumah sakit pendidikan UNS. Berawal dari menmanfaatkan angin lokal dan angin muson maka banyaknya bukaan di dalam ruang menjadi salah satu alternative untuk pergerakan sirkulasi udara yang baik di dalam ruang. Dengan menggunakan system atap buka tutup dimana jika terjadi hujan, atap ini bisa menutup untuk melindungi semua yang berada dibawahnya. Glodogan Polyalthea longifolia Angsana Ptherocarphus indicus Akasia Accasia mangium Dadap Erythrina variegate Tabel V.8 Analisa Vegetasi Eksisting Sumber : Analisa Pribadi commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ d Gubahan Massa a. Tujuan: Bentuk Ruang yang paling serasi dengan fungsi Rumah Sakit Pendidikan UNS yang mewadahi dan bentuk massa yang sesuai dengan ruang‐ruang kegiatan yang ada di dalamnya serta keserasian dengan kondisi fisik lingkungan site. b. Dasar Pertimbangan Bentuk Ruang: 1 Bentuk dan Sifat Kegiatan 2 Persyaratan Kegiatan 3 Kemungkinan Fleksibilitas, Ekspansibilitas,Konvertibilitas dan Versatibilitas 4 Kapasitas Pemakai dan Pelaku Kegiatan 5 Luas dan Ukuran Ruang yang sesuai fungsi Dasar Pertimbangan Bentuk Massa: 1 Kondisi Fisik Lingkungan Site Faktor Eksternal 2 Tuntutan Persyaratan‐persyaratan ruang yang akan diwadahiberada dalam 1 massa factor internal 3 Pola Pengelompokkan Kegiatan Membentuk taman di dalam bangunan Taman ‐taman kecil untuk pergerakan udara agar ruang sekitar mendapatkan sirkulasi udara yang baik. Gambar V.29 Analisa Taman dalam Ruang Sumber : Analisa Pribadi commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 4 Tuntutan Penggunaan Lahan terhadap Situasi dan Kondisi yang ada c. Analisa Karena setiap zona memiliki fungsi kegiatan yang berbeda dan sirkulasi berbeda agar tidak terjadi kerancuaan maka menggunakan massa majemuk yang dibagi berdasarkan zona umum, pengunjung, rawat inap, poliklinik, pendidikan dan service. Merupakan Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta, dimana fungsi utamanya adalah melayani kesehatan masyarakat. Awal mula, sirkulasi adalah hal paling utama membentuk tata massa bangunan. Mengingat rumah sakit memiliki banyak sirkulasi sehingga mencoba menggunakan bentuk DNA sebagai sirkulasi. Membentuk DNA pada tapak, memasukan zoning yang sudah terbentuk ke dalam tapak. Yang perlu diperhatikan zona pendidikan harus bisa efektif ke segala zona in patient dan out patient Bentuk DNA sebagai sirkulasi pada tapak Proses penyesuaian bentuk DNA ke dalam site. 1 2 3 4 Gambar V.30 Analisa Gubahan Massa bentuk DNA ke Site Sumber : Analisa Pribadi commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ Untuk memudahkan kenyamanan sirkulasi zona umum penunjang dibuat menyebar, begitu pula dengan pendidikan. Bangunan dibuat menyebar untuk memudahkan coass dalam mencapai setiap zona yang ada. Zona penddikan di buat bisa dengan mudah menjangkau berbagai zona sehingga dibuat menyebar ke zona2 lain. Massa dibuat majemuk berdasarkan zona out patient, in patient, pendidikan dan service pendidikan Bentuk massa berdasarkan bentuk DNA dan merupakan massa majemuk dimana zona pendidikan dapat menjangkau zona lain dengan mudah. Gambar V.31 Analisa Gubahan Massa Sesuai Fungsi Sumber : Analisa Pribadi commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ Beberapa bangunan direncanakan membentuk lingkaran pada 2D dan seperti tabung pada bentuk 3D karena bangunan tersebut menyebar ke segala zona Bangunan ini adalah zona umumpenunjang dan zona pendidikan yang memang direncanakan untuk menyebar ke tiap‐ tiap zona yang ada. Beberapa bangunan direncanakan membentuk persegi panjang pada 2D dan seperti balok pada bentuk 3D karena bangunan tersebut merespon iklim setempat, dengan melihat arah datangnya sinar matahari. Bangunan ini direncanakan untuk zona rawat inap dan poliklinik. Gambar V.32 Analisa Gubahan Massa berdasarkan Respon terhadap Zona dan Iklim Sumber : Analisa Pribadi commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ e Bahan Bangunan a. Tujuan Menentukan bahan bangunan yang dapat mendukung Rumah Sakit Pendidikan UNS b. Dasar pertimbangan: • Pemilihan bahan bangunan yamg sustanaibility berkelanjutan • Pemilihan Bahan yang Hemat Energi • Tidak mengganggu kesehatan penggunan dan mampu mendukung kesembuhan pasien maupun pelaku. • Umuratau massa pakai lebih tahan lama. c. Analisa: Pengaruh dan makna ruang terhadap suasana atau psikologis pelaku: 1 1 http:insico.wordpress.com20101017pengaruh‐warna‐dalam‐kehidupan‐dan‐karakter‐makna‐warna No. Warna Makna Pengaruh Warna 1. Merah Menggambarkan energi penuh, aktif, hangat dan bersemangat. Warna merah secara berlebihan dapat memberikan kesan kemarahan dan ambisi. Power, energi, kehangatan, cinta, nafsu, agresi, bahaya. 2. Kuning Warna kuning mengingatkan dengan sinar matahari yang memberikan energi yang baik dan semangat. Sering disamakan dengan warna emas yang menggambarkan kemakmuran dan kemewahan. Dapat diaplikasikan dalam ruang kerja. Optimis, Harapan 3. Biru Merupakan warna laut dan langit yang mengesankan ketenangan, kesunyian, kedamaian, kenyamanan dan perlindungan. Efek lainnya adalah memberi kesan lega dan luas. Cocok digunakan untuk kamar tidur Kepercayaan, Konservatif, Keamanan, Tehnologi, Kebersihan, Keteraturan. 4. Hijau Memberi kesan ceria, hangat, bahagia, penuh energi dan membangkitkan semangat. Anda dapat memberi warna ini untuk ruang makan. Alami, Sehat, Keberuntungan, Pembaharuan commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 1 Bahan Struktur Konstruksi Alternative: a. beton b. baja c. kayu d. bambu e. alumuniumm 5. Oranye Warna yang sering dilihat dan menggambarkan alam. Efek dari warna ini adalah memberi suasana harmonis, teduh, santai, alami, menyejukkan, menyegarkan dan menenangkan. Ruang tidur cocok bila menggunakan warna ini. Energy, Keseimbangan, Kehangatan. 6. UnguJingga Spiritual, Misteri, Kebangsawanan, Transformasi, Keangkuhan. 7. Coklat Salah satu warna alam yang memberi kesan hangat, nyaman, alami, akrab dan ketenangan. Dapat digunakan untuk ruang tamu atau ruang keluarga. Coklat juga dapat digunakan pada ruangan yang terlalu besar agar tidak menimbulkan kesan dingin. TanahBumi, Kepercayaan, Kesenangan, Daya Tahan. 8. Abu Abu Biasa digunakan untuk rumah bergaya minimalis. Membuat suasana stabil, luas, menentramkan. Terlalu banyak menggunakan warna ini akan membuat suasana dingin dan luas secara berlebihan. Intelek, Masa Depan Milenium, Kesederhanaan, Kesedihan. 9. Hitam Warna yang memberi suasana penuh perlindungan, gagah, megah, dan elegan. Kekuatan, Seksualitas, Kecanggihan, Kematian, Misteri, Ketakutan, Kesedihan, Keanggunan. Gambar V.33 Konstruksi Beton, Baja dan Alumunium Tabel V.9 Analisa Pengaruh makna dan Ruang Sumber : http:insico.wordpress.com commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ Maka bahan struktur utama yang terpilih adalah konstruksi beton, alumunium, atau baja bukan kayu karena memiliki sifat kuat dan tahan lama dan tidak merusak pelestarian alam. 2 Bahan penutup atap Bahan yang dipilih adalah beton, metal zing galvalum, fiberglass. - Atap beton : Karena pada bangunan rawat inap direncanakan bangunan tinggi maka atap beton sangat cocok untuk bangunan ini. - Atap Gentheng : pada bangunan 1 lantai maka atap gentheng sangat cocok untuk bangunan ini - Zing galvalum digunakan untuk atap, sun shading dan tritisan, serta jalusi - Kaca stopsol tahan ultraviolet : difungsikan sebagai estetika dan pencahayaan alami sky light pada ruang‐ruang yang dalam dan sulit terjangkau oleh sinar matahari. Serta untuk pencahayaan yang menghadap ke barat. 3 Dinding - Bahan penutup dinding yang digunakan adalah batu bata lokal yang diplester rapat untuk mencegah menjadi pejanan gas‐gas beracun sesuai untuk kenyamanan yang mengutamakan bahan lokal dengan finishing cat khusus enscaptuling paint water base yang menggunakan air bukan timah sebagai cairan pencampurnya sehingga tidak Gambar V.35 Kaca Stopsol Gambar V.34 Zing Galvium commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ merugikan kesehatan pengguna. Dinding bata juga mempunyai umur yang panjang dibandingkan kayu dan bambu. - Untuk unit rawat inap dan pusat pendidikan dan penelitian di gunakan batu alam sebagai penutup dinding untuk menyerap panas dan menampilkan kesan dingin dan alamiah. Batu alam merupakan bahan local yang tersedia melimpah sesuai kenyamanan yang memberdayakan bahan‐bahan lokal. - Finishing direncanakan warna yang cerah dan mendukung kesehatan secara psikologis, yaitu warna‐warna lembut dan menyegarkan seperti warna biru muda dan putih keabu‐ abuan. - Bahan kaca menggunakan low‐glass atau kaca emissivity 4 Bahan Penutup Lantai Bahan penutup lantai Interior dipilih batu granit Bahan Karakteritik Keuntungan pemeliharaan Granit Tahan goresan, Permukaan halus, Tahan lama, menutup rapat lantai sehingga tidak dapat Mudah dengan air Gambar V.37 Kaca Low‐glassstopsol Gambar V.36 Batu Alam commit to user Rumah Sakit Pendidikan UNS Surakarta V‐ 5 Bahan Plafond langit‐langit • Untuk membuat kesan menyambut, maka warna langit‐langit dibuat lebih cerah dari warna dinding dan lantai. Daya pantul terbaik berkisar antara 50–60 dan menggunakan warna sejuk biru, hijau atau warna netral krem. • Sebagai bahan plafond dipilih gypsum yang lebih aman dan sehat dibandingkan asbestos.

3. Analisa Sistem Struktur Bangunan