Dede Ramdani, 2014 Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar
siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasarpenelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 20132014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Keterlaksanaan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing diukur melalui lembar observasi aktivitas guru.
2. Aktivitas belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala kegiatan
yang dilakukan siswa baik kegiatan yang bersifat fisik maupun non-fisik dalam situasi belajar. Kegiatan fisik yang dimaksud dapat berbentuk
kegiatan pengumpulan data, pengukuran, memperagakan suatu konsep, menulis suatu konsep, menjawab pertanyaan, dan sebagainya. Sedangkan
kegiatan non-fisik dapat berbentuk kegiatan pengamatan terhadap suatu pengetahuan baru, menginterpretasikan data, memecahkan masalah yang
diamati, menyatakan gagasan, dan sebagainya. Jenis aktivitas yang diukur dalam penelitian ini yaitu: 1 Aktivitas visual; 2
Aktivitas lisan; 3 Aktivitas mendengarkan; 4 Aktivitas menulis; 5 Aktivitas gerak; 6 Aktivitas mental; dan 7 Aktivitas emosional.
Keterlaksanaan aktivitas siswa diukur melalui lembar observasi aktivitas siswa.
Dede Ramdani, 2014 Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar
siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasarpenelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 20132014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas PTK. Kunandar 2008, hlm. 44 mengemukakan bahwa:
PTK didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan action research yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau
bersama-sama dengan orang lain kolaborasi dengan jalan merancang, melaksanakan,
dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan
partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu kualitas proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan
treatment tertentu dalam suatu siklus.
Sejalan dengan pendapat di atas, Kusumah dan Dwitagama 2009, hlm. 9 mengemukakan bahwa:
Penelitian Tindakan Kelas PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara 1 merencanakan, 2 melaksanakan,
dan 3 merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisifatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa
dapat meningkat.
Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan guru seorang diri maupun
secara bersama-sama dengan orang lain kolaboratif untuk memperbaiki pembelajaran yang telah dilakukan ataupun meningkatkan kualitas proses
pembelajaran di kelasnya dengan langkah merencanakan, melaksanakan tindakan, mengobservasi dan merefleksikan tindakan. Tujuan utama PTK adalah untuk
memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam rangka pengembangan profesinya Kunanadar, 2008, hlm. 45.
B. Model Penelitian
Dede Ramdani, 2014 Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar
siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasarpenelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 20132014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
P erencanaan
Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart.
Menurut Kemmis dan Mc Taggart dalam Kunandar, 2008, hlm. 70-71 bahwa “penelitian tindakan kelas dilakukan melalui proses yang dinamis dan
komplementari yang terdiri da ri empat momentum esensial”. Pendapat tersebut
dapat diartikan bahwa penelitian tindakan kelas bersifat dinamis artinya proses penelitian dapat dilakukan secara berkesinambungan dan penelitian dapat
dihentikan apabila peneliti merasa telah mendapatkan hasil yang diinginkan. Sedangkan komplementari dapat diartikan bahwa keempat momentum esensial
tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling mengimbangi satu sama lain dalam proses penelitian yang terlaksana melalui suatu siklus. Keempat
momentum esensial tersebut terdiri dari penyusunan rencana, tindakan, observasi, dan refleksi.
Peneliti menggunakan model Kemmis dan Mc Taggert pada pelaksanaan tindakan treatment karena model ini memfasilitasi peneliti untuk memperbaiki
tindakan yang telah dilakukan melalui kegiatan refleksi dengan mengacu pada data yang telah didapat sehingga kekurangan-kekurangan yang terdapat pada
setiap siklus dapat diperbaiki dan dimodifikasi pada kegiatan perencanaan untuk siklus selanjutnya.
Berikut ini alur empat unsur pokok model penelitian tindakan kelas dari Kemmis dan Mc Taggart dalam Kusumah dan Dwitagama, 2009, hlm. 21 yang
disajikan dalam tiga siklus sesuai dengan penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti.
Siklus I
Siklus II