PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR (Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri 2 Cibogo Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2013/2014 Kecamatan Lem

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI

TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS

BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH

DASAR

(Penelitian Tindakan Kelas di Sekolah Dasar Negeri 2 Cibogo Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2013/2014 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Dede Ramdani

1003532

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2014


(2)

Meningkatkan Aktivitas Belajar

Siswa pada Pembelajaran IPA di

Sekolah Dasar

Oleh Dede Ramdani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Dede Ramdani 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………. i

KATA PENGANTAR………... ii

UCAPAN TERIMA KASIH………. iii

DAFTAR ISI……….. iv

DAFTAR TABEL……….. vi

DAFTAR GAMBAR………. vii

DAFTAR LAMPIRAN………. viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Rumusan Masalah……… 6

C. Tujuan Penelitian………... 7

D. Manfaat Penelitian………. 7

E. Hipotesis Tindakan……… 8

F. Definisi Operasional……….. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing……… 10

B. Aktivitas Belajar Siswa………. 20

C. Pembelajaran IPA di SD……….... 26

D. Hubungan Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing dengan Aktivitas Belajar Siswa………. 27

E. Materi Gaya………... 30


(5)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian………... 33

B. Model Penelitian……… 33

C. Subjek dan Lokasi Penelitian………. 35

D. Prosedur Penelitian……… 36

E. Instrumen Penelitian………... 44

F. Pengolahan dan Analisis Data………... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian………... 50

1. Hasil Penelitian Pra Siklus………... 50

2. Hasil Penelitian Siklus I………... 52

3. Hasil Penelitian Siklus II………. 73

4. Hasil Penelitian Siklus III………... 94

B. Pembahasan………... 113

1. Aktivitas Guru dalam Menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing……….. 113

2. Peningkatan Aktivitas Siswa dengan Menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing………. 116

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan………..………... 122

B. Rekomendasi………... 123

DAFTAR PUSTAKA………. 125


(6)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(7)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR

SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Oleh Dede Ramdani

1003532

Abstrak: Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas siswa pada pembelajaran IPA materi gaya di kelas V SDN 2 Cibogo Lembang. Hal tersebut diperoleh dari data awal yang menunjukkan bahwa rata-rata aktivitas siswa hanya mencapai 27,14 dengan kriteria kurang. Rendahnya aktivitas siswa tersebut dipengaruhi oleh metode ekpositori yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yaitu dengan menerapkan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan mengadaptasi model PTK yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart dan dilaksanakan selama tiga siklus. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa rata-rata aktivitas belajar siswa terjadi peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus I rata-rata aktivitas siswa sebesar 67,54, pada siklus II rata-rata aktivitas siswa meningkat menjadi 82,94, dan pada siklus III rata-rata aktivitas siswa meningkat kembali menjadi 95,69.

Kata Kunci : Inkuiri Terbimbing dan Aktivitas Belajar Siswa

Abstract: Application of Guided Inquiry Based Learning Model to Improve Student Learning Activities on Learning Science in Elementary School

This research is motivated by the low activity of students in science learning of force matter at fifth grade of SDN 2 Cibogo Lembang. The recent data showed that the average of student activity reached about 27.14 which is including in

criteria ‘Less’. Less activity of students influenced by the expository method which used by teacher in the learning process. Solution of that problem to increase the activity of students in the learning process is applying of Guided Inquiry-Based Learning Model. This study using Classroom Action Research by adapting Classroom Action Research models developed by Kemmis and Mc Taggart and held for three cycles. The results of this study indicating that the average of student learning activity increased at each cycle. In the first cycle an average of 67.54 student activity, the second cycle of the average student activity increased to 82.94, and the third cycle the average student activity increased again to 95.69.


(8)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari siswa pada kurikulum sekolah. IPA secara sederhana merupakan ilmu tentang alam. Wonorahardjo (2012, hlm. 12) menyatakan bahwa “Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam adalah sekumpulan pengetahuan yang diperoleh melalui metode tertentu”. Sejalan dengan pendapat tersebut, Nash (dalam Samatowa, 2011, hlm. 3) mengemukakan bahwa “IPA itu adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam”. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang gejala alam dalam memperoleh sekumpulan pengetahuan melalui metode ilmiah.

Penerapan mata pelajaran IPA dalam kurikulum sekolah memiliki beberapa keuntungan sebagaimana dikemukakan oleh Samatowa (2011, hlm. 3-4) bahwa ada berbagai alasan yang menyebabkan suatu mata pelajaran itu di masukan ke dalam kurikulum suatu sekolah. Alasan itu dapat digolongkan menjadi empat golongan yakni:

a) Bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa. b) Bila diajarkan IPA menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis. c) Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah mata pelajaran yang bersifat hapalan belaka. d) Mata pelajaran ini mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi yang dapat membentuk kepribadian anak secara utuh.

Pendapat di atas mengasumsikan bahwa mata pelajaran IPA dalam pelaksanaannya menekankan pengalaman langsung dan kegiatan praktis untuk mengembangkan kompetensi agar siswa dapat menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Artinya, pengetahuan bukan diinformasikan oleh guru melalui ceramah, akan tetapi pengetahuan tersebut didapat siswa melalui


(9)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengalaman langsung dan proses rekonstruksi antara pengetahuan awal dengan pengetahuan baru yang akan didapat. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat diperoleh siswa melalui serangkaian kerja ilmiah dalam memecahkan masalah dari pertanyaan-pertanyaan topik yang diamati.

Sejalan dengan pernyataan di atas, dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran IPA di sekolah dasar, pembelajaran IPA ditekankan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup (Depdiknas, 2006). Melalui inkuiri ilmiah, keterampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa dikembangkan secara optimal. Keterampilan proses sains terinternalisasikan dalam tahap-tahap memecahkan masalah yang diteliti. Sedangkan sikap ilmiah merupakan bentuk rasa ingin tahu siswa terhadap objek, fenomena alam, atau permasalahan yang diteliti. Paradigma pembelajaran sains yang berorientasi pada guru (teacher centered) hendaknya digeser menjadi kegiatan belajar yang berorientasi pada siswa (student centered). Sebagaimana dikemukakan oleh Hamalik (2004, hlm. 171) bahwa “pengajaran yang efektif adalah melakukan aktivitas sendiri”. Artinya, siswa berbuat dan mengalami sendiri dalam memperoleh pengetahuan.

Proses pembelajaran IPA melalui inkuiri ilmiah selaras dengan empat pilar pendidikan yang dikemukakan oleh UNESCO (dalam Jufri, 2013, hlm. 175), keempat pilar pendidikan tersebut yaitu, 1) belajar untuk mengetahui (learning to know); 2) belajar untuk melakukan (learning to do); 3) belajar untuk menjadi (learning to be); dan 4) belajar untuk bekerja sama atau belajar bersosialisasi (learning to live together). Melalui inkuiri ilmiah, siswa tidak hanya sekedar tahu mengenai suatu konsep (learning to know), akan tetapi siswa difasilitasi cara memperoleh pengetahuan atau suatu konsep tersebut melalui serangkaian kerja ilmiah (learning to do) sebagaimana ilmuan bekerja sehingga konsep yang ditemukan secara langsung tersebut menjadi bermakna bagi siswa dan


(10)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengembangkan siswa untuk menjadi individu yang unggul dalam bidang IPA (learning to be). Dalam memperoleh suatu konsep melalui kerja ilmiah, siswa dituntut untuk bekerja sama dengan mengesampingkan ego dari masing-masing siswa dan menghargai pendapat teman untuk mendapatkan hasil percobaan yang maksimal sehingga didapat kesimpulan akhir yang rasional (learning to live together).

Akan tetapi, kenyataan yang terjadi di lapangan mengindikasikan bahwa pelaksanaan pembelajaran IPA di kelas masih banyak yang di laksanakan secara konvensional, dimana metode ceramah merupakan metode yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Kondisi tersebut mengakibatkan pembelajaran yang dilaksanakan guru kurang menyenangkan dan menantang bagi siswa. Selain itu, aktivitas siswa yang tidak dioptimalkan dengan baik menyebabkan pembelajaran cenderung pasif dan motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran cenderung rendah, seperti yang terjadi di SD Negeri 2 Cibogo Lembang setelah peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada siswa kelas V. Pembelajaran yang dilaksanakan guru bersifat konvensional, guru hanya menyampaikan materi pelajaran melalui kegiatan mencatat kemudian menjelaskannya kepada siswa.

Berikut ini masalah-masalah yang peneliti temukan dikelas V SD Negeri 2 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat berdasarkan hasil observasi dan wawancara: 1) Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran IPA materi gaya bersifat konvensional yaitu dengan metode ceramah. Guru hanya mencatat materi pelajaran di papan tulis kemudian menjelaskannya kepada siswa. Tidak ada kegiatan percobaan maupun kegiatan lain yang melibatkan siswa untuk bersentuhan langsung dengan sumber belajar dalam memperoleh pengetahuan; 2) Guru tidak menggunakan media / alat peraga dalam membelajarkan materi gaya; 3) Aktivitas belajar siswa cenderung rendah baik pada aktivitas fisik, aktivitas mental maupun pada aktivitas emosional. Aktivitas belajar hanya diwujudkan


(11)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa melalui kegiatan mencatat materi pelajar, memperhatikan penjelasan guru mengenai materi yang sedang dipelajari, dan kegiatan tanya jawab. Jika dirata-ratakan, aktivitas belajar siswa hanya mencapai 27,14 atau dapat dikatakan kurang; 4) Hasil belajar siswa tidak dikur melalui tes, akan tetapi diukur melalui soal pada Lembar Kerja Siswa (LKS). Rata-rata hasil belajar siswa setelah mempelajari materi gaya hanya mencapai 58,17 dengan persentase ketuntasan belajar siswa berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 30% atau 12 siswa yang mencapai KKM dan sisanya yakni 28 siswa atau sekitar 70% nilainya masih dibawah 65.

Berdasarkan kondisi nyata tersebut, aktivitas belajar siswa yang cenderung rendah merupakan masalah problematis dan perlu ditangani secara segera. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, proses pembelajaran IPA menekankan pemberian pengalaman langsung melalui kerja ilmiah dalam memperoleh sejumlah pengetahuan. Artinya, proses pembelajaran menekankan siswa untuk berbuat. Akan tetapi kegiatan berbuat tidak diartikan sebagai kegiatan fisik semata, melainkan dengan kegiatan mental dan emosional. Sejumlah aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran tersebut dapat digambarkan melalui kegiatan mengidentifikasi masalah yang disajikan guru, merumuskan masalah, membuat hipotesis, mengumpulkan data melalui eksperimen, menginterpretasi data, dan menarik kesimpulan berdasarkan data yang didapat melaui percobaan. Oleh sebab itu, diperlukan pendekatan, model maupun metode yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran.

Dalam kegiatan belajar, proses dan hasil merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan. Sebagaimana dikemukakan oleh Ibrahim, dkk. (2011, hlm. 140) bahwa “pada dasarnya proses belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku secara keseluruhan baik yang menyangkut segi kognitif, afektif maupun psikomotor”. Pendapat tersebut mengasumsikan bahwa hasil belajar pada


(12)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tiga ranah sangat dipengaruhi oleh proses pembelajaran. Artinya, apabila proses pembelajaran baik, maka hasil belajarnya pun akan baik pula.

Dari sekian banyak pendekatan, model maupun metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa, model pembelajaran berbasis inkuiri khususnya inkuiri terbimbing diperkirakan cocok untuk mengatasi masalah aktivitas siswa yang cenderung pasif. Melalui model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing, aktivitas siswa sangat dioptimalkan dalam proses pembelajaran melalui serangkaian kegiatan ilmiah dalam memperoleh sekumpulan pengetahuan. Selain aktivitas siswa yang dioptimalkan, model pembelajaran berbasis inkuiri ini dapat mengembangkan sejumlah kemampuan yang terimplementasikan dalam kerja ilmiah. Kemampuan yang dimaksud meliputi kemampuan berpikir kritis, analisis, dan kemampuan berpikir logis. Sebagaimana dikemukakan oleh Jufri (2013, hlm 92) bahwa :

melalui model pembelajaran berbasis inkuiri peserta didik difasilitasi untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan ilmiah yang mendasar yang meliputi mengobservasi, mengklasifikasi, menghitung, merumuskan hipotesis, membuat relasi tuang dan waktu, mengukur, menginterpretasikan data, merancang eksperimen dan sebagainya.

Pemilihan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing ini dilandasi pula oleh pendapat yang dikemukakan oleh Trianto (2007, hlm. 135) yang menyebutkan bahwa sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah: “1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; 2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; dan 3) mengembangkan sikap percaya diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri”. Dijelaskan lebih lanjut oleh Trianto (2007, hlm. 136) bahwa “pembelajaran inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung kedalam proses ilmiah ke dalam waktu yang relatif singkat”.

Melalui model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran serta menemukan pengetahuan atau informasi baru secara langsung melalui serangkaian kegiatan ilmiah yang


(13)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dirancang guru sehingga dapat membantu siswa memahami suatu konsep IPA dengan mudah dan cermat. Selain itu, melalui model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing, pengetahuan yang diperoleh siswa akan mempribadi atau bermakna.

Adapun teori yang melandasi model pembelajaran berbasis inkuiri yaitu teori konstruktivisme. Teori ini memandang bahwa belajar merupakan proses berpikir yang kompleks, artinya belajar lebih di tekankan pada proses dari pada hasil belajar (Jufri, 2013). Pengetahuan maupun informasi baru yang hendak diperoleh siswa pada dasarnya datang dari tindakan. Tindakan yang dimaksud merupakan sejumlah tindakan kompleks yang dilakukan siswa dalam memproses pengetahuan baru. Oleh sebab itu, teori konstruktivisme ini menekankan guru sebagai organisator yang merancang pembelajaran agar siswa terlibat aktif dalam membangun pengetahuannya.

Konstruktivisme berkembang atas dasar psikologi perkembangan kognitif Piaget dan Vigotsky. Kedua ahli tersebut menyatakan bahwa perkembangan kognitif seseorang hanya akan terjadi jika konsep awalnya mengalami proses ketidakseimbangan dengan adanya informasi baru yang di terima. Titik berat dari teori konstruktivisme adalah gagasan bahwa peserta didik harus membangun pengetahuannya sendiri. Melalui kegiatan berbasis inkuiri peserta didik dapat terlibat dalam proses mereorganisasi struktur pengetahuannya melalui penggabungan konsep-konsep yang sudah dimilki sebelumnya dengan ide-ide baru (Cartier dalam Jufri, 2013, hlm. 94).

Secara garis besar model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran melalui sejumlah aktivitas/kegiatan dalam memperoleh sekumpulan pengetahuan melalui kerja ilmiah yang dirancang oleh guru dengan tujuan agar siswa dapat membangun struktur pengetahuannya secara mandiri melalui


(14)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penggabungan konsep-konsep yang sudah dimiliki siswa sebelumnya dengan pengetahuan baru yang akan diperoleh.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, peneliti mengangkat judul “penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA di sekolah dasar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan umum dalam penelitian ini adalah ”Bagaimanakah pelaksanaan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing pada mata pelajaran IPA materi gaya untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V di SDN 2 Cibogo?”. Untuk menjawab masalah tersebut, penulis jabarkan ke dalam beberapa pertanyaan khusus sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA materi Gaya di kelas V

dengan menerapkan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing?

2. Bagaimanakah peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi gaya di kelas V setelah dilaksanakan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan deskripsi mengenai penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA materi gaya. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1. Memperoleh gambaran pelaksanaan pembelajaran IPA materi gaya di kelas V dengan menerapkan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing.


(15)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi gaya di kelas V setelah menerapkan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan solusi dari permasalahan yang terjadi pada proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi gaya. Serta dapat memberi manfaat bagi semua pihak yang terkait, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

Siswa dapat memperoleh pengalaman belajar, meningkatkan aktivitas belajar, dan meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran IPA materi gaya di kelas V melalui Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing.

2. Bagi Guru

Memberikan informasi dan wawasan mengenai cara pembelajaran pada mata pelajaran IPA materi gaya dengan menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Inkuri Terbimbing sehingga pada akhirnya guru dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai upaya untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajar di kelas dan meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi gaya.

3. Bagi Sekolah

Meningkatkan kualitas mutu pendidikan di sekolah guru yang bersangkutan, mengembangkan sikap profesional guru, dan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan oleh guru-guru lain di SDN 2 Cibogo Lembang yang memiliki permasalahan dengan situasi dan kondisi yang sama dengan menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing pada mata pelajaran IPA materi gaya. Selain itu, hasil penelitian ini dapat di jadikan


(16)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rujukan oleh sekolah untuk mengembangkan kurikulum yang berkaitan dengan mata pelajaran IPA.

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi gaya.

E. Hipotesis Tindakan

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPA di sekolah dasar.

F. Definisi Operasional

Dalam bagian ini, akan dijelaskan mengenai definisi dari masing-masing variabel yang dijadikan kata kunci penelitian ini. Adapun kata kunci yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing yang dimaksud dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran melalui sejumlah aktivitas/kegiatan dalam memperoleh sekumpulan pengetahuan melalui kerja ilmiah yang dirancang oleh guru dengan tujuan agar siswa dapat membangun struktur pengetahuannya secara mandiri melalui penggabungan konsep-konsep yang sudah dimiliki siswa sebelumnya dengan pengetahuan baru yang akan diperoleh.

Sintaks model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing tersebut meliputi lima tahap yaitu: 1) Tahap penyajian masalah; 2) Tahap pengumpulan data untuk verifikasi; 3) Tahap pengumpulan data melalui eksperimen; 4) Tahap merumuskan penjelasan; dan 5) Tahap menganalisis prosedur inkuiri.


(17)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterlaksanaan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing diukur melalui lembar observasi aktivitas guru.

2. Aktivitas belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala kegiatan yang dilakukan siswa baik kegiatan yang bersifat fisik maupun non-fisik dalam situasi belajar. Kegiatan fisik yang dimaksud dapat berbentuk kegiatan pengumpulan data, pengukuran, memperagakan suatu konsep, menulis suatu konsep, menjawab pertanyaan, dan sebagainya. Sedangkan kegiatan non-fisik dapat berbentuk kegiatan pengamatan terhadap suatu pengetahuan baru, menginterpretasikan data, memecahkan masalah yang diamati, menyatakan gagasan, dan sebagainya.

Jenis aktivitas yang diukur dalam penelitian ini yaitu: 1) Aktivitas visual; 2) Aktivitas lisan; 3) Aktivitas mendengarkan; 4) Aktivitas menulis; 5) Aktivitas gerak; 6) Aktivitas mental; dan 7) Aktivitas emosional.

Keterlaksanaan aktivitas siswa diukur melalui lembar observasi aktivitas siswa.


(18)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas (PTK). Kunandar (2008, hlm. 44) mengemukakan bahwa:

PTK didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus.

Sejalan dengan pendapat di atas, Kusumah dan Dwitagama (2009, hlm. 9) mengemukakan bahwa:

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisifatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan guru seorang diri maupun secara bersama-sama dengan orang lain (kolaboratif) untuk memperbaiki pembelajaran yang telah dilakukan ataupun meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelasnya dengan langkah merencanakan, melaksanakan tindakan, mengobservasi dan merefleksikan tindakan. Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam rangka pengembangan profesinya (Kunanadar, 2008, hlm. 45).


(19)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

P erencanaan

Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Kunandar, 2008, hlm. 70-71) bahwa “penelitian tindakan kelas dilakukan melalui proses yang dinamis dan komplementari yang terdiri dari empat momentum esensial”. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa penelitian tindakan kelas bersifat dinamis artinya proses penelitian dapat dilakukan secara berkesinambungan dan penelitian dapat dihentikan apabila peneliti merasa telah mendapatkan hasil yang diinginkan. Sedangkan komplementari dapat diartikan bahwa keempat momentum esensial tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling mengimbangi satu sama lain dalam proses penelitian yang terlaksana melalui suatu siklus. Keempat momentum esensial tersebut terdiri dari penyusunan rencana, tindakan, observasi, dan refleksi.

Peneliti menggunakan model Kemmis dan Mc Taggert pada pelaksanaan tindakan (treatment) karena model ini memfasilitasi peneliti untuk memperbaiki tindakan yang telah dilakukan melalui kegiatan refleksi dengan mengacu pada data yang telah didapat sehingga kekurangan-kekurangan yang terdapat pada setiap siklus dapat diperbaiki dan dimodifikasi pada kegiatan perencanaan untuk siklus selanjutnya.

Berikut ini alur empat unsur pokok model penelitian tindakan kelas dari Kemmis dan Mc Taggart (dalam Kusumah dan Dwitagama, 2009, hlm. 21) yang disajikan dalam tiga siklus sesuai dengan penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti.

Siklus I


(20)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Model PTK menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Kusumah

dan Dwitagama, 2009, hlm. 21)

a. Perencanaan yaitu suatu kegiatan awal untuk menyusun tindakan yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran dalam memecahkan masalah berdasarkan pengamatan awal terhadap situasi kelas.

b. Tindakan yaitu kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru secara nyata di dalam kelas. Tindakan ini merupakan implementasi dari perencanaan yang telah dibuat sebelumnya untuk memperbaiki ataupun memecahkan masalah dalam pembelajaran.

c. Observasi yaitu pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan (treatment) yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran. Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan semua tindakan (treatment) dalam praktik mengajar dan memberikan kontribusi dalam pelaksanaan tindakan (treatment) selanjutnya. d. Refleksi yaitu proses perenungan terhadap tindakan (treatment) yang telah

dilaksanakan yang didukung oleh catatan-catatan pada tahap observasi. Pada tahap rekleksi ini peneliti mengingat, mengkaji tindakan (treatment) dan mempertimbangkan tindakan selanjutnya berdasarkan analisis terhadap catatan-catatan hasil observasi dan dampak nyata hasil dari tindakan (teratment) terhadap objek penelitian yakni siswa dari berbagai aspek. Selanjutnya peneliti menyusun rencana baru berdasarkan refleksi dari rencana awal.

C. Subjek dan Lokasi Penelitian

Siklus III

Observasi

Observasi


(21)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Subjek Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini, yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN 2 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat tahun pelajaran 2013-2014 dengan jumlah siswa 40 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 9 sampai 17 Mei 2014. Alasan penulis memilih SDN 2 Cibogo Lembang karena penulis melaksanakan tugas Pendidikan Latihan Profesi (PLP) di sekolah tersebut sehingga mengetahui permasalahan yang muncul di kelas.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Cibogo yang beralamat di jalan Tangkuban Perahu Asrama Brimob Detasemen B pelopor Desa Cikole Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur yang ditempuh peneliti dalam melaksanakan penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Model ini terdiri dari empat tahap pada setiap siklus yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam tiga siklus dimana setiap siklus dilalui dengan rincian sebagai berikut.

Siklus I

1. Perencanaan

a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah SDN 2 Cibogo selaku pimpinan sekolah.

b. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menerapkan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing


(22)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai gaya gravitasi dengan menerapkan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing.

d. Membuat lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi aktivitas guru, dan catatan lapangan.

e. Membuat lembar kegiatan siswa (LKS).

f. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran.

g. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

2. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, peneliti melaksanakan pembelajaran di kelas sesuai dengan rencana yang telah dibuat yakni dengan menerapkan sintaks model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing. Adapun langkah-langkah pembelajaran pada tindakan ini meliputi:

1) Pendahuluan

 Guru mengkondisikan kelas dan memotivasi siswa.  Guru memberikan apersepsi.

 Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan dipelajari siswa mengenai gaya gravitasi.

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran mengenai gaya gravitasi.

2) Kegiatan inti

Tahap penyajian masalah

 Guru memunculkan masalah mengenai materi gaya gravitasi dalam bentuk pertanyaan.

 Siswa diminta merumuskan jawaban sementara berdasarkan permasalahan.  Guru menjelaskan prosedur inkuiri yang akan dilakukan siswa.


(23)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Siswa diberi waktu untuk mencari data/informasi yang mendukung hipotesis berdasarkan pengetahuan atau pengalaman awalnya.

Tahap pengumpulan data melalui eksperimen

 Guru membagi siswa menjadi delapan kelompok heterogen.  Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok.

 Siswa melakukan eksperimen untuk membuktikan hipotesis.

 Siswa mengamati percobaan dan mencatat data yang didapat pada LKS.  Guru memberikan bimbingan selama ekperimen dan membantu siswa

yang mengalami kesulitan dalam melakukan percobaan. Tahap merumuskan penjelasan

 Siswa diminta untuk mengolah dan menafsirkan data berdasarkan percobaan yang telah dilakukan.

 Guru membimbing siswa merumuskan kesimpulan akhir berupa penjelasan rasional sesuai hasil interpretasi data.

Tahap menganalisis prosedur inkuiri

 Siswa diminta untuk menentukan apakah hipotesis diterima atau ditolak berdasarkan analisis terhadap prosedur inkuiri yang dilakukan dan kesimpulan yang diperoleh.

 Guru memberikan timbal balik terhadap prosedur inkuiri yang telah dilaksanakan siswa.

3) Penutup

 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang telah dipelajari.

 Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

 Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru.

 Guru menginformasikan materi pelajaran yang akan dipelajari siswa pada pertemuan selanjutnya.


(24)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Guru bersama-sama dengan siswa berdo’a sebelum mengakhiri kegiatan belajar.

3. Observasi

Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dilakukan oleh observer dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti sebelumnya. Kegiatan observer selama proses pembelajaran berlangsung diantaranya sebagai berikut.

a. Mengamati proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan menerapkan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dan mencatat pada lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya.

b. Mengamati aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang dilaksanakan guru dengan menerapkan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing.

4. Refleksi

Setelah melaksanakan tindakan (treatment), peneliti bersama observer dan guru kelas V berdikusi membahas tindakan (treatment) yang telah dilakukan guru dalam proses pembelajaran berdasarkan data hasil pengamatan observer yang tertuang dalam lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Pada tahap ini dilakukan analisis data hasil observasi untuk mengetahui hasil awal aktivitas belajar siswa dan proses pembelajaran yang dilakukan guru dalam menerapkan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing pada siklus satu sebagai masukan untuk pelaksanaan tindakan siklus selanjutnya.

Siklus II

1. Perencanaan

Perencanaan pada siklus II merupakan rekonstruksi berdasarkan hasil refleksi pada siklus I tindakan I. Perencanaan pada siklus II meliputi kegiatan:


(25)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan menerapkan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing.

b. Membuat lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi aktivitas guru, dan catatan lapangan.

c. Membuat lembar kegiatan siswa (LKS).

d. Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.

e. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

2. Pelaksanaan

Kegiatan pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah dibuat berdasarkan hasil refleksi siklus I yang dalam pelaksanaannya menerapkan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing. Langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing pada siklus II ini meliputi:

1) Pendahuluan

 Guru mengkondisikan kelas dan memotivasi siswa.  Guru memberikan apersepsi.

 Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan dipelajari siswa mengenai gaya gesek.

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran mengenai materi gaya gesek. 2) Kegiatan inti

Tahap penyajian masalah

 Guru memunculkan masalah mengenai materi gaya gesek dalam bentuk pertanyaan.

 Siswa diminta untuk merumuskan jawaban sementara berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan.

 Guru menjelaskan prosedur inkuiri yang akan dilakukan siswa. Tahap pengumpulan data untuk verifikasi


(26)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Siswa diberi waktu untuk mencari data/informasi yang mendukung hipotesis berdasarkan pengetahuan atau pengalaman awalnya.

Tahap pengumpulan data melalui eksperimen

 Guru membagi siswa menjadi delapan kelompok heterogen.  Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok.

 Siswa melakukan eksperimen untuk membuktikan hipotesis.

 Siswa mengamati percobaan dan mencatat data yang didapat pada LKS.  Guru memberikan bimbingan selama ekperimen dan membantu siswa

yang mengalami kesulitan dalam melakukan percobaan. Tahap merumuskan penjelasan

 Siswa diminta untuk mengolah dan menafsirkan data berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan.

 Guru membimbing siswa merumuskan kesimpulan akhir berupa penjelasan rasional sesuai hasil interpretasi data.

Tahap menganalisis prosedur inkuiri

 Siswa diminta untuk menentukan apakah hipotesis diterima atau ditolak berdasarkan analisis terhadap prosedur inkuiri yang dilakukan dan kesimpulan yang diperoleh.

 Guru memberikan timbal balik terhadap prosedur inkuiri yang telah dilaksanakan siswa.

3) Penutup

 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang telah dipelajari.

 Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

 Siswa mengerjakan soal yang diberikan guru.

 Guru menginformasikan materi pelajaran yang akan dipelajari siswa pada pertemuan selanjutnya.


(27)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Guru bersama-sama dengan siswa berdo’a sebelum mengakhiri kegiatan belajar.

3. Observasi

Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa dilakukan oleh observer dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti sebelumnya. Kegiatan observer selama proses pembelajaran berlangsung diantaranya sebagai berikut.

a. Mengamati proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan menerapkan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dan mencatat pada lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya.

b. Mengamati aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan menerapkan model pembelajaran berbasisi inkuiri terbimbing.

4. Refleksi

Setelah melaksanakan tindakan (treatment), peneliti bersama observer dan guru kelas V berdikusi membahas tindakan (treatment) yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran berdasarkan data hasil pengamatan observer yang tertuang dalam lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Pada tahap ini dilakukan analisis data hasil observasi untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan proses pembelajaran yang dilakukan guru dalam menerapkan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing pada siklus dua sebagai masukan untuk pelaksanaan tindakan siklus selanjutnya.

Siklus III

1. Perencanaan

Perencanaan pada siklus III merupakan rekonstruksi berdasarkan hasil refleksi pada siklus II tindakan II. Perencanaan pada siklus III meliputi kegiatan:


(28)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengenai gaya magnet dengan menerapkan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing.

b. Membuat lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi aktivitas guru, dan catatan lapangan.

c. Membuat lembar kegiatan siswa (LKS).

d. Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.

e. Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

2. Pelaksanaan

Kegiatan pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah dibuat berdasarkan hasil refleksi siklus II yang dalam pelaksanaannya menerapkan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing. Langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing pada siklus III ini meliputi:

1) Pendahuluan

 Guru mengkondisikan kelas dan memotivasi siswa.  Guru memberikan apersepsi.

 Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan dipelajari siswa mengenai gaya magnet.

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran mengenai materi gaya magnet.. 2) Kegiatan inti

Tahap penyajian masalah

 Guru memunculkan masalah mengenai materi gaya magnet dalam bentuk pertanyaan.

 Siswa diminta merumuskan jawaban sementara (hipotesis) berdasarkan permasalahan.


(29)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Guru menjelaskan prosedur inkuiri yang akan dilakukan siswa. Tahap pengumpulan data untuk verifikasi

 Siswa diberi waktu untuk mencari data/informasi yang mendukung hipotesis berdasarkan pengetahuan atau pengalaman awalnya.

Tahap pengumpulan data melalui eksperimen

 Guru membagi siswa menjadi delapan kelompok heterogen.  Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok.

 Siswa melakukan eksperimen untuk membuktikan hipotesis.

 Siswa mengamati percobaan dan mencatat data yang didapat pada LKS.  Guru memberikan bimbingan selama ekperimen dan membantu siswa

yang mengalami kesulitan dalam melakukan percobaan. Tahap merumuskan penjelasan

 Siswa diminta untuk mengolah dan menafsirkan data berdasarkan percobaan yang telah dilakukan.

 Guru membimbing siswa merumuskan kesimpulan akhir berupa penjelasan rasional sesuai hasil interpretasi data.

Tahap menganalisis prosedur inkuiri

 Siswa diminta untuk menentukan apakah hipotesis diterima atau ditolak berdasarkan analisis terhadap prosedur inkuiri yang dilakukan dan kesimpulan yang diperoleh.

 Guru memberikan timbal balik terhadap prosedur inkuiri yang telah dilaksanakan siswa.

3) Penutup

 Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang telah dipelajari.

 Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.


(30)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Guru bersama-sama dengan siswa berdo’a sebelum mengakhiri kegiatan belajar.

3. Observasi

Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dilakukan oleh observer dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti sebelumnya. Kegiatan observer selama proses pembelajaran berlangsung diantaranya sebagai berikut.

a. Mengamati proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan menerapkan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dan mencatat pada lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya.

b. Mengamati aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan menerapkan model pembelajaran berbasisi inkuiri terbimbing.

4. Refleksi

Setelah melaksanakan tindakan (treatment), peneliti bersama observer dan guru kelas V berdikusi membahas evaluasi hasil tindakan dan skenario pembelajaran yang telah dilakukan berdasarkan data hasil pengamatan observer yang tertuang dalam lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Pada tahap ini dilakukan analisis data hasil observasi untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan proses pembelajaran yang dilakukan guru dalam menerapkan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing pada siklus tiga.

E. Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi atau sering disebut dengan pengamatan merupakan kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh indera


(31)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Arikunto, 2002, hlm. 133). Observasi tidak hanya terbatas pada indera penglihatan, akan tetapi meliputi indera pendengaran, penciuman, peraba dan pengecap. Dalam penelitian ini, observasi yang digunakan yakni observasi checklist. Bundu (2006, hlm. 61) mengemukakan bahwa Checklist (daftar cek) merupakan daftar prosedur, kegiatan atau tingkah laku yang direkam pada saat situasi itu terjadi. Checklist dapat dengan cepat dan efektif merekam apakah ciri dan tingkah laku tertentu muncul atau tidak”. Sedangkan untuk mengamati keterlaksanaan aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran, peneliti bekerja sama dengan observer.

b. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelgensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2002, hlm. 127). Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mengukur ketercapaian siswa terhadap tujuan pembelajaran dalam ranah kognitif setelah diberikan tindakan.

c. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan kegiatan pengamatan terhadap segala peristiwa yang terjadi selama proses pembelajaran dengan menggunakan indera penglihatan dan indera pendengaran.

2. Alat pengumpul data

a. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan sebagai alat untuk mengukur proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dan alat untuk mengukur aktivitas belajar siswa. Lembar observasi dalam penelitian ini meliputi:

1) Lembar observasi aktivitas guru. Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati kesesuaian antara proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan rencana awal yang telah ditetapkan.


(32)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memperoleh data mengenai aktivitas belajar siswa secara individu yang diisi oleh observer setelah melakukan pengamatan.

b. Lembar Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes tertulis (post-test) berbentuk isian. Tes ini digunakan untuk memperoleh data mengenai hasil belajar siswa secara individu terhadap penguasaan konsep materi gaya. Tujuan dari tes ini untuk melihat ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar siswa yang bertitik tolak pada aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menerapkan model pembelajaran berbasis inkuiri.

c. Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk menuliskan peristiwa-peristiwa penting selama proses pembelajaran berlangsung. Peristiwa penting tersebut seperti pengelolaan kelas yang dilakukan guru selama proses pembelajaran, interaksi guru dengan siswa maupun interaksi siswa dengan siswa. Catatan lapangan ini diisi oleh mitra guru pada saat pembelajaran berlangsung, hal tersebut dimaksudkan agar guru bisa membelajarkan siswa secara maksimal.

F. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi data hasil observasi dan data hasil post-test. Data yang telah diperoleh kemudian diolah untuk mengetahui perkembangan aktivitas guru dan aktivitas belajar siswa selama proses tindakan serta untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa. Data hasil observasi diolah untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa setelah diberikan tindakan selama tiga siklus dan untuk mengetahui peningkatan keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru dalam menerapkan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing. Sedangkan data post-test diolah untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa pada aspek kognitif. Pengolahan data hasil


(33)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

observasi dan hasil post-test dijelaskan sebagai berikut: a. Pengolahan data hasil observasi aktivitas siswa.

Untuk menghitung persentase keterlaksanaan aktivitas siswa selama proses pembelajaran digunakan rumus sebagai berikut:

Keterlaksanaan Aktivitas Siswa = x 100%

Adapun kriteria keterlaksanaan aktivitas siswa dalam pembelajaran disajikan pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Kriteria Aktivitas Siswa

No Persentase (%) Keterangan

1 81,7 % - 100 % Baik

2 48,3 % - 81,3 % Cukup

3 0 % - 48 % Kurang

(Suherman dalam Tusriyanto, 2009, hlm. 78) b. Pengolahan data hasil observasi aktivitas guru

Untuk menghitung persentase keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru, digunakan rumus sebagai berikut:

Persentase = x 100%

Kemudian untuk menginterpretasikan keterlaksanaan pembelajaran yang telah diperoleh, hasil tersebut diklasifikasikan berdasarkan kategori yang disajikan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Klasifikasi Persentase Keterlaksanaan Aktivitas Guru

Persentase Kategori

87,60% - 100% Sangat Baik

62,60% - 87,50% Baik

37,60% - 62,50% Cukup

25,00% - 37,50% Kurang

0,00% – 24,90% Sangat Kurang


(34)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Pengolahan Data Hasil Post-test 1) Penskoran (scoring)

Soal post-test yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk isian tertulis yang berjumlah 5 soal. Setiap butir soal mempunyai bobot berbeda disesuaikan dengan tingkat kesukaran dan aspek kognitif pada tiap butir soal sehingga skor maksimum pada setiap tes berbeda.

2) Menghitung nilai siswa menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan : N = Nilai

3) Menghitung nilai rata-rata post-test menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

X = Rata-rata nilai post-test

∑ x = Jumlah keseluruhan nilai siswa N = Jumlah siswa

Selanjutnya nilai rata-rata yang telah di peroleh diinterpretasikan kedalam kategori yang disajikan pada Tabel 3.3

Tabel 3.3 Predikat Nilai Rata-rata Siswa

Nilai Rata-rata Predikat

80 – 100 Sangat Baik

60 – 79 Baik

40 – 59 Cukup

21 – 39 Kurang

0 – 29 Sangat Kurang

N =

x 100


(35)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Syah, 2013, hlm. 151) 4) Menghitung persentase ketuntasan kelas menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

TB = Ketuntasan belajar

∑ x = Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 65 N = Jumlah siswa keseluruhan.

Selanjutnya persentase ketuntasan belajar tersebut diinterpretasikan kedalam kategori yang disajikan pada Tabel 3.4

Tabel 3.4 Predikat Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

Nilai Rata-rata Predikat

80 – 100 Sangat Baik

60 – 79 Baik

40 – 59 Cukup

21 – 39 Kurang

0 – 29 Sangat Kurang

(Syah, 2013, hlm. 151)

2. Analisis Data

Analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif.

1) Data kualitatif adalah data dalam bentuk kata-kata. Analisis data kualitatif digunakan pada data yang diperoleh dari hasil observasi tentang aktivitas belajar siswa dan keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru dengan menerapkan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing pada pelajaran IPA materi gaya. Peneliti mengumpulkan data dari tiga sudut pandang berbeda


(36)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yakni dari sudut pandang peneliti sebagai guru, siswa dan observer. Data tersebut kemudian dianalisis dan dilakukan perbaikan untuk pembelajaran selanjutnya jika diperlukan.

2) Data kuantitatif adalah data dalam bentuk angka. Analisis kuantitatif digunakan pada data hasil observasi keterlaksanaan aktivitas siswa, data hasil keterlaksanaan aktivitas guru dan data hasil post-test pada ranah kognitif. Data tersebut diolah kemudian disimpulkan tentang keberhasilan tindakan pada setiap siklus.


(37)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang dihasilkan dari observer, mitra guru dan hasil belajar siswa terhadap kegiatan pembelajaran IPA materi gaya dengan menerapkan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing didapatkan data sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran IPA materi gaya dengan menerapkan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing yakni dengan langkah-langkah: 1) Tahap Penyajian Masalah; 2) Tahap Pengumpulan Data untuk Verifikasi; 3) Tahap Pengumpulan Data melalui Eksperimen; 4) Tahap Merumuskan Penjelasan; dan 5) Tahap Menganalisis Prosedur Inkuiri. Keterlaksanaan aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing di kelas V SDN 2 Cibogo Lembang pada materi gaya meningkat pada setiap siklus. Persentase keterlaksanaan aktivitas guru pada siklus I sebesar 82,61%, pada siklus II meningkat menjadi 91,30%, dan pada siklus III meningkat kembali menjadi 100%.

2. Melalui model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing pada mata pelajaran IPA materi gaya di kelas V SDN 2 Cibogo Lembang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini terbukti dari persentase keterlaksanaan aktivitas siswa pada setiap siklus meningkat. Siswa yang melakukan aktivitas visual pada siklus I sebesar 76,34%, pada siklus II meningkat menjadi 85,56%, dan pada siklus III meningkat kembali menjadi 96,55%. Siswa yang melakukan aktivitas lisan pada siklus I sebesar 53,23%, pada siklus II meningkat menjadi 75%, dan pada siklus III meningkat kembali menjadi 87,93%. Siswa yang melakukan aktivitas mendengarkan pada siklus I sebesar 56,99%, pada siklus II meningkat menjadi 72,22%, dan pada siklus III


(38)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meningkat kembali menjadi 89,85%. Siswa yang melakukan aktivitas menulis pada siklus I sebesar 81,72%, pada siklus II meningkat menjadi 88,89%, dan pada siklus III meningkat kembali menjadi 98,85%. Siswa yang melakukan aktivitas motorik pada siklus I sebesar 83,87, pada siklus II meningkat menjadi 93,33%, dan pada siklus III meningkat kembali menjadi 96,55%. Siswa yang melakukan aktivitas mental pada siklus I sebesar 60,22%, pada siklus II meningkat menjadi 75,56%, dan pada siklus III meningkat kembali menjadi 91,95%. Siswa yang melakukan aktivitas emosional pada siklus I sebesar 64,52%, pada siklus II meningkat menjadi 90%, dan pada siklus III meningkat kembali menjadi 100%.

B. Rekomendasi

1. Untuk Guru

Model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, untuk itu guru dapat menggunakan model ini dalam pembelajaran IPA materi gaya di kelas V. Model ini dapat dijadikan alternatif bagi guru agar tidak selalu menggunakan metode ekspositori saja dalam menyampaikan materi pembelajaran. Hal itu dikarenakan metode ekspositori memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dengan sumber belajar dalam memperoleh pengetahuan mengenai materi yang dipelajari. Akan tetapi, sebelum guru mengaplikasikan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dalam menyemapikan materi pelajaran, guru harus mempelajari dan memahami terlebih dahulu model ini secara mendalam dan komprehensif sehingga ketika digunakan dapat terlaksana dengan baik. Pada penelitian ini, peningkatan yang paling rendah terjadi pada aktivitas lisan yakni pada indiktor kinerja menjawab penrtanyaan yang diajukan guru. Berkenaan dengan hal tersebut, guru perlu memberikan motivasi dan stimulus kepada siswa agar siswa berani dan percaya diri dalam menjawab pertanyaan yang diajukan guru.


(39)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Untuk Sekolah

Model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing sangat membantu dalam meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran terutama mata pelajaran IPA karena penerapan model ini berdampak positif terhadap peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Harapannya sekolah dapat memfasilitasi dan mengarahkan guru pada model pembelajaran yang bersifat Student Centered salahsatunya melalui model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing. Selain itu, dalam rangka menunjang kegiatan pembelajaran melalui model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing, sekolah perlu menyediakan media ataupun alat peraga yang akan digunakan guru maupun siswa dalam proses pembelajaran.

3. Untuk Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan oleh peneliti lain untuk dicobakan kembali pada siswa, kelas, materi maupun mata pelajaran yang berbeda sehingga penelitian ini dapat dijadikan perbandingan guna meningkatkan hasil penelitian selanjutnya.


(40)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Azmiyawati, C., Omegawati, M.H., dan Kusumawati, R. (2008) IPA 5. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional.

Darwati, A. (2012) Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar IPA dengan Metode Pembelajaran Discovery pada Siswa Kelas V di SDN Pasir Madang 03 Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi, FIP, Universitas Pendidikan Indonesia.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Mata Pelajaran. Jakarta: Dharma Bhakti.

Dewi, R.M. (2012) Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Gaya dalam Pembelajaran IPA. Skripsi, FIP, Universitas Pendidikan Indonesia.

Hamalik, O. (2013) Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hamdani. (2011) Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Hanafiah, N. dan Suhana, C. (2012) Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.

Ibrahim, dkk. (2011) Kurikulum & Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Isnaini, I. (2013) Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan Metode Bermain Beran pada Siswa Kleas IV SDN 19. Jurnal. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 2 (3), hlm. 1-13.


(41)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jufri, W. (2013) Belajar dan Pembelajaran Sains. Jakarta: Pusta Reka Cipta.

Kiswanto, H. (2013) Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA melalui Pendekatan Inkuiri di SD. Jurnal. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 2 (1), hlm. 1-11.

Kunandar. (2008) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rajawali Press.

Kusumah, W. dan Dwitagama, D. (2010) Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks Permata Puri Media.

Ma’mun, E. (2012) Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa dalam Pembelajaran IPA Materi Gaya. Skripsi, FIP, Universitas Pendidikan Indonesia.

Samatowa, U. (2010) Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Permata Puri Media.

Sanjaya, W. (2011) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sardiman. (2011) Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sulistyanto, H. dan Wiyono, E. (2008) Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional.

Syah, M. (2013) Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Trianto. (2007) Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik . Jakarta: Perpustakaan Nasional Katalog Dalam Terbitan.

Tusriyanto. (2009) Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.


(42)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Widodo, A. dkk. (2010) Pendidikan IPA di Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

Wonorahardjo, S. (2010) Dasar-Dasar Sains. Jakarta: PT Indeks.

Yanthi, N. (2012) Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Sikap Ilmiah Siswa Sekolah Dasar. Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.


(43)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(1)

123

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meningkat kembali menjadi 89,85%. Siswa yang melakukan aktivitas menulis pada siklus I sebesar 81,72%, pada siklus II meningkat menjadi 88,89%, dan pada siklus III meningkat kembali menjadi 98,85%. Siswa yang melakukan aktivitas motorik pada siklus I sebesar 83,87, pada siklus II meningkat menjadi 93,33%, dan pada siklus III meningkat kembali menjadi 96,55%. Siswa yang melakukan aktivitas mental pada siklus I sebesar 60,22%, pada siklus II meningkat menjadi 75,56%, dan pada siklus III meningkat kembali menjadi 91,95%. Siswa yang melakukan aktivitas emosional pada siklus I sebesar 64,52%, pada siklus II meningkat menjadi 90%, dan pada siklus III meningkat kembali menjadi 100%.

B. Rekomendasi

1. Untuk Guru

Model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, untuk itu guru dapat menggunakan model ini dalam pembelajaran IPA materi gaya di kelas V. Model ini dapat dijadikan alternatif bagi guru agar tidak selalu menggunakan metode ekspositori saja dalam menyampaikan materi pembelajaran. Hal itu dikarenakan metode ekspositori memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dengan sumber belajar dalam memperoleh pengetahuan mengenai materi yang dipelajari. Akan tetapi, sebelum guru mengaplikasikan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dalam menyemapikan materi pelajaran, guru harus mempelajari dan memahami terlebih dahulu model ini secara mendalam dan komprehensif sehingga ketika digunakan dapat terlaksana dengan baik. Pada penelitian ini, peningkatan yang paling rendah terjadi pada aktivitas lisan yakni pada indiktor kinerja menjawab penrtanyaan yang diajukan guru. Berkenaan dengan hal tersebut, guru perlu memberikan motivasi dan stimulus kepada siswa agar siswa berani dan percaya diri dalam menjawab pertanyaan yang diajukan guru.


(2)

124

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Untuk Sekolah

Model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing sangat membantu dalam meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran terutama mata pelajaran IPA karena penerapan model ini berdampak positif terhadap peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Harapannya sekolah dapat memfasilitasi dan mengarahkan guru pada model pembelajaran yang bersifat Student Centered salahsatunya melalui model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing. Selain itu, dalam rangka menunjang kegiatan pembelajaran melalui model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing, sekolah perlu menyediakan media ataupun alat peraga yang akan digunakan guru maupun siswa dalam proses pembelajaran.

3. Untuk Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan oleh peneliti lain untuk dicobakan kembali pada siswa, kelas, materi maupun mata pelajaran yang berbeda sehingga penelitian ini dapat dijadikan perbandingan guna meningkatkan hasil penelitian selanjutnya.


(3)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Azmiyawati, C., Omegawati, M.H., dan Kusumawati, R. (2008) IPA 5. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional.

Darwati, A. (2012) Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar IPA dengan Metode Pembelajaran Discovery pada Siswa Kelas V di SDN Pasir Madang 03 Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi, FIP, Universitas Pendidikan Indonesia.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Mata Pelajaran. Jakarta: Dharma Bhakti.

Dewi, R.M. (2012) Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Gaya dalam Pembelajaran IPA. Skripsi, FIP, Universitas Pendidikan Indonesia.

Hamalik, O. (2013) Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hamdani. (2011) Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Hanafiah, N. dan Suhana, C. (2012) Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.

Ibrahim, dkk. (2011) Kurikulum & Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Isnaini, I. (2013) Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan Metode Bermain Beran pada Siswa Kleas IV SDN 19. Jurnal. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 2 (3), hlm. 1-13.


(4)

126

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jufri, W. (2013) Belajar dan Pembelajaran Sains. Jakarta: Pusta Reka Cipta.

Kiswanto, H. (2013) Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA melalui Pendekatan Inkuiri di SD. Jurnal. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 2 (1), hlm. 1-11.

Kunandar. (2008) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rajawali Press.

Kusumah, W. dan Dwitagama, D. (2010) Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks Permata Puri Media.

Ma’mun, E. (2012) Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa dalam Pembelajaran IPA Materi Gaya. Skripsi, FIP, Universitas Pendidikan Indonesia.

Samatowa, U. (2010) Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Permata Puri Media.

Sanjaya, W. (2011) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sardiman. (2011) Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sulistyanto, H. dan Wiyono, E. (2008) Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional.

Syah, M. (2013) Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Trianto. (2007) Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik . Jakarta: Perpustakaan Nasional Katalog Dalam Terbitan.

Tusriyanto. (2009) Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa. Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.


(5)

127

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Widodo, A. dkk. (2010) Pendidikan IPA di Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

Wonorahardjo, S. (2010) Dasar-Dasar Sains. Jakarta: PT Indeks.

Yanthi, N. (2012) Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Sikap Ilmiah Siswa Sekolah Dasar. Tesis, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.


(6)

Dede Ramdani, 2014

Penerapan model pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran ipa di sekolah dasar(penelitian tindakan kelas di sekolah dasar negeri 2 cibogo kelas v semester ii tahun ajaran 2013/2014 kecamatan lembang kabupaten bandung barat) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (PTK Pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Natar, Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 6 52

PENERAPAN VARIASI ONGOING ASSESSMENT PADA PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN METAKOGNISI DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA (Penelitian Tindakan Kelas XII IPA 1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning)

0 9 51

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA (PTK pada siswa Kelas VII di SMP PGRI 2 Braja Selebah T.P. 2012/2013)

0 3 40

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

0 0 11

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN LKS BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA PEMBELAJARAN LAJU REAKSI

0 0 8

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS PRAKTIKUM PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PESERTA DIDIK SMA

0 2 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT(NUMBERED HEADS TOGETHER) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS XI IPA 3 TAHUN PELAJARAN 20112012 (Penelitian Tindakan Kelas di SMA Negeri 8 Surakarta)

1 2 86

PENERAPAN TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

0 0 10

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV

0 1 7

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS ASESMEN PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KOLOID

0 0 8