1
Alip Ruzki, 2015 PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA
MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar hendaknya tidak hanya menyampaikan pengetahuan dan keterampilan IPS saja, akan tetapi dapat
mendorong perkembangan pemahaman dan penghayatan peserta didik terhadap prinsip dan nilai IPS. Seperti yang dikatakan Carl Rogers dalam Tonny, 2012
dalam teori belajarnya Rogers membedakan dua tipe belajar yaitu kognitif bermakna dan experiential pengalaman atau signifikansi. Menghubungkan
pengetahuan akademik kognitif ke dalam pengalaman peserta didik experiential akan membuat pembelajaran membekas dalam diri peserta didik.
Artinya, pembelajaran tidak dapat dikatakan optimal jika aspek kognitif peserta didik saja yang tercapai, tetapi juga harus merancang pembelajaran yang
menghasilkan pemahaman dan penghayatan peserta didik terhadap suatu materi.
Seperti yang di sebutkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 bahwa tujuan pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah
agar peserta didik dapat: 1 mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; 2 memiliki kemampuan dasar
untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; 3 memiliki komitemen dan
kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; 4 memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang
majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Tujuan di atas juga memperkuat bahwa pembelajaran IPS terutama di
Sekolah Dasar sangat perlu pemahaman dan penghayatan. Hal tersebut dikarenakan IPS sangat sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga
peserta didik dituntut langsung untuk dapat bertindak sesuai dengan berbekal pemahaman dan pengahayatan yang dimiliki, bukan hanya sekedar
pengetahuan akademik
saja. Khsusunya
dalam materi
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di kelas V, materi ini cukup rentan menjadi
Alip Ruzki, 2015 PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA
MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran yang mementingkan pengetahuan kognitif saja, karena umumnya dianggap suatu materi tentang masa lalu yang tidak akan dialami oleh peserta
didik. Sejatinya, peserta didik dapat memahami dan menghayati materi
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia jika proses penyampaian yang dilakukan dapat menarik simpati peserta didik, sehingga peserta didik dengan
sendirinya akan masuk kedalam proses pembelajaran tersebut. Keadaan seperti ini akan membuat peserta didik merasa berkesan. Kesan baik yang dirasakan
peserta didik akan mempermudah proses pemahaman dan penghayatan suatu materi.
Mengacu pada teori belajar Rogers di atas, metode role playing dianggap sebagai metode pembelajaran yang akan membawa peserta didik
dalam suasana belajar yang membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang lain. Dengan karakteristik tersebut, metode
Role Playing akan lebih memudakan peserta didik dalam memahami isi materi
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Selain itu juga metode Role Playing memiliki beberapa keunggulan
yang bisa diperoleh dalam proses belajar mengajar khususnya dalam materi Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, seperti yang diungkapkan dalam
Huda 2013, hlm. 210 yaitu bahwa role playing bisa menjadi pengalaman belajar menyenangkan yang sulit dilupakan, membuat suasana kelas menjadi
lebih dinamis dan antusias, membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri peserta didik, serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan
memungkinkan peserta didik untuk terjun langsung memerankan sesuatu yang akan dibahas dalam proses pembelajaran.
Kondisi di lapangan menunjukkan masih adanya beberapa kenyataan bahwa pembelajaran IPS di SD belum begitu efektif. Hal ini dibuktikan dari
hasil pengamatan peneliti di kelas VA SDN Taktakan 2, yang diawali dengan wawancara kepada guru kelas. Dari hasil wawancara terhadap guru kelas VA
SDN Taktakan 2, diperoleh informasi bahwasanya hasil belajar pada materi Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia belum optimal. Asumsi ini
didukung oleh data lain yang berupa dokumen guru terkait data hasil belajar.
Alip Ruzki, 2015 PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA
MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari data hasil belajar tersebut belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum KKM terutama pada materi Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di
kelas VA SDN Taktakan 2 Kecamatan Taktakan. Data pra siklus menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas VA pada materi Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia hanya mencapai 52,5, sementara berdasarkan data yang diperoleh bahwa kriteria ketuntasan minimum KKM pada mata pelajaran IPS adalah
70. Selain itu juga, untuk menemukan penyebab-penyebab tidak
tercapainya hasil pembelajaran yang tidak memenuhi KKM, dilakukan pengamatan kepada guru saat pembelajaran materi Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia. Setelah dilakukan pengamatan ketika guru mengajar, ada beberapa hal yang menjadi catatan diantaranya bahwa dalam cara mengajar
guru masih cenderung didominasi oleh metode ceramah, dan kurang adanya inovasi-inovasi dalam rancangan pembelajaran.
Berdasarkan analisis permasalahan-permasalahan ketidakefektifan pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, maka dapat diidentifikasi salah satu faktor
yang menjadi penyebab ketidakberhasilan pembelajaran IPS di SDN Taktakan 2 Kecamatan Taktakan, khususnya dalam materi Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia yaitu karena minimnya inovasi desain pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik, hal ini yang mungkin menjadi alasan utama dalam
permasalahan ini yang akhirnya pula melahirkan dampak praktis dalam pelayanan pendidikan, yaitu kurang sesuainya pemilihan metode yang
diterapkan dalam suatu proses belajar-mengajar. Berdasarkan uraian di atas, masalah terkait dianggap cukup penting
untuk ditemukan solusinya, karena hal tersebut berkaitan dengan pencapaian hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran khususnya materi Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia. Jika hal ini tidak segera diatasi, maka pembelajaran IPS di Sekolah Dasar tidak tercapai. Selain itu, peserta didik juga
tidak dapat mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan intelektualnya. Keterampilan sosial dapat menjadikan peserta didik mampu
melakukan sesuatu
yang berhubungan
dengan kepentingan
hidup bermasyarakat, sedangkan keterampilan intelektual dapat menjadikan peserta
Alip Ruzki, 2015 PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA
MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
didik mampu berfikir dengan baik dalam menghadapi permasalahan- permasalahn sosial yang ditemukan.
Salah satu solusi yang dianggap sesuai dalam mengatasi permasalahan hasil belajar peserta didik dapat dilakukan dengan menerapkan metode Role
Playing pada materi Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Peneliti
menganggap metode Role Playing dianggap sangat sesuai dengan materi Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, karena karakteristik Role
Playing yang dapat membawa peserta didik belajar membayangkan dirinya
seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang lain. Dengan karakteristik tersebut, metode Role Playing akan lebih memudakan peserta
didik dalam memahami isi materi Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Oleh karena pertimbangan-pertimbangan di atas, maka peneliti mengajukan judul penelitian ya
itu “PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA
MATERI PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA”.
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian