Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

memiliki kehidupan emosional yang lebih ekstrem dibanding dengan laki- laki, wanita mengalami lebih banyak emosi positif dengan intensitas yang lebih tinggi dibanding dengan pria.Seligman 2005:76 juga menjelaskan bahwa tingkat emosi rata-rata pria dan wanita tidak berbeda namun perempuan lebih bahagia dan lebihsedih dari pada pria. Tingkat kebahagiaan berdasarkan semester didapatkan hasil bahwa mahasiswa semester II yang memiliki tingkat kebahagiaan yang tinggi sebanyak 2 22 mahasiswa, dan tingkat kebahagiaan sedang sebanyak 7 78 mahasiswa. Mahasiswa semester IV yang memiliki tingkat kebahagiaan tinggi sebanyak 5 36mahasiswa sedangkan yang memiliki tingkat kebahagiaan sedang sebanyak 9 64 mahasiswa.Mahasiswa semester VI yang memiliki tingkat kebahagiaan tinggi sebanyak 6 43mahasiswa sedangkan yang memiliki tingkat kebahagiaan sedang sebanyak 8 57 mahasiswa.Mahasiswa semester VIII yang memiliki tingkat kebahagiaan tinggi sebanyak 4 50 mahasiswa dan untuk mahasiswa yang memiliki tingkat kebahagiaan sedang sebanyak 4 50 mahasiswa.Mahasiswa semester X yangmemiliki tingkat kebahagiaan tinggi sebanyak 5 100 mahasiswa.Dari data tersebut terlihat bahwa semakin banyak semester yang ditempuh oleh mahasiswa maka lebih banyak pula tingkat kebahagiaan yang tinggi yang dimiliki mahasiswa. Terlihat jelas peningkatan jumlah tingkat kebahagiaan yang tinggi dari mahasiswa semester II sampai dengan X. 55 Tingkat kebahagiaan berdasarkan usia didapatkan hasil bahwa mahasiswa yang berusia 19 tahun memiliki tingkat kebahagiaan yang tinggi sebanyak 2 22 mahasiswa, dan tingkat kebahagiaan sedang sebanyak 7 78 mahasiswa. Mahasiswa yang berusia 20 tahun memiliki tingkat kebahagiaan tinggi sebanyak 536 mahasiswa sedangkan yang memiliki tingkat kebahagiaan sedang sebanyak 9 64 mahasiswa.Mahasiswa yang berusia 21 tahun memiliki tingkat kebahagiaan tinggi sebanyak 6 43 mahasiswa sedangkan yang memiliki tingkat kebahagiaan sedang sebanyak 8 57.Mahasiswa yang berusia 22 tahun memiliki tingkat kebahagiaan tinggi sebayak 4 50 mahasiswa dan untuk mahasiswa yang memiliki tingkat kebahagiaan sedang sebanyak 4 50 mahasiswa.Mahasiswa yang berusia 23 tahun memiliki tingkat kebahagiaan tinggi sebanyak 5 100 mahasiswa. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa semakin banyak jumlah usia seseorang semakin tua maka maka tingkat kebahagiaan yang dimiliki lebih tinggi pula. Hal ini dijelaskan pula oleh Seligman 2005:74 bahwasannya 35 tahun yang lalu kemudaan dianggap senantiasa mencerminkan kebahagiaan namun kini kemudaan tidak dinilai demikian tingginya, begitu para peneliti menelaah data-data itu secara lebih teliti lenyaplah anggapan bahwa orang muda lebih bahagia. Seligman 2005:74 menyebutkan bahwa sebuah penelitian otoritatif atas 60.000 orang dewasa dari empat puluh bangsa membagi kebahagiaan membagi kebahagiaaan kedalam tiga komponen, yaitu kepuasan hidup, afek menyenangkan dan 56 afek tidak menyenangkan.Kepuasan hidup sedikit lebih meningkat sejalan dengan bertambahnya usia, afek menyenangkan sedikit melemah, dan afek negatif tidak berubah Seligman, 2005:74. Hal yang mengalami perubahan ketika kita menua adalah intensitas emosi kita.Perasaan “mencapai puncak dunia” dan “terpuruk dalam keputusasaan” menjadiberkurang seiring dengan bertambahnya umur dan pengalaman Seligman, 2005:74. Berdasarkan indikator-indikator yang ada pada kebahagiaan yaitu perasaan positif, perasaan negatif dan kepuasan hidup diperoleh hasil bahwa rata-rata pernyataan yang ada pada indikator perasaan positif sesuai dengan keadaan diri mahasiswa, sedangkan pada indikator perasaan negatif pernyataan-pernyataannya tidak sesuai dengan keadaan diri mahasiswa, dan untuk indikator kepuasan hidup pernyataan-pernyataan yang ada sesuai dengan keadaan diri mahasiswa. Hal ini sesuai denga yang diungkapkan Seligman, yaitu selain lingkungan uang, perkawinan, kehidupan sosial,usia, kesehatan, keadaan, iklim, ras, jenis kelamin, dan agama hal lain yang mempengaruhi kebahagiaan adalah kepuasan akan masa lalu Seligman 2005: 80 menyebutkan bahwa emosi tentang masa lalu mulai dari kelegaan, kedamaian, kebanggaan dan kepuasan sampai pada kegetiran yang tak terpendamkan dan kemarahan penuh dendam, sepenuhnya ditentukan oleh pikiran tentang masa lalu. Terdapat tiga cara agar bisa lebih bahagia tentang masa lalu, yang pertama bersifat intelektual dengan membuang ideologi yang mengatakan bahwa masa lalu menentukan masa depan. Kedua dan ketiga bersifat emosional dan keduanya melibatkan perubahan memori secara disengaja. Menambah rasa 57 syukur tentang hal-hal baik pada masa lalu akan memperkuat memori positif, belajar untuk memaafkan kesalahan pada masa lalu mengurangi kepahitan yang membuat kepuasan menjadi mustahil. Selain hal-hal tersebut untuk membuat kita bahagia yaitu kita harus optimis akan masa depan. Dari hasil pertanyaan terbuka yang dilakukan peneliti didapatkan bahwa mahasiswa yang merasa bahagia ada 40 80 mahasiswa dan mahasiswa yang merasa tidak bahagia sebesar 10 20 mahasiswa.Perasaan bahagia pada individu dipengaruhi oleh perasaan dari dalam dirinya sendiri. Mahasiswa yang dalam tahap perkembangannya termasuk dalam kategori remaja akhir dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam perkembangan jiwanya, seperti penerimaan akan pertumbuhan fisik yang dialaminya, penyesuaian diri terhadap perkembangan psikis, peran social, peran seksual, perkembangan moral dan religi serta pengendalian emosi, prasangka serta perasaan rendah diri yang dialaminya. Hal-hal yang membuat mahasiswa bahagia ada berbagai hal yang disebutkan mahasiswa jawaban paling tinggi yaitu berkumpul dengan teman sebanyak 16 32 mahasiswa.Kemudian jawabanpaling rendah yatiu uang sebanyak 1 2 mahasiswa.Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa uang bukanlah hal paling utama untuk membuat seseorang bahagia terutama bagi mahasiswa namun banyak hal-hal lain yang membuat seseorang bahagia.Kebahagiaan merupakan konsep yang subyektif karena setiap individu memiliki tolak ukur yang berbeda-beda.Setiap individu juga memiliki faktor yang berbeda sehingga bisa mendatangkan 58 kebahagiaan untuknya. Menurut Seligman 2005: 65 faktor-faktor yang mempengaruhi kebahagiaan itu antara lain uang, status pernikahan, kehidupan sosial, usia, kesehatan, emosi negatif, pendidikan, iklim, ras, dan jenis kelamin, serta agama.

D. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari adanya kelemahan dan keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian. Beberapa keterbatasan yang dihadapi peneliti selama pelaksanaan penelitian yaitu: 1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitin ini adalah 10 dari jumlah populasi merupakan jumlah minimal yang bisa digunakan dalam sebuah penelitian sehingga hasilnya kurang maksimal. 2. Penelitian ini hanya dilakukan pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling sehingga penelitian ini belum bisa sebagai dasar penggambaran kebahagiaan pada mahasiswa pada umumnya. 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian tentang tingkat kebahagiaan pada mahasiswa Bimbingan dan Konseling dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Tingkat kebahagiaan yang dimiliki mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Yogyakarta dari 50 mahasiswa adalahtingkat kebahagiaan yang tinggi sebanyak 22 44 mahasiswa dan yang mempunyai tingkat kebahagiaan sedang sebanyak 28 56 mahasiswa. 2. Tingkat kebahagiaan berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui bahwa dari 6 mahasiswa laki-lakididapatkan hasilsebanyak 2 33 laki-laki memiliki tingkat kebahagiaan yang tinggi sedangkan 4 67 laki-laki tingkat kebahagiaannya sedang. Mahasiswa perempuan dari jumlah 44 mahasiswa, sebanyak 20 42 mahasiswa perempuan memiliki tingkat kebahagiaan tinggi sedangkan 24 58 mahasiswa perempuan memiliki tingkat kebahagiaan sedang. 3. Tingkat kebahagiaan berdasarkan semester dapat diketahui bahwa mahasiswa semester II yang memiliki tingkat kebahagiaan yang tinggi sebanyak 2 22 mahasiswa, dan tingkat kebahagiaan sedang sebanyak 7 68 mahasiswa. Mahasiswa semester IV yang memiliki 60