Hal-hal yang Mempengaruhi Kebahagiaan
c. Kehidupan Sosial Penelitian yang dilakukan oleh Seligman dan Ed Diener
menemukan bahwa semua orang yang termasuk dalam 10 orang yang paling bahagia sedang terlibat dalam hubungan yang
romantis.Orang yang sangat bahagia jauh berbeda dengan orang rata- rata dan orang yang tidak bahagia, yaitu mereka menjalani kehidupan
sosial yang kaya dan memuaskan.Orang-orang yang sangat bahagia paling sedikit menghabiskan waktu sendirian dan kebanyakan dari
mereka bersosialisasi. d. Emosi Negatif
Hanya terdapat sedikit korelasi negatif antara emosi positif dan emosi negatif.Ini berarti, jika memiliki banyak emosi negatif,
seseorang mungkin memiliki lebih sedikit emosi positif dibandingkan rata-rata.Meski demikian, tidak berarti tercampak dari kehidupan riang
gembira.Demikian pula meski seseorang lebih banyak memiliki emosi positif, tidak berarti Anda sangat terlindungi dari kepedihan.
e. Usia Sebuah penelitian otoritatif atas 60.000 orang dewasa dari empat
puluh bangsa membagi kebahagiaan kedalam 3 komponen : kepuasan hidup, afek menyenangkan, dan afek tidak menyenangkan. Kepuasan
hidup sedikit meningkat sejalan dengan bertambahnya usia, afek menyenangkan sedikit melemah dan afek negatif tidak berubah.
Perubahan ketika menua adalah intensitas emosi.Perasaan “mencapai
17
puncak dunia” dan “terpuruk dalam keputusasaan” menjadi berkurang seiring dengan bertambahnya umur dan pengalaman.
f. Kesehatan Pastilah bahwa kesehatan merupakan kunci menuju kebahagiaan,
karena kesehatan yang bagus biasanya dinilai sebagai segi terpenting dalam kehidupan manusia.Namun ternyata kesehatan objektif yang
baik tidak begitu berkaitan dengan kebahagiaan, yang penting adalah persepsi subjektif terhadap kesehatan. Mereka yang memiliki lima atau
lebih masalah kesehatan, kebahagiaan mereka berkurang seiring dengan berjalannya waktu, masalah ringan dalam kesehatan tidak
lantas menyebabkan ketidakbahagiaan tetapi sakit yang parah memang menyebabkannya.
g. Pendidikan, Iklin, Ras dan Jenis Kelamin Keempat hal tersebut kurang berpengaruh terhadap
kebahagiaan.Pendidikan meskipun merupakan sarana untuk mencapai penghasilan yang lebih tinggi, namun bukan sarana menuju
kebahagiaan yang lebih besar, kecuali hanya sedikit, dan hanya terjadi di kalangan mereka yang berpenghasilan rendah.
h. Agama Relevansi yang paling langsung tampak pada fakta bahwa data
survey secara konsisten menunjukkan bahwa orang-orang yang religious lebih bahagia dan lebih puas dengan kehidupan daripada
orang yang tidak religius. Terdapat korelasi yang lebih mendasar, agama mengisi manusia dengan harapan akan masa depan dan
menciptakan makna dalam hidup sehingga tercapai kebahagiaan.
18
Selain lingkungan hal lain yang mempengaruhi kebahagiaan adalah kepuasan akan masa lalu Seligman 2005: 80 menyebutkan bahwa emosi
tentang masa lalu mulai dari kelegaan, kedamaian, kebanggaan dan kepuasan sampai pada kegetiran yang tak terpendamkan dan kemarahan
penuh dendam, sepenuhnya ditentukan oleh pikiran tentang masa lalu. Terdapat tiga cara agar bisa lebih bahagia tentang masa lalu, yang pertama
bersifat intelektual dengan membuang ideologi yang mengatakan bahwa masa lalu menentukan masa depan. Kedua dan ketiga bersifat emosional
dan keduanya melibatkan perubahan memori secara disengaja. Menambah rasa syukur tentang hal-hal baik pada masa lalu akan memperkuat memori
positif, belajar untuk memaafkan kesalahan pada masa lalu mengurangi kepahitan yang membuat kepuasan menjadi mustahil. Selain hal-hal
tersebut untuk membuat kita bahagia yaitu kita harus optimis akan masa depan.