Bidang Bahan Bakar 3.4.2. Inovasi dan Layanan

LAKIP TIEM TAHUN 2015 Bab III 2 -1

3.4.1. Bidang Bahan Bakar 3.4.2. Inovasi dan Layanan

Teknologi Perencanaan Energi dan Optimalisasi Sistem Energi Nasional Capaian sasaran strategis dari Inovasi dan Layanan Teknologi Perencanaan Energi dan Optimalisasi Sistem Energi Nasional berupa: 1 Rekomendasi Buku Outlook Energi Indonesia 2015  Rekomendasi Buku Outlook Energi Indonesia 2015 A. Kegiatan A.1. Uraian Kegiatan Buku Outlook Energi Indonesia 2015 BPPT-OEI 2015 mempunyai tema “Pengembangan Energi untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan” bertujuan untuk memberikan gambaran tentang permasalahan energi saat ini, proyeksi kebutuhan dan pasokan energi, dan emisi gas rumah kaca GRK yang terjadi dalam kurun waktu 2013-2050. Energi mempunyai peranan penting dalam mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan. Untuk itu, pengelolaan energi yang komprehensif menjadi kata kunci dalam mencapai pemanfaatan energi yang berkesinambungan, mulai dari sisi penyediaan, pemanfaatan, dan pengusahaannya agar terencana, rasional, optimal , dan berkelanjutan. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan upaya agar Indonesia terlepas dari perangkap negara berpendapatan menengah atau “middle income trap” dan upaya mitigasi GRK melalui pemanfaatan energi terbarukan dan penggunaan teknologi efisien. Masalah middle income trap sering dihadapi oleh negara berkembang untuk meningkatkan pendapatan per kapita dari negara berpendapatan menengah menjadi negara dengan pendapatan tinggi. Menurut World Bank batas antara negara berpenghasilan menengah dan tinggi adalah 12,616 USD per kapita. Masalah mitigasi GRK adalah bagaimana memanfaatkan energi terbarukan dan teknologi efisien yang tidak berdampak terhadap peningkatan biaya energi. Sehubungan dengan kondisi dan permasalahan tersebut, dalam Buku BPPT-OEI 2015 membahas 1 satu Skenario Pembangunan Berkelanjutan dan 1 satu Kasus Baseline Emisi GRK. Kasus Baseline merupakan kasus LAKIP TIEM TAHUN 2015 Bab III 2 -2 tidak adanya tambahan pemanfaatan energi terbarukan, teknologi efisien, danatau program yang menurunkan emisi GRK mulai tahun 2014 s.d. 2050. Pada Skenario Pembangunan Berkelanjutan, kebutuhan energi termasuk biomasa meningkat dari 1.151 juta SBM Setara Barel Minyak pada tahun 2013 menjadi 1.988 juta SBM pada tahun 2025 dan meningkat menjadi 6.401 juta SBM pada tahun 2050 dengan laju pertumbuhan 4,75 per tahun. Pada Skenario Pembangunan Berkelanjutan, sektor industri merupakan konsumen energi komersial dengan biomasa terbesar yang pangsanya naik dari 37 2013 menjadi 52 2050. Sektor transportasi sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi menjadi konsumen energi terbesar kedua dengan pangsa 28 2013 menjadi 29 2050. Kemudian disusul oleh Sektor Rumah Tangga, Sektor Komersial, dan Sektor Lainnya dengan pangsa pada tahun 2050 masing-masing sebesar 9, 6, dan 4. Peningkatan pangsa kebutuhan energi Sektor Industri dalam rangka mendukung peningkatan GDP untuk menyongsong Indonesia sebagai negara industri. Namun demikian, Indonesia belum bisa lepas dari pemanfaatan bahan bakar minyak BBM karena BBM masih tetap menjadi jenis energi utama dalam memenuhi kebutuhan energi final dengan pangsa 35 pada tahun 2013 dan 38 pada tahun 2050. Beruntung bahwa subsidi BBM pada tahun 2015 hanya berlaku untuk minyak solar untuk transportasi darat sebesar Rp.1.000liter dan minyak tanah untuk memasak di rumah tangga wilayah yang belum tersentuh program substitusi minyak tanah dengan LPG. Penurunan pangsa BBM diikuti oleh peningkatan pangsa batubara 22, gas bumi 15, listrik 19, BBN 2, dan sisanya berupa biomassa. Total penyediaan energi primer untuk memenuhi kebutuhan energi Skenario Pembangunan Berkelanjutan meningkat hampir 8 kali lipat tanpa kayu bakar dengan laju pertumbuhan rata-rata 5,7 per tahun, dari 1.179 juta SBM 2013 menjadi 9.281 juta SBM 2050. Pada tahun 2050, bauran energi primer pada tahun 2050 didominasi oleh batubara 45,5, disusul oleh minyak bumiBBM 27,7, gas bumi 15,1, dan EBT 11,7. LAKIP TIEM TAHUN 2015 Bab III 2 -3 Kondisi tersebut menyebabkan total produksi energi dalam negeri fosil dan EBT pada tahun 2031 sudah tidak mampu lagi memenuhi konsumsi domestik sehingga Indonesia akan menjadi negara “net importir energi”. Selain itu, Indonesia akan menjadi negara “net importir gas” pada tahun 2026. Ketergantungan impor energi yang tinggi dapat membahayakan ketahanan energi nasional. Oleh karena itu, upaya-upaya diversifikasi energi, pembangunan infrastruktur energi termasuk kilang, maupun investasi untuk eksplorasi dan eksploitasi mutlak diperlukan. Selain itu, kebijakan ekspor gas dan batubara perlu ditinjau ulang dalam rangka mengamankan pasokan energi domestik di kemudian hari. Penyediaan energi primer tersebut menghasilkan emisi GRK sebesar 3.984 juta ton CO 2 e atau menurunkan emisi GRK sebanyak 544 juta ton CO 2 e terhadap emisi baseline. Emisi GRK Skenario Pembangunan Berkelanjutan menghasilkan emisi GRK per kapita dari 2,16 ton CO 2 e pada tahun 2013 meningkat menjadi 12,13 ton CO 2 ekapita pada tahun 2050. Peningkatan emisi GRK per kapita karena Indonesia sebagai negara berkembang masih memerlukan banyak energi sampai kebutuhan energi mencapai titik jenuh. DI sisi lain, emisi GRK per PDB mengalami penurunan dari 13,68 ton CO 2 emiliar rupiah pada tahun 2013 menjadi 8,65 ton CO 2 emiliar rupiah pada tahun 2050. Penurunan ini mencerminkan pemanfaatan energi yang efisien dan bertambahnya penggunaan energi terbarukan. LAKIP TIEM TAHUN 2015 Bab III 2 -4 Gambar 3.1. Seminar dan Peluncuran Buku Outlook Energi Indonesia 2015 A.2. Tabel Ringkasan Tabel 3.2. Ringkasan Target IKU Buku Outlook Energi Indonesia 2015 Sasaran Strategis : Terlaksananya pengkajian dan penerapan teknologi pengembangan sumber daya energi untuk meningkatkan pelayanan publik Indikator Kinerja Utama IKU: Jumlah Rekomendasi Pengembangan Energi Jangka Pendek, Menengah dan Panjang Target: 1 satu Buku Outlook Energi Indonesia 2015 BPPT-OEI 2015 Penjelasan Target IKU : Rekomendasi bagi pemangku kepentingan di bidang energi untuk menanfaatkan Buku Outlook Energi Indonesia 2015 sebagai referensi maupun acuan dalam membuat perencanaan, kebijakan maupun studi lebih lanjut ProgramKegiatan Capaian Kerja Outcome Bukti Pendukung PPT Pengembangan Sumber Daya Energi - Analisiskebutuhan dan penyediaan energi - Analisis energi untuk pembangunan berkelanjutan - Manajemen, evaluasi dan monitoring - Menghasilkan referensi terkini tentang strategi penyediaan dan permintaan energi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. - Buku Outlook Energi Indonesia 2015 - Akses on-line website BPPT untuk s oftcopy Buku OEI 2015

B. Capaian Kinerja Organisasi

Indikator Kinerja Utama: Jumlah Rekomendasi Pengembangan Energi Jangka Pendek, Menengah dan Panjang. Pemenuhan kriteria indikator kinerja untuk IKU tersebut di atas adalah sebagai berikut : Tabel 3.3. Kriteria Indikator Kinerja Outlook Energi Indonesia 2015 Kriteria Penjelasan Spesifik Pengembangan Energi untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan Dapat diukur Buku Outlook Energi Indonesia 2015 Dapat dicapai Peluncuran dan Seminar Outlook Energi Indonesia 2015 diselenggarakan di BPPT pada tanggal 3 November 2015 Relevan Mendukung tercapainya Kebijakan Energi Nasional jangka panjang melalui strategi pengelolaan energi yang optimal Kurun waktu Rekomendasi terkait dengan pengelolaan energi untuk jangka pendek, menengah dan panjang yang dapat digunakan sebagai masukan bagi pemangku kepentingan LAKIP TIEM TAHUN 2015 Bab III 2 -5 1 Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun ini Tabel 3.4. Prosentase Capaian Kinerja Outlook Energi Indonesia 2015 Indikator Kinerja Target Realisasi Program Kegiatan Keterangan Jumlah Rekomendasi Pengembangan Energi Jangka Pendek, Menengah dan Panjang. 1 1 100 PPT Pengem- bangan Sumber Daya Energi 1 Buku Outlook Energi Indonesia 2015 2 Peningkatan capaian kinerja outcome Salah satu outcome dari penerbitan Buku Outllok Energi Indonesia 2015 ini adalah dijadikannya buku ini sebagai salah satu referensi penting bagi para pengambil kebijakan dan praktisi energi. Buku ini tersedia on-line di web site bppt.go.id dan sudah banyak diunduh oleh berbagai institusi. Disamping itu berita seminar dan peluncuran Buku OEI 2015 langsung dimuat di berbagai media cetak dan elektronik. Gambar 3.2. Peningkatan Capaian Kinerja Buku Outlook Energi Indonesia 2015 2011 2012 2013 2014 Buku OEI 2013 Buku OEI 2015 Buku OEI 2011 Buku OEI 2012 Buku OEI 2013 Target Akhir: Mendukung Tercapainya Kebijakan Energi Nasional Jangka Panjang melalui Strategi Pengelolaan Energi yang Optimal Mendukung Program Substitusi BBM Mendukung Pembangunan Berkelanjutan Deseminasi di Website BPPT Peluncuran Buku LAKIP TIEM TAHUN 2015 Bab III 2 -6 Buku BPPT-OEI yang diterbitkan BPPT ini dapat menjadi acuan dan referensi utama bagi para pengguna di antaranya adalah Dewan Perwakilan Rakyat DPR, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMNBUMD serta para pemangku kepentingan di sektor energi. Beberapa institusi luar negeri telah memanfaatkan buku ini seperti Arthur D. Little Asia Pte, Ltd. Singapura untuk studi “MidLong-Term Global Forecast for the Auto IndustryPowertrain Mix” dan TNO Netherlands untuk studi “Low Carbon Modelling Initiative”.

C. Realisasi Anggaran

 Pagu awal: Rp. 370.000.000  Pagu akhir: Rp. 370.000.000  Realisasi penggunaan anggaran: Rp. 355.098.200 96,0 LAKIP TIEM TAHUN 2015 Bab III 2 -7

3.2.3.2 Pengkajian Penerapan Teknologi Biodiesel untuk subtitusi BBM

Bahan bakar nabati sebagai sumber energi yang dapat diperbaharui merupakan salah satu solusi bahan bakar untuk substitusi bahan bakar minyak yang ditargetkan oleh pemerintah di tahun 2020 pemanfaatannya mencapai 20 dalam bahan bakar campuran minyak solar Biosolar secara nasional. Dengan potensi sumberdaya hayati yang ada di Indonesia khususnya minyak kelapa sawit, biodiesel sebagai bahan bakar nabati mempunyai prospek yang cukup baik di masa datang. Salah satu permasalahan biodiesel di Indonesia adalah harga pokok produksi biodiesel yang relatif tinggi sehingga harga jualnya masih di atas harga bahan bakar minyak diesel. Harga pokok produksi biodiesel didominasi oleh harga bahan baku, dan harga biodiesel di pasaran yang belum mencapai harga jual yang ekonomis. Sehingga permasalahan tersebut perlu diantisipasi dengan mengembangkan teknologi yang mampu mengolah bahan baku minyak nabati dengan kandungan asam lemak bebas yang relatif tinggi sehingga mampu mengurangi biaya bahan baku. Selain itu, teknologi yang dikembangkan dapat menghasilkan biaya produksi biodiesel yang relatif rendah. Untuk menjadikan potensi yang ada ini menjadi peluang dan kenyataan, upaya pengembangan teknologi produksi biodiesel non katalitik dilakukan guna mengantisipasi permasalahan tingginya biaya produksi biodiesel dan penggunaan bahan baku minyak nabati yang mengandung asam lemak bebas yang tinggi. Pada tahun 2014 telah dicapai pengembangan teknologi produksi biodiesel dengan sistem pencucian kering dry washing. Kegiatan ini diteruskan dengan pengembangan proses produksi biodiesel secara non katalitik, dimana pada tahun 2015 telah dilakukan optimasi proses produksi di laboratorium untuk menetapkan kondisi proses yang optimum. Di tahun selanjutnya, akan dilakukan kegiatan DED dan pembuatan prototipe produksi biodiesel non katalitik sehingga pada akhirnya ditargetkan melakukan pilot project produksi biodiesel non katalitik pada skala produksi 10 ton per hari. Diharapkan hasil kegiatan ini dapat diaplikasikan oleh industri kelapa sawit maupun industri LAKIP TIEM TAHUN 2015 Bab III 2 -8 swasta sehingga pemanfaatan biodiesel dapat mensubstitusi dan mengurangi konsumsi bahan bakar minyak solar. Dampak dari meluasnya penerapan konsep pabrik biodiesel dengan teknologi produksi biodiesel non katalitik dapat memberikan solusi terhadap permasalahan kebutuhan bahan bakar minyak untuk memenuhi kebutuhan lokal. Capaian Kinerja Organisasi Pengukuran Kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis BPPT 2015-2019 dalam rangka mewujudkan visi instansi pemerintah. Proses ini dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap target Kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan BPPT dalam pencapaian tujuan dan sasaran strategis. Pengukuran Kinerja adalah kegiatan manajemen khususnya membandingkan tingkat Kinerja yang dicapai dengan standar, rencana atau target dengan menggunakan indikator Kinerja yang telah ditetapkan Pasal 1 butir 2, Permen PAN No. 09 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah. Dalam penepatan indikator kinerja tingkat Lembaga sampai Unit Kinerja Satuan Kerja, BPPT selalu berupaya memenuhi kriteria : 1. Spesifik : Sifat dan tingkat Kinerja dapat didentifikasi dengan jelas; 2. Dapat diukur : Target Kinerja dinyatakan dengan jelas dan terukur baik bagi indikator yang dinyatakan dalam bentuk kuantitas, kualitas dan biaya ; 3. Dapat dicapai : Target Kinerja dapat dicapai terkait dengan kapasitas dan sumber daya yang ada ; 4. Relevan : Mencerminkan keterkaitan relevansi antara target output dalam rangka mencapai target outcome yang ditetapkan, serta LAKIP TIEM TAHUN 2015 Bab III 2 -9 x 100 antara target outcome dalam rangka mencapai target Impciyang diterapkan ; dan 5. Kurun Waktu : Waktuperiode pencapaian Kinerja diterapkan . Pemenuhan kriteria indikator kinerja untuk IKU tresebut diatas adalah sebagai berikut : Kriteria Penjelasan Spesifik Pabrik biodiesel dengan teknologi dry washing di Pangkalan Bun Dapat diukur Keunggulan dari pabrik biodiesel ini adalah ukuran lebih kecil, lebih mudah perngoperasiannya, murah biaya operasinyaa dan ramah lingkungan karena tidak ada limbah yang dihasilkan. Dapat dicapai Pabrik telah beroperasi kontinu lebih dari 1,5 tahun untuk mensuplai kebutuhan bahan bakar untuk operasional kendaraan dan generator. Relevan Mengurangi biaya bahan bakar solar dan mengurangi polusi udara dengan menggunakan biodiesel Kurun waktu Pabrik biodiesel ini dimulai dari modifikasi plant tahun 2012 dan telah selesai dikerjakan hingga proses pelatihan dan monitoring Pengukuran kinerja yang dilakukan BRDST adalah pengukuran pencapaian sasaran, dimana tingkat rencana target merupakan tingkat pencapaian target dari masing-masing indikator sasaran yang telah ditetapkan sebagaimana dinyatakan dalam penetapan kinerja. Sedangkan cara pengukuran kinerja sasaran dilakukan dengan menghitung nilai prosentase pencapaian tingkat rencana target dari masing-masing indikator sasaran Lampiran Surat Keputusan Kepala LAN No.239 Tahun 2003. 1 Perbandingan antara target dengan realisasi kinerja tahun ini : x 100 LAKIP TIEM TAHUN 2015 Bab III 2 -10 Indikator Kinerja Target Realisasi Program Kegiatan Mitra Jumlah industri yang memanfaatkan hasil pelayanan teknologi biodiesel 2 2 100  Pekerjaan penyiapan dan Uji coba penggunaan bahan bakar blending B0, B10 dan B20 PT. General Motor Indonesia  Production and Analysis of B20 for HINO Engine Testing PT HINO Motors Manufactur ing Indonesia 2 Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir. Apabila dibandingkan dengan kondisi beberapa tahun terakhir, dapat disampaikan bahwa realisasi dan capaian kinerja adalah baik dan dapat dipertahankan. Data Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP BRDST Tahun 2015 menunjukkan hasil yang baik seperti yang disampaikan dalam data-data sebagai berikut. 1. Capaian sasaran strategis 1 : Peningkatan Rasio Resources Sharing Kemitraan penyelenggaraan Pelayanan Teknologi. Prosentase Pencapaian Sasaran Strategis 1 = 50 100 70 35  x Kurang Menurut Permenkeu Nomor 249PMK.022011 dikatakan bahwa bila nilai kinerja mempunyai range antara 50 NK ≤ 60 dikategorikan kurang . Pencapaian Sasaran Strategis 1 sebesar 50 termasuk kategori kurang. Nilai realisasi sebesar 35,00 didapatkan dari Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi Rekayasa Disain dan Sistem Teknologi dengan focus pada output kegiatan: Pelayanan Jasa Teknologi Rekayasa Disain dan Sistem Teknologi PNBP LAKIP TIEM TAHUN 2015 Bab III 2 -11 2. Capaian sasaran strategis 2 yaitu Peningkatan hasil layanan teknologi yang diaplikasikan di Industri dan Masyarakat. Pilot Project Capaian Layanan Pilot project = 100 100 2 2  x Sangat Baik Contoh Layanan pilot project adalah terlaksanya kegiatan percontohan yang dirancang sebagai pengujian atau percobaan penggunaan B20 pada mesin mobil kepada PT HINO Motors Manufacturing Indonesia dan penyiapan bahan bakar blending B0, B10 dan B20 kepada PT. General Motor Indonesia. 3. Capaian sasaran strategis 3 yaitu Peningkatan jumlah mitra pengguna indutsri dan instansi pemerintah. Pada tahun 2015 ini Satker BRDST telah bekerjasama dengan BPPT Enjiniring dan Kementerian ESDM dalam pengembangan bahan bakar nabati. 3 Perbandingan realisasi kinerja sampai tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis 4. Analisis penyebab keberhasilankegagalan atau peningkatanpenurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan - BPPT memiliki SDM yang kompeten dalam bidang teknologi proses produksi biodiesel. Pengalaman dalam mendesign, menjalankan dan memberikan solusi teknologi terkait dengan pabrik biodiesel yang telah banyak dilakukan, hal ini sangat membantu dan berperan dalam kesuksesan mengimplementasikan inovasi teknologi produksi biodiesel. - BPPT memiliki teknologi, peralatan dan perangkat lunak yang mendukung pengembangan teknologi proses produksi dan perancangan pabrik yang efisien LAKIP TIEM TAHUN 2015 Bab III 2 -12 - Dukungan dari mitra kerja yang baik dalam membantu kelancaran pekerjaan. 5. Analisis atas efesiensi penggunaan sumber daya - Analisis efisiensi penggunaan sumber daya manusia : Dalam menjalankan kegiatan layanan teknologi, peran koordinator sangat penting dalam mengatur dan mengalokasikan SDM sesuai dengan tugas dan kompetensinya. Pengaturan SDM ini juga diselaraskan dengan lingkup dan tahapan-tahapan pekerjaan, karena dalam pekerjaan rancangbangun memerlukan koordinasi yang baik antar tim, agar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jadual dengan efisien, tanpa ada banyak pekerjaan- pekerjaan pengulangan atau pekerjaan perbaikanrevisi. - Analisis efisiensi penggunaan sumber daya keuangan : Pengaturan yang baik dalam manajemen kegiatan, akan memberikan pengaruh yang baik dalam efisiensi penggunaan anggaran. Khususnya untuk pekerjaan - pekerjaan di lapangan, setiap tahapan pekerjaan dan target tahapan pekerjaan yang ingin dicapai dikoordinasikan dengan baik antar tim dan juga mitra kerja. Dengan demikian dapat dihindari pekerjaan perbaikanrevisi yang dapat mengakibatkan meningkatnya biaya yang harus dikeluarkan. - Analisis efisiensi penggunaan sumber daya laboratorium dan peralatan : Pekerjaan membuat rancangbangun pabrik biodiesel, memerlukan dukungan peralatan dan bahan laboratorium dalam menganalisa proses yang akan digunakan dalam pabrik. Pekerjaan analisa selalu dipersiapkan agar pelaksanaan eksperimen maupun analisa laboratorium dapat dilakukan secara efisien, dengan demikian penggunaan bahan-bahan kimia dapat digunakan seefektif mungkin. LAKIP TIEM TAHUN 2015 Bab III 2 -38 Peningkatan Capaian Kinerja Outcome Menuju Target Akhir Sesuai Dokumen Renstra Target Akhir : Melakukan Inovasi dan Layanan Teknologi Produksi Biodiesel Non Katalitik untuk Substitusi Bahan Bakar Minyak Solar Target Akhir : Melakukan Inovasi dan Layanan Teknologi Produksi Biodiesel Non Katalitik untuk Substitusi Bahan Bakar Minyak Solar 2015 2018 2019 2017 2016 1 Pilot Project Produksi Biodiesel Kapasitas 10 tonhari  1 Rekomendasi Aplikasi Teknologi Produksi Biodiesel Non Katalitik 2015 2018 2019 2017 2016 LAKIP TIEM TAHUN 2015 Bab III 2 -39 Berikut ini disajikan rekapitulasi atas pengukuran kinerja tingkat satuan kerja.  1 Optimasi Produksi Biodiesel Kapasitas 1 tonhari  1 DED Prototipe Produksi Biodiesel via Dry Washing kapasitas 7.500 literhari  1 Optimasi skala laboratorium produksi biodiesel non katalitik  1 Produk Resin untuk Proses Dry Washing dalam Produksi Biodiesel  1 DED dan 1 Prototipe Produksi Biodiesel Kapasitas 1 tonhari LAKIP TIEM TAHUN 2015 Bab III 2 -40 Tabel 3.1. REKAPITULASI PENGUKURAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA Satuan Kerja : Balai Rekayasa Disain dan Sistem Teknologi Tahun Anggaran : 2015 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisas i Program Anggaran Rp Pagu Realisasi PROGRAM PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 081.01.06 3.966.265.000 2.940.630.18 4 74,00 KEGIATAN PPT. REKAYASA DISAIN DAN SISTEM TEKNOOLOGI 631076 3.966.265.000 2.940.630.184 74,00 1. Terlaksananya rekomendasi penerapan teknologi yang dimanfaatkan untuk meningkatkan daya saing industri dan atau pelayanan publik instansi pemerintah Jumlah Rekomendasi desain pabrik biodiesel dengan proses yang lebih optimum, sederhana dan dengan produk biodiesel yang berkualitas 1 Buah 1 Buah PPT 1.868.830.000 1.839.302.053 98,00 Jumlah Rekomendasi Desain Pre Treatment PLTU Biomasa 1 Buah 1 Buah PPT 630.594.000 585.726.058 92.00 2. Terlaksananya pelayanan inovasi, difusi dan pengembangan kapasitas serta alih teknologi untuk meningkatkan daya saing industri dan atau pelayanan publik instansi pemerintah Jumlah Layanan Jasa Teknologi Rekayasa Desain dan Sistem Teknologi 2 Layanan 2 Layanan PPT 1.466.841.000 515.602.073 35.00 LAKIP TIEM 2014 BAB III - 41

3.4.4. Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Sasaran Strategis 1