LAKIP TIEM TAHUN 2015 Bab I -10
Untuk peningkatan pemanfaatan energi terbarukan BPPT khususnya kedeputian TIEM menyiapkan taman Tekno energi terbarukan yang bisa
dipakai dalam rangka pengembangan dan juga sarana untuk melakukan difusi teknologi.
1.5.2 Bidang Teknologi Energi Bahan bakar
Di sektor energi, penyediaan bahan bakar transportasi dan industri serta penyediaan tenaga listrik menjadi isu penting. Untuk itu penyediaan teknologi
bahan bakar dan kelistrikan yang efisien, handal dan ramah lingkungan menjadi sebuah kebutuhan dalam rangka meningkatkan daya saing industri
dan kemandirian nasional. Bahan Bakar Minyak BBM memegang peranan yang sangat penting dalam
pemenuhan kebutuhan energi domestik yang selalu meningkat setiap tahunnya. Konsumsi total BBM nasional masih dominan yaitu sekitar 50 dari
total bauran energi energi mix, kebutuhan minyak solar di dalam negeri mencapai 30 juta KL. Sekitar 50 dari kebutuhan solar tersebut masih
diimpor. Konsumsi BBM Indonesia yang terus meningkat juga berarti akan meningkatkan impor BBM Indonesia. Untuk itu perlu dilakukan bkonservasi
dan diversifikasi energi diantaranya dengan melakukan upaya pengembangan industri dan penggunaan energi alternatif seperti seperti Bahan Bakar Nabati
BBN seperti biodiesel. Pengembangan biodiesel sebagai energi alternatif pengganti BBM akan sangat
membantu dalam mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi khususnya solar di Indonesia. Melihat potensi atau kebutuhan domestik yang
cukup besar dan pangsa pasar dunia yang juga sangat besar, maka pengembangan
industri biodiesel
di Indonesia
sangat potensial.
Pengembangan biodiesel merupakan bagian dalam rencana energi mix tahun 2025.
Pemerintah telah
mengeluarkan perangkat
kebijakan untuk
pengembangan biofuel seperti Perpres No.5 tahun 2006 mengenai kebijakan
LAKIP TIEM TAHUN 2015 Bab I -11
energi nasional dan Inpres No 1 tahun 2006 dalam rangka percepatan penyediaan dan pemanfaatan sumber energi alternatif ini.
1.5.4 Bidang Teknologi Informatika dan Komunikasi
Perekonomian dunia saat ini sedang mengarah pada digital ekonomi dimana teknologi informasi dan komunikasi akan banyak berperan dalam business dan
pemerintahan baik sebagai “enabler” model bisnis baru maupun sebagai “tools” dalam meningkatkan efisiensi. Indonesia terus mempersiapkan diri
baik dari sisi suprastruktur peraturan dengan UU 112008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, sisi infrastruktur dengan Perpres 962014 tentang
Rencana Pitalebar Indonesia, sisi infostruktur berbagai aplikasi e-government dan e-business serta sisi SDM.
Implementasi TIK dalam pemerintahan diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pelaksanaan proses bisnis pemerintahan dan meningkatkan kualitas
layanan pemerintah kepada masyarakatnya. Implementasi e-pemerintahan menjadi tantangan tersendiri dengan begitu banyaknya layanan masyarakat
yang harus disediakan oleh berbagai institusi pemerintahan. Dalam UU 232006 yang diperbaharui dng UU 242013 disebutkan bahwa pelayanan
publik harus menggunakan Nomor Identitas Kependudukan NIK yang dikelola oleh Kementrian Dalam Negeri. Sehingga dalam penjelasan Undang-
undang tersebut pada pasal 64 ayat 6 disebutkan bahwa KTP-El yang didalamnya tertera NIK seorang penduduk akan ditingkatkan secara bertahap
menjadi KTP-El multi-guna. Untuk mempersiapkan penggunaan KTP-El multi-guna inilah maka Kedeputian
TIEM – BPPT melaksanakan Program Pengkajian dan Penerapan Teknologi
yang meliputi beberapa aspek secara horisontal maupun vertikal. Secara horisontal, kajian dilakukan harus meliputi masalah keamanan
informasi, kajian ketunggalan seseorang melalui teknologi biometrik, kajian
LAKIP TIEM TAHUN 2015 Bab I -12
pertukaran data antar instansi pemerintah, kajian teknologi komputasi awan, sedangkan secara vertikal kajian dilakukan sesuai dengan kaidah
perekayasaan pemanfaatan KTP-El multiguna di berbagai bidang seperti demokrasi e-Pemilu, kesehatan e-health, pendidikan kartu Indonesia
Pintar. Tahapan perekayasaan tersebut meliputi, pendefinisian ruang lingkup, Design-Requirement and Objective DrnO, pembuatan prototipe,
proof of concept , pembuatan pilot model, uji coba dalam lingkungan sebenarnya,
pembuatan rekomendasi untuk kementrian teknis dan alih-teknologi pada industri nasional.
Kegiatan – kegiatan ini dilaksanakan bersama para stake-holder institusi
pemerintah seperti kementrian teknis, lembaga pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan industri nasional.
1.5.5 Bidang Teknologi Material